Faktor Penyebab dan Dampak Tingginya Angka Putus Sekolah di Kalangan Pelajar Indonesia
Salah satu faktor pendukung keberlangsungan hidup manusia adalah pendidikan yang baik dan benar sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan masyarakat banyak yaitu suatu output yang bermanfaat. Di dalam tataran negara, khususnya di negara Indonesia ini, pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat urgensif karena tertuang pada undang-undang yang menjadi acuan kehidupan berbangsa yaitu ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Dalam menciptakan sumber daya manusia yang maksimal, pendidikan merupakan satu dasar bagi terciptanya pembangunan sektor-sektor penting di dalam kehidupan seperti ekonomi, politik dan lainnya.
Berikut adalah faktor penyebab putus sekolah :
1. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku yang melewati batas dari suatu aturan, kewajiban, tuntutan, syarat, dan terlepas dari perasaan malu. Pergaulan bebas juga disebut sebagai suatu interaksi baik secara fisik dan non fisik oleh setiap individu atau kelompok lainnya yang tidak terikat dengan aturan atau batasan, tuntutan adat istiadat dan norma yang berlaku atas sebuah lingkungan masyarakat. Pergaulan bebas memberi dampak negatif terhadap masyarakat terutama kepada anak remaja dan anak usia sekolah.
2. Pernikahan Dini
Secara global UNICEF memperkirakan pada tahun 2018 sekitar 21 persen wanita muda (berusia 20 hingga 24 tahun) menikah muda. Diperkirakan sekitar 1.220.990 perempuan berusia 20-24 menikah sebelum usia 18 tahun. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dari 10 negara yang lain dengan angka absolut pernikahan tertinggi perkawinan anak di dunia. Pada tahun 2015, sekitar sekitar 1,6 % anak usia ≤ 18 berstatus sekolah telah menikah, dan usia sekitar 5,79% anak usia ≥ 18 tahun berstatus sekolah telah menikah, dan tidak melanjutkan sekolah (putus sekolah).
3. Faktor Ontologis (keluarga, sekolah dan lingkungan)
Faktor ini menjadi faktor yang utama baik bagi anak laki laki maupun perempuan putus sekolah. Oleh karena itu, perlu dirumuskan kebijakan yang strategis yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah putus sekolah atau berhenti sekolah pada anak-anak di Indonesia khususnya baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan.
4. Keterbatasan Ekonomi
Kondisi ekonomi dalam suatu keluarga memiliki peran penting dalam memainkan tingginya angka putus sekolah. Banyak keluarga yang tidak mampu memberikan biaya untuk keberlangsungan pendidikan anak-anaknya, baik itu biaya sekolah, maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan kondisi demikian, banyak anak-anak yang rela kehilangan pendidikannya dan justru mereka memilih untuk bekerja demi membantu menghidupi kehidupan keluarganya. Seharusnya, keadaan miskin suatu keluarga bukan menjadi tanggung jawab anak, akan tetapi keadaan miskin menjadi beban anak untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
Selanjutnya berikut adalah dampak dari putus sekolah :
1. Kurangnya Motivasi dalam Bekerja
Karena tidak adanya rasa percaya diri untuk mencari pekerjaan yang cocok bagi dirinya. Sehinga mereka cenderung bergaul dengan teman-temannya yang juga tidak bersekolah. Mereka memilih untuk menghabiskan waktunya untuk berkumpul dan bersenang-senang bersama temannya.
2. Menurunnya Kualitas Sumber Daya Manusia
Tingginya angka putus sekolah berdampak pada penurunan kualitas su,ber daya manusia di masyarakat serta mempengaruhi pada sector produktifitas ekonomi masyarakat.
3. Peningkatan Kemiskinan dan Ketidaksetaraan Sosial
Anak yang putus sekolah lebih rentan terhadap kemiskinan, baik secara finansial maupun kemiskinan yang lebih mendalam yaitu kemiskinan intelektual. Hal ini menciptakan siklus kemiskinan yang sulit diputus dan memberikan dampak kepada generasi selanjutnya yang akan mengikuti generasi yang sekarang.
Adapun kesimpulan dari pada penjelasan diatas adalah bahwa pendidikan menjadi sumber utama bagi kebangkitan suatu bangsa yang didalamnya mencakup masyarakat, keluarga dan individu itu sendiri. Bagaimana mungkin suatu individu mampu memiliki tingkat status sosial yang tinggi tanpa didasari dengan pengetahuan yang tinggi juga. Anak anak yang putus sekolah harus menjadi perhatian bagi kita semua karena ini merupakan tanggung jawab bersama demi keberlangsungan kehidupan suatu masyarakat dan negara. Tanpa ditopang dengan pendidikan yang baik, terjangkau, memadai dan lainnya itu, maka suatu bangsa tersebut akan terus menerus menjadi bangsa yang tertinggal, bahkan dampaknya adalah menjadikan suatu negara tersebut terkategori dalam negara miskin.
Khoir Muhamad Najib
Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Pamulang
TangselCity | 11 jam yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu