Hasil Hitung Cepat Pilkada, Jagoan PKS Tumbang Di Depok
DEPOK - Hingar bingar Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 sangat terasa di dunia maya. Salah satu kontestasi yang ramai diperbincangkan netizen di berbagai media sosial, yakni Pilkada Kota Depok.
Pilkada Kota Depok mendapatkan sorotan netizen karena hasil quick count atau hitung cepat dua lembaga survei, para pemilih di daerah yang dikenal dengan julukan “Kandang PKS”, banyak memberikan suara kepada pasangan calon (paslon) yang menjadi rival PKS, yakni Supian Suri-Chandra Rahmansyah.
Berdasarkan hasil hitung cepat, lembaga survei indikator paslon yang diusung PKS dan Golkar, yakni Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq, memperoleh suara 46,73 persen. Sementara, Supian Suri-Chandra Rahmansyah, meraih suara 53,27 persen.
Selain indikator, hasil quick count Pilkada Depok 2024 versi Voxpol Center juga mengunggulkan paslon Supian Suri-Chandra Rahmansyah dengan raihan 53,19 persen suara. Sementara, pasangan Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq meraih 46,81 persen suara.
Pengamat politik dari Lembaga Visi Nusantara (LS Vinus) Yusfitriadi mengatakan, potensi terhenti dominasi PKS setelah 20 tahun berkuasa di Kota Depok, sudah terlihat cukup lama.
Menurut dia, masyarakat Kota Depok merasa ‘gerah’ lantaran tidak melihat adanya perubahan signifikan di sejumlah aspek kebutuhan dasar.
“Keluhan itu mulai membesar, banyak disuarakan masyarakat sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres). Namun, hal itu tidak ditampakkan oleh masyarakat dalam keseharian, karena dominasi kekuasaan PKS terlalu kuat di Kota Depok,” ujar Yusfitriadi kepada wartawan, Kamis (28/11/2024).
Selain itu, sambung dia, kekalahan PKS juga disebabkan oleh banyaknya persoalan tata ruang dan tata kelola pemerintahan, yang kerap menjadi perbincangan masyarakat. Karenanya, tagline atau wacana perubahan lebih diterima, daripada mempertahankan keadaan.
“Kalau penguasa di Kota Depok memotret hal itu melalui survei, mungkin mereka akan menyadari banyaknya kekecewaan di tengah masyarakat. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei di Pilkada 2024, mempertegas bahwa rezim PKS di Depok tidak mungkin bertahan lagi,” tegasnya.
Yusfitriadi menambahkan, faktor lain yang membuat PKS kehilangan banyak pemilih di Pilkada Kota Depok, PKS meninggalkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
“Hal itu sangat merugikan pasangan calon yang diusung PKS di beberapa kabupaten/kota. Utamanya, di kota-kota yang dekat dengan Jakarta, seperti Depok,” ujar Yusfitriadi.
Terpisah, Calon Wali Kota (Cawalkot) Depok nomor urut 2 Supian Suri meyakini, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, tak akan jauh berbeda dengan hasil penghitungan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok.
“Ini kemenangan mutlak. Insya Allah, tidak ada hal yang kita buat-buat atau apapun namanya,” ujarnya.
Namun begitu, Supian tetap meminta timnya menunggu dan mengawal hasil penghitungan resmi dari KPU hingga adanya pengumuman resmi tentang pemenang Pilkada di Kota Depok.
Dia berjanji, perolehan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei tak akan mempengaruhi dirinya saat bekerja melayani masyarakat.
“Kami tidak akan membeda-bedakan, akan tetap melayani seluruh warga. Kami akan hadir melayani seluruh warga Depok. Hari ini, sudah tidak ada lagi (paslon nomor urut) 1 atau 2, kita semua adalah warga Depok,” cetusnya.
Sementara, Ketua Tim Pemenangan pasangan Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq, Hermanto membantah kekalahan pasangan Imam-Ririn versi quick count itu.
Menurut dia, PKS memiliki data pembanding berupa hasil real count internal, yang menegaskan kemenangan paslon nomor urut 1.
“Hasil real count PKS menunjukkan, pasangan Imam-Ririn unggul 51,5 persen. Sementara, Supian-Chandra mendapat 48,5 persen. Meskipun keunggulannya tipis, kami optimis bisa mempertahankan kemenangan itu,” ucapnya.
Di media sosial X, tumbangnya PKS setelah 20 tahun menguasai Kota Depok menuai beragam tanggapan dari netizen.
“Allhamdulilah, akhirnya PKS tumbang. Semoga pemimpin yang baru bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi Kota Depok,” tulis aku @lalahemala.
“Sangking muaknya warga Depok sama PKS, akhirnya mereka memilih calon yang diusung KIM+. Tapi, nggak masalah deh, siapa aja asal bukan PKS lagi,” cuit akun @rafliarza.
“Warga Depok sudah melek politik. Selama layanan umum masih ribet, sudah saatnya ganti pemimpin,” timpal akun @Rianfebriaann89.
Akun @rini99714803 menilai, kekalahan PKS di Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan sejumlah kabupaten dan kota di provinsi tersebut, merupakan dampak dari penjegalan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
“Gara-gara Jegal Anies di Jakarta, rakyat jegal kalian di Pilkada Depok, Jabar, Jakarta dan daerah-daerah lainnya,” tuturnya.
Akun @hdsambodo memiliki pendapat berbeda. Dia menilai, kekalahan PKS di Pilkada Kota Depok merupakan dampak terlalu mengandalkan kader sebagai basis pemilih.
“Wooiii.... Pemilih terbanyak itu simpatisan. Kalau kalian cuma mengandalkan kader, semilitan atau sekuat apapun mereka, para kader tidak akan pernah memenangkan pemilu. Lihat PKS di Pilkada di DKI, Jabar, dan Depok. Kemudian, kekalahan PDI Perjuangan di Jawa Tengah dan daerah lainnya,” jelas dia.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu