TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Antre Gas Melon Berjam-jam, Ibu Di Pamulang Meninggal Dunia

Jarak Dari Rumah Ke Pangkalan Sekitar 500 Meter

Reporter: Idral Mahdi
Editor: Redaksi
Selasa, 04 Februari 2025 | 00:25 WIB
Suasana rumah ibu yang meninggal seusai antre membeli gas di wilayah Pamulang, Tangsel.
Suasana rumah ibu yang meninggal seusai antre membeli gas di wilayah Pamulang, Tangsel.

PAMULANG-Fenomena antre gas elpiji 3 kilogram di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menelan korban jiwa. Yonih (62 tahun), warga Jalan Beringin Raya, Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, meninggal dunia usai ikut antre berjam-jam untuk membeli gas melon tersebut.

 

Korban diduga meninggal dunia karena kelelahan setelah antre berburu gas elpiji 3 kilogram di pangkalan. Saat itu antrean mengular cukup panjang.

Ketua RT setempat, Saiful mengatakan, almarhumah berangkat dari rumah sekitar pukul 11.00 WIB untuk membeli gas. Jarak antara rumah dan lokasi ia membeli gas diprakirakan kurang lebih mencapai 500 meter. Saat itu, almarhumah dikabarkan pergi membeli gas berjalan kaki dengan membawa dua tabung gas.

 

Saiful menjelaskan, setelah mengantre membeli gas, saat diperjalanan pulang, almarhumah dikabarkan kelelahan, sehingga harus istirahat di depan sebuah toko.

 

“Almarhumah sebelum meninggal habis ngantre pulang bawa dua tabung gas. Kemudian setelah bawa tabung gas dia mungkin lemas atau gimana terus dia duduk,” kata Saiful.

 

Saat itu, beberapa warga yang melihat langsung menghampiri dan bergegas menghubungi pihak keluarga. “Akhirnya mereka bantu pertolongan pertama, kebetulan warga yang membantu tahu lokasi rumah ibu itu tinggal, dan langsung dihubungi pihak keluarga,” ungkapnya.

 

Sang ibu tersebut langsung dibawa pulang ke rumah, namun untuk memastikan kesehatannya ia dibawa menuju Rumah Sakit (RS) Permata Pamulang.

 

“Setelah keluarga datang, dia langsung dibawa ke rumah untuk membantu, nggak lama kemudian dibawa ke Rumah Sakit Permata. Nghak lama kemudian, warga saya bercerita bahwa Ibu Yonih sudah meninggal dunia,” ungkapnya.

 

Pengamatan di rumah almarhumah, beberapa kerabat dan tetangga sekitar telah berdatangan untuk berbela sungkawa. Almarhumah sendiri telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) yang terletak tidak jauh dari kediamannya. 

 

"Makanya Pemerintah kalau bikin kebijakan yang logis, yang menguntungkan rakyat kecil. Kita disuruh antre kayak zaman penjajahan. Meninggalnya ibu Yonih harus jadi pelajaran, rakyat Indonesia berduka," sesal Ramadhan, tetangga korban.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit