35 Dosen Dari Lima Provinsi Ikuti Pelatihan Standarisasi Kompetensi Dosen Pancasila
CIPUTAT TIMUR-Universtias Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi fasilitator Pelatihan Nasional Standarisasi Kompetensi Dosen Pancasila, yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial Universitas Muhammadiyah Surakarta (PSBS UMS).
UMJ menjadi fasilitator pelatihan batch pertama bagi dosen pancasila dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
Pelatihan yang bertajuk 'Pancasila Sebagai Laku' berlangsung selama tiga hari pada Selasa 23 April hingga Kamis 25 April di Bisnis Center Lantai 4 UMJ, Ciputat Timur.
Sebanyak 35 dosen mengikuti pelatihan ini, dari lima provinsi diwakili oleh beberapa Perguruan Tinggi sebagai fasilitator di antaranya di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Universitas Muhammadiyah Jambi, Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rektor UMJ, Ma’mun Murod mengapresiasi adanya pelatihan standarisasi kompetensi bagi dosen pancasila di Perguruan Tinggi. Menurutnya, masalah utama di Indonesia ialah ketidakmampuan menghadirkan nilai Pancasila dalam laku kehidupan sehari-hari.
“Maka kita hadirkan nilai itu, karena banyak paradoks yang terjadi baik Ke-Islaman, Pancasila, dan berkaitan dengan demokrasi,” tuturnya.
Ia menyoroti bagaimana banyaknya pelanggaran yang berkaitan dengan konstitusi. Baginya, hal itu diakibatkan karena tidak adanya laku atau nilai yang dikedepankan.
Oleh karena itu, Ma’mun menganggap penting untuk menghadirkan standarisasi nilai pancasila dalam laku kehidupan untuk mencegah pelanggaran tersebut.
Ia berharap hal itu bisa dilakukan melalui penanaman nilai pancasila melalui para akademisi.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita, dan kita harus kampanyekan tidak boleh berhenti sampai di sini,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif PSBS UMS, Yayah Khisbiyah menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan pelatihan untuk para dosen yang akan menjadi pengajar untuk mengampu mata kuliah Pancasila.
Ia juga berharap bahwa pelatihan ini dapat menanamkan nilai-nilai pancasila kepada generasi penerus bangsa. Menurutnya, pancasila tidak boleh hanya dipandang sebagai hafalan, tetapi menanamkan nilainya sebagai laku kehidupan sehari-hari bagi masyarakat.
“Kita memerlukan komitmen bersama sehingga bisa memberikan perubahan yang signifikan bagi kehidupan berdemokrasi,” pungkasnya.
Olahraga | 14 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu