TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Sosialisasi Keuangan Digital Perlu Terus Digalakkan, Masyarakat Rawan Terjerat Judol-Pinjol

Oleh: Farhan
Rabu, 26 Juni 2024 | 11:00 WIB
Menkeu Sri Mulyani pada acara Edukasi Keuangan. Foto : Ist
Menkeu Sri Mulyani pada acara Edukasi Keuangan. Foto : Ist

JAKARTA - Literasi keuangan digital masyarakat harus terus ditingkatkan. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah korban kejahatan pinjaman online (pinjol), judi online (judol) dan investasi bodong.

Menteri Keuangan (Men­keu) Sri Mulyani mengatakan, teknologi digital memberikan kemudahan akses informasi. Namun bagi masyarakat yang kurang terliterasi dari sisi keuangan, bisa menjadi objek yang sangat rentan.

“Kalau kita sendiri tidak punya pertahanan, kita yang menjadi korban,” kata Sri Mu­lyani dalam kegiatan Talkshow Edukasi Keuangan Bundaku oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Ani, sapaan Sri Mulyani me­nyebut, salah satu ciri khas kejahatan keuangan siber yang paling nyata adalah tawaran ke­untungan yang berkali-kali lipat lebih tinggi dari modal yang dikeluarkan. Ditegaskannya, bisnis yang ideal tidak mungkin memberikan keuntungan yang terlampau melimpah.

“Itu eksploitasi. Kalau penawaran yang terlalu indah, cek berkali-kali agar tahu apakah itu benar atau tidak. Kemudian, berpikir lah secara rasional,” ingatnya.

Untuk itu, Ani mendukung program OJK yang secara aktif memberikan edukasi kepada masyarakat, seperti program Bundaku (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan) yang menyasar kelompok perempuan.

Ani mengingatkan, perem­puan memiliki peran krusial menyebarluaskan pemahaman mengenai literasi keuangan.

“RA Kartini sudah bicara literasi dan beliau sangat ya­kin perempuan yang diberikan akses informasi akan mampu mendidik anak-anaknya men­jadi lebih baik, sehingga mampu menciptakan peradaban yang lebih baik,” tuturnya.

Menkeu mengaku sering mendapatkan pesan berisi ta­waran pinjol. Pesan tersebut kerap diterimanya melalui ber­bagai media, salah satunya SMS di handphone.

Menurutnya, gadget bisa menjadi teman sekaligus anca­man bagi masyarakat. Apabila masyarakat tidak teredukasi dengan baik, bisa-bisa terjebak dengan penawaran-penawaran investasi bodong hingga pinja­man online ilegal yang masuk melalui pesan-pesan tersebut.

Masif sekali sekarang itu of­fering (penawaran) berbagai hal. Saya ditawari pinjaman online tiap hari,” jelasnya.

Ia mengingatkan, gadget yang kita miliki tidak bisa memeriksa secara otomatis mana pesan yang berupa scam atau penipuan. Apa­bila tidak waspada, maka bisa-bisa masyarakat menjadi korban.

“Jadi pertahanannya ada di mana sekarang. Pertahanannya ada di dalam kepala dan hati Anda. Karena gadget ini jadi teman dan sekaligus ancaman,” ujarnya.

Karena itulah, ia mengaku senang mendengar OJK mela­lui Dewan Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Kon­sumen terus menggencarkan program-program literasi dan inklusi keuangan. Termasuk membuat program yang khusus menyasar perempuan.

“Perempuan itu menjadi salah satu strategic constituent yang sangat penting di dalam mencip­takan awareness atau kesadaran mengenai pentingnya opportuni­ty. Yaitu, kesempatan untuk maju menggunakan teknologi digital, dan juga dari sisi menjaga diri sendiri maupun keluarga serta masyarakat,” jelasnya.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mewanti-wanti masyarakat agar waspada terh­adap anak haram dari digitalisasi sektor jasa keuangan. Antara lain pinjol ilegal, investasi bodong, hingga judi online.

Mahendra mengingatkan, anak haram digital keuangan ini mendatangkan kerugian yang besar bagi bangsa dan negara.

“Karena itulah, penting memperkuat literasi dan inklusi keuangan di masyarakat, ter­masuk perempuan,” katanya.

Mahendra mengatakan, mem­berikan akses literasi dan inklusi kepada perempuan, berarti juga menambah daya tahan resiliensi anggota keluarganya. “Hal ini harus menjadi prioritas,” pung­kasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo