TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Hujan Sedang Hingga Lebat Sampai Pekan Depan

Masyarakat Tetap Beraktifitas, Jangan Panik

Oleh: Farhan
Sabtu, 16 Maret 2024 | 10:49 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut tiga bibit siklon tropis berpotensi menurunkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia hingga Senin (18/3/2024). Sementara puncak musim kemarau kemungkinan akan terjadi pada Juli sampai Agustus 2024.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan, tiga bibit siklon tropis terpan­tau lembaganya pada Kamis (14/5/2024). Mereka adalah bibit siklon tropis 91S, 94S, dan 93P. “Ketiga bibit siklon tropis ini termonitor berada di sekitar Samudra Hindia, Laut Timor dan Laut Australia,” ujarnya di laman BMKG, Kamis (14/3/2024).
Guswanto menjelaskan, ketiga bibit siklon tropis yang terpantau itu, memiliki kecepatan angin maksimum yang berbeda-beda. Di antara ketiganya, bibit siklon 91S mempunyai kecepatan an­gin paling tinggi yakni mencapai 56-65 Km/Jam.
Selain pengaruh bibit sik­lon tropis, lanjut dia, pihaknya mendapati adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial. “Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena ini, berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas Sedang-Lebat, disertai kilat dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 18 Maret 2024,” im­buhnya.

Namun begitu, Guswanto meminta masyarakat tidak panik dan tetap memantau laporan ter­kini terkait cuaca. Sebab, Bibit Siklon Tropis 91S, 94S, dan 93P berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem. “BMKG melakukan pemantauan berkelanjutan se­cara 24/7, serta potensi pemben­tukan bibit siklon tropis di dekat/sekitar wilayah Indonesia,” tandasnya.

Sementara, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menye­but, musim kemarau tahun 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mundur dibandingkan tahun-tahun sebe­lumnya. Menurut dia, puncak musim kemarau tahun 2024, diprediksi terjadi pada bulan Juli dan Agustus.
“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (peri­ode 1991-2020), awal musim Kemarau 2024 di Indonesia diprediksi MUNDURpada 282 ZOM (40 persen), SAMA pada 175 ZOM (25 persen), dan MAJU pada 105 ZOM (15 persen),” jelas dia

Di media sosial X, ting­ginya curah hujan akibat ti­ga bibit siklon tropis yang ‘mengepung’ Indonesia tidak luput dari perbincangan. Akun @my_dear_na3_7mi men­gatakan, tingginya curah hu­jan di Indonesia pada Maret 2024, sudah bisa diprediksi jauh-jauh hari. Salah satu in­dikatornya, keringnya bulan Januari-Februari.

“Aku di Semarang, sebet­ulnya sudah bisa diprediksi tanpa keilmuan. Sebab yang seharusnya di Januari-Februari hujan seharian, tapi saat itu mendadak hujannya hilang, di­gantikan panas terik. Ternyata benar, hujannya dirapel, banjir deh,” ucap dia.
Sementara, akun @amat­bejo_ mengaku khawatir bila tiga bibit siklon yang terpantau BMKG naik statusnya men­jadi siklon tropis dan menghajar Indonesia.

“Lha gek bibit siklon wae dadi banjir, terus nek mbokne sing teko njuk kaya ngapa kuwi? (Bila bibit siklon saja bisa mem­buat banjir, lantas kalau siklon­nya datang jadi seperti apa ?” ujarnya.
Akun @adelz_faith juga mengkhawatirkan munculnya tiga bibit siklon. Dia ber­harap, kehadiran ketiganya tidak memperburuk wilayah terdampak.

“No wonder ya akhir-akhirini cuaca basah dan dingin. Hujan intensitas tinggi dan sedang bisa berkali-kali. Semoga tidak bertambah buruk keadaannya di wilayah terdampak bibit siklon tropis ini,” tulisnya.
Berbeda, akun @linyusz justru mengkritisi tidak ber­fungsinya sumur resapan di Jakarta. Akibatnya, saat curah hujan lebat seperti saat ini, terjadi genangan dan ban­jir dimana-mana, “Gara-gara sumur resapan tidak berfungsi Jakarta jadi banjir parah kan,” keluhnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo