TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dicek Presiden Harganya Masih Naik

Urusan Beras Belum Beres

Oleh: Farhan
Selasa, 31 Oktober 2023 | 09:21 WIB
Foto : Setpres
Foto : Setpres

JAKARTA -  Di tengah isu politik yang panas, Presiden Jokowi masih menyempatkan diri untuk mengecek harga beras. Hasilnya, harga beras ternyata masih melambung tinggi. Eks Gubernur DKI Jakarta itu meminta kepala daerah rajin mengecek ke lapangan. Urusan beras masih belum beres.

Soal harga beras ini disampaikan Jokowi saat mengumpulkan penjabat kepala daerah di Istana Negara, Senin (30/10/2023).

Menurut Jokowi, ada tujuh provinsi produksi beras terdampak el nino. Akibatnya, produksi beras di wilayah tersebut turun. Hal inilah yang mengerek harga beras nasional.

“Ini yang harus semuanya waspada. Dan, tidak menganggap situasi ini biasa-biasa saja. Saya cek terakhir beras sudah naik 19,8 persen year to date (ytd) atau 2,5 persen month to date (mtd). Hati-hati!” pesan Jokowi.

Kekhawatiran Jokowi tak berhenti sampai di situ. Lobi-lobi dia ke sejumlah negara produsen beras, seperti India untuk memasok berasnya ke Indonesia ditolak secara halus. Sebab, mereka juga tengah mengamankan cadangan berasnya untuk kebutuhan di negaranya.

“Saya sudah bicara, India tidak berani melepas. Lalu, Vietnam, Kamboja, dan Thailand yang biasanya menyodor-nyodorkan juga sama. Bisa (impor), tetapi sangat terbatas,” curhat Jokowi.

Dengan kondisi ini, ia meminta, para penjabat gubernur hingga bupati atau wali kota turun langsung ke pasar, mengecek stok beras dan bahan pokok lainnya. Jangan terjebak dengan urusan administrasi.

Menurutnya, dengan kunjungan ke pasar, para kepala daerah bisa bertindak lebih cepat. Ia juga memperbolehkan pemerintah daerah memakai dana Belanja Tidak Terduga (BTT) di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menjaga inflasi dan stabilitas harga pangan.

 Payung hukumnya sudah ada, bapak ibu jangan ragu-ragu gunakan anggaran tak terduga apabila inflasi naik, harga-harga naik, segera turun. Ini kadang hanya masalah supply dan demand. Demand tetap, tapi supply tidak ada,” bebernya.

Berdasarkan data terbaru yang didapat, inflasi di tingkat provinsi kini berkisar di level 1,1-3,5 persen, kabu paten 1,1-5,2 persen, dan kota di rentang 1,14,2 persen. Jokowi berpesan, kepada pemerintah kabupaten dan kota agar hati-hati karena tingkat inflasinya sudah di atas 4 persen.

“Cari tahu, langsung ke pokoknya, ke tempat produksinya. Misal, bawang merah di kabupaten naik, cari langsung ke Brebes. Beras cari stok di kabupaten yang surplus sehingga terkendali,”pesannya.

Apa kata Kementerian Pertanian (Kementan)? Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berencana, menjadikan lahan rawa menjadi sawah. Langkah ini dilakukan untuk menggenjot produksi di dalam negeri.

“Ada potensi besar di Indonesia, yak ni lahan yang bisa digarap, kurang lebih 1,5 juta hektar. Kita fokus garap dulu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) lebih mudah,” kata Amran di Kementan, Senin (30/10/2023).

Sementara, Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, banyak potensi lahan rawa yang siap digarap untuk menggenjot produksi beras, termasuk lahan tadah hujan, lahan lebak, dan lahan pasang surut. “Segera diproses produksi. Segera dikejar,” kata Suwandi.

Nantinya, kata dia, penggarapan lahan rawa dilakukan secara bertahap. Yakni 1 juta hektar di rawa mineral, atau rawa yang bisa ditanami padi. Saat ini, Suwandi telah mulai melakukan konsolidasi dengan pemangku kepentingan.

Di media sosial, warganet juga menyoroti lonjakan harga beras. “Harga beras sedang mahal, jadi nasinya sedikit aja @Lamz48. “Beras mahal, jadi nggak makan nasi dulu, itu pesan moralnya,” sahut @mgs_umar.

 “Ini aku masih numpang orang tua aja Rp 1 juta nggak cukup. Beras mahal cuy,” curhat @0127__am. “Bos @ jokowi. Iki beras larang tenan. Mbok tulung,” pinta @farhanajidharma.

 Akun @KiblatAkalSehat membela. “Ketahanan Pangan. Harus kita akui, ketahanan pangan beserta infrastrukturnya pada periode Presiden Jokowi diacungi jempol. Terbukti, Presiden Jokowi menerima Penghargaan Sistem Pertanian Pangan Tangguh & Swasembada Beras Tahun 2019-2021 dari Institut Penelitian Padi Internasional,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo