Hasil Autopsi Ulang Brigadir J
Kuku Dicabutin: Hoaks! Kepala Ditembak: Fakta!
JAKARTA - Setelah hampir 1 bulan, autopsi ulang jenazah Brigadir J oleh Tim Perhimpunan Dokter Forensik Independen (PDFI) akhirnya keluar. Hasilnya, informasi bahwa ada penyiksaan fisik seperti kuku yang dicabutin terhadap J, ternyata hoaks. Eks ajudan Ferdy Sambo dipastikan tewas karena tembakan. Termasuk tembakan yang mengenai bagian kepala. Namun, banyak warganet yang belum puas dengan hasil autopsi ulang ini.
Laporan hasil autopsi ulang ini disampaikan Ketua Tim PDFI, Ade Firmansyah Sugiharto di Gedung Kabreskrim Polri, Jakarta, kemarin. Ia mendatangi Bareskrim Polri untuk menyerahkan hasil temuan timnya. Ia tiba sekitar pukul 13.05 WIB di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.
Awalnya, Ade tidak banyak bicara. Alasannya harus menemui tim penyidik terlebih dahulu. Baru setelah itu, Ia meluruskan sejumlah informasi yang beredar terkait penyebab tewasnya J. Salah satunya, soal kuku yang dicabutin.
“Nggak (benar), nggak (ada) kuku dicabut, nggak sama sekali,” kata Ade.
Ia juga memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan lain selain akibat tembakan senjata api pada tubuh J. Jawaban ini meluruskan spekulasi bahwa ada kekerasan lain yang dialami J selain ditembak. “Tidak ada kekerasan di tempat lainnya. Saya bisa pastikan di sini dengan penelitian kami tidak ada kekerasan selain kekerasan senjata api,” tegasnya.
Soal posisi organ tubuh yang berpindah tidak pada tempatnya, sebutnya juga merupakan bagian tindakan autopsi.
Lalu bagaimana dengan jari yang disebutkan luka? Menurutnya, jari yang luka itu karena arah alur lintasan anak peluru yang mengenai tubuh J dan luka di wajah karena sambaran peluru.
Autopsi itu dilakukan berdasarkan pemeriksaan yang bersumber dari foto dan gambaran mikroskopik, tim dokter forensik memastikan bahwa hanya ditemukan luka tembak masuk dan luka tembak keluar di tubuh.
Ade membeberkan ada 5 luka tembak masuk dan 4 luka tembak keluar. “Lokasi luka tembaknya ada dua luka yang fatal, yaitu luka di daerah dada dan di kepala. Itu sangat fatal,” jelasnya.
Apa tanggapan pengacara? Kuasa hukum keluarga J, Kamaruddin Simanjuntak tidak terima begitu saja hasil autopsi itu. Ia mengaku heran kenapa bukan dirinya dan pihak keluarga terlebih dahulu yang diberi tahu soal temuan autopsi tersebut. Padahal ia sudah mengajukan pertanyaan sejak malam hari jelang ekshumasi. Tapi hingga kemarin pihaknya belum menerima apa-apa.
“Jadi kalau dia dokter independen, karena saya yang mengajukan ekshumasi tentu saya harus diberi dulu hasil kerja mereka, baru mereka rilis ke berita,” sesal Kamaruddin, seperti tayang di Sapa Indonesia Malam Kompas TV, kemarin.
Di dunia maya, ternyata banyak warganet yang kurang puas dengan hasil autopsi ulang yang disampaikan PDFI terhadap jenazah J. Akun @erna_st ragu-ragu. “Bolehkan kalau tidak percaya dengan hasil otopsi itu? Seolah hanya untuk memvalidasi yang pertama, padahal pelaku sudah mengaku, plus informasi-informasi lainnya yang sudah beredar di masyarakat,” komentarnya. “Dari hasil otopsi Brigadir J yang kedua kalinya. Sudah gak ada lagi yang bisa dipercayai. Permainan semua,” sahut @hs_meliala.
“Jari tangan patah kaki bengkok kena tembak ya..??” tanya @khazainu. (rm.id)
Nasional | 13 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 13 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu