Soal Harga Pangan Naik Jelang Bulan Puasa, DPR Akan Pantau Terus

JAKARTA - Hal itu, antara lain tampak dalam kunjungan Komisi IV DPR di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah. Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV Abdul Kharis Almasyhari ini mendapati beberapa komoditas, harganya naik. Salah satunya adalah harga daging ayam.
Atas kenaikan harga, pengamat ekonomi, Salamuddin Daeng menilai, perekonomian masyarakat tertekan jelang Ramadan (Bulan Puasa) tahun 2025.
Salamuddin menyampaikan itu dalam diskusi Dialektika Demokrasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2025). Dialog bertema “Antisipasi Lonjakan Harga Sembako Jelang Puasa” ini, dihadiri Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron.
Salamuddin menyarankan Pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan daya beli masyarakat, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yakni optimalisasi penyaluran bansos pada Februari dan Maret 2025 dipercepat.
“Seandainya ada satu kebijakan yang bisa memompa daya beli, maka saya perkirakan itu tinggal satu, yaitu bansos kalau memang mau diturunkan sekarang. Karena, perputaran uang lemah saat ini,” pungkas Salamuddin.
Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron menganggap, kenaikan harga menjelang puasa merupakan hal yang lumrah. Asalkan, kenaikan itu dalam batas wajar.
Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun Atmo meminta Pemerintah benar-benar menggelar operasi pasar guna menekan kenaikan harga kebutuhan pokok. “Operasi pasar efektif untuk menekan kenaikan harga komoditas pangan,” ujarnya.
Berdasarkan dataindonesia.id, Jumat (21/2/2025), cabe rawit misalnya, mengalami kenaikan harga tertinggi, yakni 2,69 persen atau Rp 1.832 per Kg, menjadi Rp 69.919 per Kg. Pada perdagangan Kamis (20/2), harga cabe rawit dibanderol Rp 68.087 per Kg.
Kemudian, harga telur ayam ras mulai merangkak naik 0,05 persen, atau Rp 14 per Kg, menjadi Rp 29.593 per Kg, dari Rp 29.579 per Kg.
Bukan tidak mungkin, harga masih merangkak naik.
Untuk membahas hal tersebut lebih jauh, berikut ini wawancara dengan Herman Khaeron.
Saat Ramadan dan Idul Fitri, biasanya ada kenaikan harga pangan. Apa pendapat Anda?
Memang, setiap menjelang Ramadan dan Lebaran, ada kenaikan harga, karena permintaan atas kebutuhan pangan itu lebih tinggi saat momen tertentu, terutama Ramadan dan Lebaran.
Permintaan itu meningkat karena persediaan rumah tangga akan lebih besar dari kebiasaannya. Kalau biasanya membeli beras 2 kilogram, jadi 4 kilogram. Yang biasanya beli daging sekilo, menjadi 3 kilo. Sesuai hukum pasar, jika permintaan masyarakat meningkat, maka harga naik.
Bagaimana Anda memandang kenaikan harga ini?
Dulu, di kampung saya, ada pandangan kalau Ramadan atau Lebaran harga naik, biasa saja. Biasa kalau dalam batas harga psikologis. Tapi, kalau sudah di luar nalar, kenaikannya itu tidak wajar.
Jika kenaikannya tidak wajar, maka ada yang salah dalam distribusi. Apakah itu ketersediaannya dari sisi produksi, apakah dari sisi-sisi lainnya.
Apakah ada potensi permainan dari para spekulan?
Bisa saja terjadi dari para spekulan, para pemain-pemain harga ini bermain dalam event-event tertentu, momentum-momentum tertentu. Karenanya, hal ini harus dijaga oleh kita bersama. Undang-undangnya sudah cukup kuat untuk menindak pada pelanggar aturan sistem perdagangan.
Sebagai wakil rakyat, apa yang Anda lakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan?
Kami di DPR terus memonitor dan memantau ketersediaan barang, ketersediaan dari sisi kedekatan terhadap konsumen, maupun keterjangkauan dari sisi harga dan keterjangkauan dari sisi barang. Ini yang terus kami pantau.
DPR selalu mendorong agar ada mitigasi pada setiap pergerakan harga, pada setiap terjadi kelangkaan barang dan jasa. Jika terjadi berbagai permintaan yang tidak terpenuhi, kami akan merespons cepat.
Anda akan mengawal harga pangan?
DPR bersama Pemerintah akan mengawal ketersediaan dan keterjangkauan, baik dari sisi barang maupun dari sisi harga. Kami akan kawal sampai pelaksanaan Ramadan dan Idul Fitri, agar kebutuhan pokok bisa dipenuhi dengan harga yang terjangkau.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu