Setelah Kembali Ke Dunia Politik, Ahok Kembali Ke Sifat Aslinya
JAKARTA - Setelah kembali terjun ke politik, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali bikin ulah. Ahok kembali ke sifat aslinya yang suka marah-marah dan menyerang sana-sini. Tak heran, Ahok menjadi trending topic di X dalam beberapa hari terakhir.
Sejak memutuskan mundur sebagai Komisaris Utama Pertamina, Ahok langsung gaspol mendukung Paslon 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Selain menghadiri kampanye dan deklarasi dukung untuk 03, Ahok berkali-kali lemparkan kata yang menohok.
Pernyataan Ahok yang kemudian viral, isinya macam-macam. Mulai dari menyindir Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming tidak bisa kerja, hingga membongkar soal kasus penistaan agama yang membuatnya masuk penjara, hingga sindiran ke Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Di media sosial misalnya, kini tengah rame dengan video perdebatan Ahok dengan seorang nenek di sebuah acara. Dalam video tersebut, si nenek memberikan alasan ke Ahok soal pilihan politik keluarganya yang mendukung Prabowo-Gibran.
Ahok yang merupakan pendukung Ganjar-Mahfud coba memberi penjelasan kepada nenek tersebut. Dengan tegas, Ahok bilang tidak ingin memilih presiden yang tidak sehat, emosional, dan tidak bisa kerja. Ia khawatir jika tiba-tiba Gibran yang naik jabatan.
“Lagi pula kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik,” kata Ahok.
Menurut nenek tersebut, justru bagus jika Gibran yang naik jabatan. Namun, Ahok mempertanyakan bukti Gibran bisa kerja sekaligus menyinggung soal Jokowi dianggap bisa kerja.
“Tapi presiden kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota? Terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja?” tanya Ahok.
Tak cuma itu. Di beberapa video lain yang tersebar di medsos, pernyataan Ahok juga bikin geger. Dia blak-blakan soal dirinya yang dijadikan penjara, hingga menuding Anies sebagai pemimpin ingkar janji terkait rumah DP Nol Persen saat jadi Gubernur DKI Jakarta.
Berbagai ucapan Ahok itu langsung viral dan menuai polemik. Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid memastikan, tidak ada arahan dari TPN kepada Ahok untuk mengkritik Jokowi dan Gibran.
Pak Ahok is Pak Ahok? Itulah beliau. Kami tetap menghormati apa yang diberikan, tapi kami selalu balik lagi, itu bukan dorongan dari kami,” tegasnya.
Arsjad pun tidak khawatir apabila sikap Ahok yang vokal itu malah menggerus elektabilitas Ganjar-Mahfud. Ia mengingatkan, bahwa semua orang punya haknya masing-masing untuk menyuarakan apa yang mereka pikirkan.
Ia pun menyinggung sikap seorang presiden yang menurutnya harus tampil apa adanya di hadapan publik. “Di mana nggak perlu gimik-gimik, yang perlu apa adanya, yang kita harus kita cari adalah pemimpin yang di depan dan di belakang di mana pun mereka berada itu sama,” sindir Arsjad.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menyindir Ahok yang seperti kacang lupa kulitnya. Padahal, jasa yang diberikan Jokowi kepada Ahok sangat besar. Salah satunya saat Ahok maju di Pilgub DKI.
Pertama, menjadi wakil gubernur 2012. Waktu itu kami juga mendukung Pak Ahok, beliau bisa terpilih juga karena ada Jokowi efek. Saya merasakan sekali kalau Ahok sendiri maju calon gubernurnya, bukan Pak Jokowi, saya kira Ahok tidak akan terpilih menjadi wakil gubernur,” katanya.
Kedua, ketika Jokowi menjadi presiden pada 2014. Berikutnya Ahok secara Undang-Undang mendapat keuntungan untuk menjadi Gubernur DKI. Ketiga, setelah 2019 Jokowi mengangkat Ahok setelah menjalani proses sebagai narapidana.
“Jadi kalau dibilang Pak Jokowi tidak bisa kerja, misalnya saya pikir prestasi Jokowi terhadap Ahok sudah sangat banyak satu memastikan Pak Ahok jadi wagub menjadi gubernur, ketiga jadi komisaris utama BUMN yang sangat-sangat besar kalau kinerja Pak Jokowi namanya data tak bisa bohong,” tutur dia menambahkan.
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid merasa pernyataan Ahok tidak perlu ditanggapi.
“Saya kalau Ahok, sebetulnya sudah nggak mau komentar dah. Kenapa? Karena saya dulu timnya Ahok,” kata Nusron.
Lagipula, Nusron menganggap Ahok kembali ke sifat aslinya. “Ahok kalau nggak ngomong sakit. Memang hobinya ngomong Ahok itu, kerjaannya ya ngomong Ahok itu. Saya dulu tim dekatnya, teman dekatnya,” aku Nusron.
Menurut Nusron, bikin heboh itu sudah menjadi tabiat Ahok.
“Kerjanya apa, ya kerjanya ngomong, bikin gaduh, begitu. Namanya juga Ahok. Jadi, nggak usah dibahas kalau Ahok. Emang dia kalau nggak ngomong, sakit,” sindirnya.
Di dunia maya, warganet terbelah dalam menyikapi ulah Ahok. Ada yang mendukung, tapi tak sedikit yang gerah. “Ahok ini sekalinya turun gunung bablas sampe jurang dia,” sindir @jundirobani.
“Jadi teringat pak Antasari Azhar yang tetiba muncul pada saat pilkada DKI dan wuuush...!!!” cuit @Ashabulkafe.
Ibarat memasak, kompor Pak Ahok ini bahan bakarnya nuklir,” celetuk @romanbonapart. “Bensin yang dibawa dari Pertamina tujuannya untuk dibakar sekarang ini. Menyala kokokuh,” sahut @flufvyna.
Mendengar hal ini, netizen juga menganggap Ahok kembali ke sifat aslinya. “Ahok yang dulu balik lagi,” kata @kejuataucoklat. “Sejak keluar dari Pertamina seperti balik ke setelan standar,” timpal @xopch.
“Sadar nggak sih kalian semua telah di-brainwash sama Ahok. Seolah dia korban, padahal kan dulu Ahok itu Gerindra dan Jokowi PDIP, sekarang tukar tempat. Seolah berseberangan, kalau bener-bener PDIP berseberangan dengan Jokowi, pasti mak banteng udah menarik semua mentrinya,” pungkas @nuviza53023.
Lifestyle | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu