TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Menkes Wanti-wanti, Sekitar Januari-Maret 2023, Bakal Ada Varian Baru

Laporan: AY
Rabu, 24 Agustus 2022 | 08:38 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartanto saat konferensi pers terkait varian baru. Foto : Istimewa
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartanto saat konferensi pers terkait varian baru. Foto : Istimewa

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap fakta, beberapa negara seperti Jepang, serta negara-negara Eropa dan Amerika, saat ini memiliki jumlah kasus konfirmasi harian, lebih dari 100 ribu per hari. Bahkan, Jepang di atas 200 ribu.

Menkes meyakini, kasus konfirmasi harian setinggi itu, akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru.

"Pasti akan ada varian baru. Karena adanya kasus konfirmasi setinggi ini. Sehingga, Indonesia harus siap-siap. Kita sudah melihat adanya subvarian baru di Amerika dan Eropa, karena kasus konfirmasi di sana sudah sangat tinggi," papar Menkes dalam keterangan pers virtual, Selasa (23/8).

Fakta lainnya, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini tergolong rendah sekali. Jawaban dari situasi ini, juga sudah kita dapatkan dari hasil sero survei kemarin.

Pada Desember 2021, cakupan masyarakat yang memiliki antibodi telah mencapai 88 persen. Sekarang, naik ke angka 98,5 persen.

Level antibodi yang tadinya hanya 400-an unit per mililiter, sekarang sudah melebihi 2.000 unit per mililiter.

Alhasil, masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat terlindungi dari Covid-19.

"Itu sebabnya, gelombang BA.4 dan BA.5 memunculkan kasus konfirmasi yang tinggi di Jepang, Eropa, dan Amerika. Tapi di Indonesia, tidak. Itu karena level imunitas masyarakat kita sudah sangat tinggi," jelas Menkes.

Imunitas Tinggi

Mantan Wakil Menteri BUMN itu menerangkan, tingginya level imunitas tersebut diperoleh dari dua hal.

Pertama, vaksinasi. Indonesia sangat gencar melakukan vaksinasi Covid di bulan November-Desember 2021. Begitu juga di bulan Januari 2022.

Kedua, karena pengaruh infeksi. Gelombang Omicron yang melanda Indonesia pada Februari-Maret 2022, memunculkan 60 ribu kasus sehari. Lebih tinggi dari gelombang Delta.

Kombinasi antara vaksinasi di bulan November 2021-Januari 2022 dan infeksi Februari-Maret 2022 itulah yang membuat kadar antibodi masyrakat di bulan Juni-Agustus tinggi sekali. Sehingga, boleh dibilang, pada saat gelombang BA.4 dan BA.5 masuk, kasus kita tidak terganggu sama sekali.

Indonesia menjadi satu dari segelintir negara yang berhasil melalui gelombang BA.4 dan BA.5 dengan sangat baik.

"Sekarang, ujiannya 6 bulan lagi, sekitar Januari-Maret 2023. Kalau kita bisa melampaui itu sama seperti sekarang, Indonesia mungkin menjadi selected few countries yang bisa menangani pandemi 12 bulan berturut-turut," beber Menkes.

Caranya, kita harus menjaga level imunitas masyarakat. Setinggi sekarang. Namun tantangannya, tingkat vaksinasi kita sudah menurun, dan tidak ada infeksi seperti saat Februari lalu.

"Sehingga tadi kita diskusi, sesuai arahan Bapak Presiden, kita akan menggelar vaksinasi. Terutama, untuk masyarakat yang imunitasnya rendah," kata Menkes.November mendatang, pemerintah akan kembali menggelar sero survei untuk melihat daerah mana saja yang kadar imunitasnya sudah menurun. Juga orang-orang mana saja yang berisiko tinggi. 

"Nanti, kelompok itulah yang akan kita berikan vaksinasi. Agar bisa meningkatkan, mempersiapkan, dan  memperbaiki kadar imunitas masyarakat. Sehingga, kalau ada varian baru, mudah-mudahan tidak, kelompok tersebut relatif aman," urai Menkes.

Dengan begitu, kalau ada varian baru pada Januari-Maret 2023, imunitas masyarakat Indonesia diharapkan tetap tinggi.

"Idealnya, sama seperti sekarang. Lebih dari 98 persen populasi, sudah memiliki imunitas 2.000 unit per mililiter. Sehingga, kasusnya bisa tetap landai seperti sekarang," ucap Menkes.

Vaksinasi Anak < 6 Tahun

Inisiatif lain, pemerintah berencana melakukan vaksinasi terhadap anak di bawah 6 tahun. Vaksinnya sudah ada. Namanya, vaksin pediatrik.

"Itu sedang kita jajaki," cetus Menkes.

Sasaran vaksinasi lainnya adalah kelompok lansia dan orang dengan riwayat komorbid yang kadar imunitasnya sudah turun, lebih dari 6 bulan.

"Kita punya data lengkap by name by address. Nanti, kita akan berikan alternatif vaksin untuk menjaga level imunitas populasi Indonesia. Demi mengantisipasi kemungkinan adanya varian baru di tahun depan," pungkas Menkes.(AY/rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo