TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jamaah Haji Indonesia Dimanjakan Konsumsi Enak-enak

Oleh: Ujang Sunda
Rabu, 12 Juni 2024 | 12:00 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) berfoto bareng dengan jemaah dan petugas haji, setelah melakukan umrah wajib, Senin malam (10/6). Foto: Ujang Sunda
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) berfoto bareng dengan jemaah dan petugas haji, setelah melakukan umrah wajib, Senin malam (10/6). Foto: Ujang Sunda

MEKKAH - Dalam penyelenggaraan haji 2024, Kementerian Agama (Kemenag) menyediakan konsumsi khas Nusantara dengan rasa yang yummy. Tak heran, beberapa jemaah haji menjadi tambah gemuk.

Seorang jemaah mengaku sendiri tambah gemuk saat disapa Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Saat itu, Yaqut sedang menjalankan umrah wajib, di Masjidil Haram, Senin malam (10/6/2024).

Di sela umrah, Yaqut menyapa jemaah dengan ramah. Yaqut menanyakan mengenai kabar jemaah dan layanan yang diberikan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

"Gimana, baik kabarnya? Makanannya selama di sini (bagaimana)?" tanya Yaqut, kepada dua jemaah haji asal Jakarta.

Salah satu jemaah perempuan mengaku puas dengan pelayanan konsumsi selama di Tanah Suci. "Semakin gemuk saya di sini Pak Menteri. Makanannya enak," kata jemaah tersebut, sambil tersenyum.

Yaqut pun senang. Dia lalu berpesan agar para jemaah menjaga fisik dan stamina menjelang puncak haji, yaitu wukuf di Padang Arafah. "Yang penting sehat ya, Bu, sampai puncak haji," kata Yaqut, yang langsung diamini jemaah.

Usai umrah, kepada tim Media Center Haji (MCH) 2024, Yaqut mengaku bertemu dengan banyak jemaah. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk menanyai mengenai pelayanan yang diberikan para petugas haji

"Saya tanya pelayanan hotelnya bagaimana, makannya (bagaimana). Semua menyatakan puas. Mudah-mudahan sampai akhir jemaah merasakan kepuasan layanan terbaik pemerintah," ucapnya.

Yaqut kembali berpesan kepada semua jemaah agar menjaga fisik dan stamina untuk persiapan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), yang akan dilaksanakan akhir pekan ini. Fisik dan stamina jemaah harus baik. Sebab, puncak haji nanti akan sangat berat. Apalagi, suhu di Arab Saudi yang semakin panas.

Yaqut juga mendoakan agar semua jemaah haji Indonesia sehat dan selamat sampai kembali ke Tanah Air. "Semoga diberi keselamatan, kelancaran, dalam menjalankan ritual haji, pulang selamat dengan predikat haji mabrur," ucap Yaqut.

Kloter Terakhir Tiba di Saudi

Seluruh jemaah haji reguler Indonesia sudah berada di Tanah Suci. Jemaah yang tergabung dalam Kelompok Terbang 106 Embarkasi Suradaya (SUB-106) menjadi yang terakhir tiba di Saudi. Mereka mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, Selasa (11/6/2024), pukul 06.10 Waktu Arab Saudi.

Kedatangan kloter terakhir ini disambut suka cita dan gembira oleh ratusan petugas haji Daerah Kerja (Daker) Bandara. Para petugas haji yang full team berjejer menyambut jemaah dengan salam dan senyum. Para jemaah pun membalas dengan senyum gembira.

Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi, Abdillah, bersyukur dengan lancarnya layanan penyambutan jemaah haji saat tiba di Tanah Suci. Selesai penyambutan ini, petugas haji Daker Bandara akan bergeser ke Makkah dan bergabung dalam satuan petugas operasional di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang diplot ke Muzdalifah.

Dengan kedatangan kloter terakhir ini, berdasarkan Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), sebanyak 213.275 telah berada di Tanah Suci. Angka ini 99,92 persen dari kouta haji reguler sebanyak 213.320 orang.

Kuota haji Indonesia tahun ini mencapai 241.000 jemaah. Jumlah ini terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Ini merupakan kuota haji terbanyak dalam sejarah penyelenggaran ibadah haji Indonesia.

“Sampai penutupan keberangkatan, sebanyak 213.275 telah diberangkatkan ke Tanah Suci. Ada 45 jemaah yang visanya sudah terbit, namun akhirnya batal berangkat karena beragam alasan. Sementara proses pemvisaan sudah ditutup sehingga sudah tidak dimungkinkan lagi dilakukan penggantian,” ucap Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie, di Jakarta, Selasa (11/6/2024).

Sisa 45 jemaah adalah angka terkecil dalam konteks serapan kuota haji. "Jadi, haji 2024 itu terbanyak dalam kuota, tertinggi dalam serapan kuota. Angka serapan kuotanya mencapai 99,98 persen,” sambung Anna.

Seluruh jemaah haji Indonesia saat ini sudah berada di Makkah Al-Mukarramah. Mereka tengah bersiap untuk menyambut rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armuzna. "Jemaah akan mulai diberangkatkan dari hotel ke Arafah pada 14 Juni 2024,” lanjut Anna.

Direktur Layanan Haji dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab menambahkan, sejak awal pihaknya terus berupaya mengoptimalkan serapan kuota haji. Salah satu pendekatannya adalah mempercepat dimulainya proses pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih). Pada saat bersamaan, Kemenag juga membuka pelunasan bagi jemaah dengan status cadangan.

Pelunasan biaya haji bagi jemaah reguler dibuka dalam dua tahap. Tahap pertama, dibuka sejak 10 Januari sampai 12 Februari 2024. Tahap ini kemudian diperpanjang hingga 23 Februari 2024. Tahap kedua dibuka dari 13-26 Maret 2024. Saat itu baru 194.744 jemaah reguler yang melakukan pelunasan, sehingga pelunasan diperpanjang pada 1-5 April 2024.

Sampai 5 April, ada 196.272 kuota yang terlunasi, terdiri atas 194.285 jemaah haji reguler, 1.484 Petugas Haji Daerah (PHD) dan 503 pembimbing ibadah pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Artinya, masih ada 17.048 kuota jemaah haji reguler. Namun, tercatat ada 26.689 jemaah yang juga sudah melunasi dengan status cadangan. “Jadi bahkan sudah melebihi sisa kuota yang ada,” ucap Saiful Mujab.

Upaya lain untuk memaksimalkan serapan kuota pada tahun ini, kata Saiful, adalah mempercepat proses pemvisaan. Sampai penutupan proses pemvisaan pada 7 Juni 2024, tercatat ada 215.535 visa yang telah diterbitkan. Jumlah ini melebihi kuota jemaah haji reguler, sebanyak 213.320. Kenapa? Kata Saiful, karena dalam prosesnya, ada jemaah yang sudah melunasi tapi tidak jadi berangkat karena beragam alasan, misalnya wafat, sakit, atau karena alasan lainnya.

“Jadi, proses pemvisaan lebih dari 100 persen kuota jemaah. Ini terjadi karena ada proses batal ganti. Jemaah yang awalnya sudah melunasi lalu batal berangkat, bahkan ketika sudah terbit visanya, sehingga mereka digantikan oleh jemaah yang sudah melunasi dalam status cadangan. Ini bisa dilakukan selama secara waktu masih memungkinkan dan proses pemvisaan belum ditutup,” terang Saiful.

Untuk sisa 45 kuota, karena secara waktu, saat info pembatalan keberangkatan jemaah yang bersangkutan disampaikan, sudah tidak mungkin lagi dilakukan proses pemvisaan bagi jemaah yang akan menggantikan karena sudah ditutup. Ada beragam alasan pembatalan keberangkatan. Mulai dari wafat, hamil, dan mayoritas adalah sakit. Sebagian besar dari mereka bahkan sudah di asrama haji, saat dilakukan pemeriksaan akhir ternyata kondisinya sedang sakit dan dinyatakan tidak layak terbang.

"Keberangkatan mereka tertunda hingga musim haji mendatang,” tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo