Investasi Terminal Kijing Rp 2,9 Triliun, Jokowi Genjot Daya Saing Kalbar
KALBAR - Presiden Jokowi meresmikan Terminal Kijing, Pelabuhan Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), kemarin. Pelabuhan ini digadang-gadang bakal menjadi pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan.
Turut mendampingi Jokowi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dan Gubernur Kalbar Sutarmidji.
Jokowi mewanti-wanti agar infrastruktur ini dimanfaatkan betul.
“Tadi tanya Dirut Pelindo, habis berapa Pak ini? Gede banget, seperti ini Rp 2,9 triliun. Jadi, jangan sampai investasi besar tidak bisa memperkuat daya saing, dan tidak bisa memperbaiki konektivitas antarpelabuhan, pulau dan negara,” kata Jokowi.
Eks Wali Kota Solo ini mengatakan, pembangunan Terminal Kijing sudah dimulai sejak 2016. Pelabuhan itu dibangun untuk memperkuat daya saing dari produk-produk unggulan yang dihasilkan para pelaku usaha di Kalbar. Produk itu memiliki kekuatan besar seperti Crude Palm Oil (CPO), alumina atau bauksit dan produk lainnya.
Pelabuhan itu memiliki kapasitas 500 ribu twenty foot equivalent unit (teus) dan 8 juta teus untuk non-peti kemas. Uniknya, hingga saat ini pelabuhan tersebut belum memiliki nama.
“Nama pelabuhan ini diubah atau berbeda silakan diajukan pada Pemerintah Pusat. Saya kira seluruh aspirasi akan kami tampung,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Terminal Kijing merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Pembangunannya dilakukan oleh PT Pelindo yang telah mendapatkan konsesi dari Pemerintah.
BKS-sapaan akrab Budi Karya Sumadi, menjelaskan, Terminal Kijing dibangun lantaran Pelabuhan Pontianak makin terbatas dengan pendangkalan dan berada di tengah kota.
“Terminal Kijing diharapkan menggantikan Pelabuhan Pontianak, dan memberikan ruang bagi industri yang tumbuh di Kalbar,” ujarnya.
Dengan adanya Terminal Kijing, kata BKS, dapat memberikan kesempatan pada tol laut untuk menyinggahi produk dalam negeri dari Kalbar.
“Hasilnya, konektivitas antarpulau akan menjadi lebih baik,” katanya.
BKS menjelaskan, proyek Terminal Kijing melibatkan banyak pihak, khususnya BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
Dia mengapresiasi lembaga terkait, serta berterima kasih kepada masyarakat atas dukungannya terhadap pembangunan Terminal Kijing.
Seperti diketahui, Terminal Kijing akan menjadi pelabuhan berstandar internasional terbesar di Pulau Kalimantan, yang akan diintegrasikan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mempawah
Progres pekerjaan fisik Terminal Kijing saat ini telah selesai 100 persen dan siap dioperasikan.
Adapun, fasilitas yang telah dibangun pada Tahap IA (initial) meliputi terminal peti kemas dan terminal multipurpose dengan panjang dermaga 1.000 meter, trestle dengan panjang 3.450 meter, dengan estimasi kapasitas terminal petikemas sebesar 500 ribu TEUs. Dan estimasi kapasitas terminal multipurpose sebesar 500 ribu ton yang didukung lahan seluas 200 hektar.
Sejumlah persiapan yang telah dilaksanakan untuk mendukung operasional terminal. Antara lain penetapan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR), dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP), penetapan perairan wajib pandu, pemberian izin uji coba operasi, penetapan alur pelayaran, pelimpahan pemanduan dan penerbitan izin operasional. (rm.id)
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu