Mucikari Jual PSK Usia Pelajar Via Medsos
Berhasil Dibongkar Polres Lebak

PANDEGLANG - Pelaku mucikari Aep (25) telah menjual Pekerja Seks Komersial (PSK) yang masih usia pelajar kepada para hidung belang melalui Media Sosial (Medsos) di wilayah Kabupaten Lebak.
Kelakuan Aep itu berhasil dibongkar pihak Polres Kabupaten Lebak, bahkan Polisi berhasil membekuknya di kamar kost yang ia sewa di Kampung Tarikolot, Desa Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.
Kepada kepolisian tersangka mengaku menawarkan lima orang PSK dan salah satu diantaranya masih usia pelajar (tidak sekolah, red)
Untuk tiap transaksi, tersangka mendapatkan keuntungan Rp 50-100 ribu. Keuntungan itu ia dapat berdasarkan kesepakatan awal dengan PSK yang ia tawarkan.
“Tersangka sudah 6 bulan, cukup lama. Jadi ada yang langsung datang, ada yang sudah kenal melalui WhatsApp (WA), atau lewat Medsos lainnya,” kata Kanit PPA Satuan Reserse Kriminal Polres Lebak, IPDA Limbong, Kamis (27/2).
Tarif yang dikenakan untuk menyewa jasa pekerja seks komersial berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu per jam. Menurut Limbong, dalam sehari tersangka biasa menerima dua sampai tiga tamu. Bahkan, tersangka juga turut menyewakan kamar kost miliknya ke pria yang hendak menggunakan jasa pekerja seks komersial.
“Lima orang pekerja seks yang tersangka tawarkan tidak di satu tempat, mereka tersebar di sejumlah titik di Rangkasbitung. Jadi transaksi secara online. Namun saat penangkapan tersangka, ada satu korban yang sedang bersama tersangka itu,” jelasnya.
Limbong mengungkapkan, tersangka merupakan warga Rangkasbitung, dan menjadikan bisnisnya tersebut sebagai pemasukan utama. Para pekerja seks komersial yang ditawarkan oleh tersangka juga melakukan aksinya secara sukarela tanpa ada paksaan.
“Untuk kebutuhan sehari-hari pendapatannya, begitu juga para korbannya. Saat ini kita terus melakukan pendalaman, apakah dia (tersangka, red) bekerja sendiri atau tidak dan termasuk jumlah korban yang dia tawarkan,” katanya.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka terancam pasal berlapis, yakni pasal 296 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan dan pasal 506 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 1 tahun.
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu