DPR Dan Barantin Musnahkan 86 Ton Bawang Bombai Berhama

BEKASI - Komisi IV DPR bersama Badan Karantina Indonesia (Barantin) memusnahkan 86,4 ton bawang bombai impor asal Belanda yang terdeteksi mengandung hama dan penyakitpada tumbuhan. Anggota Komisi IV DPR Mayjen TNI (Purn) Sturman Pandjaitan mengatakan, langkah ini diambil untuk mengamankan kelangsungan komoditas pangan di dalam negeri.
"Sekitar 86,4 ton (bawang bombai) akan dimusnahkan. Ini tidak boleh ke mana-mana, karena bisa berbahaya bagi masyarakat apabila dikonsumsi," kata Sturman, saat menyaksikan pemusnahan 86,4 ton bawang bombai asal Belanda, di Balai Uji Terap, Teknik dan Metode Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (28/2/2025).
Turut hadir dalam pemusnahan ini Kepala Badan Karantina (Barantina) Sahat Manaor Panggabean, perwakilan Ditjen Bea Cukai, dan pelaku usaha. Hadir juga sejumlah anggota Komisi IV DPR seperti drh Slamet, Riyono, dan Eko Wahyudi.
Sturman menyadari, tugas Barantin tidak mudah untuk mencegah masuk dan tersebarnya penyakit, baik penyakit hewan, ikan maupun tumbuhan. Karena itu, Komisi IV DPR akan terus mendukung kerja-kerja perkarantinaan untuk pangan ini benar-benar berjalan dengan maksimal.
Hari ini kami melihat kerja yang dilakukan Barantin sudah sangat baik. Ini dilakukan di semua wilayah kita," lanjut Wakil Ketua Badan Legislasi DPR ini.
Komisi IV DPR, lanjutnya, akan selalu mengawasi kerja Barantin sebagai garda terdepan dalam perlindungan sumber daya alam hayati melalui sistem biosekuriti. "Memang nilainya (yang dimusnahkan) tidak seberapa sebenarnya, tapi dampaknya kepada masyarakat ini luar biasa. Apalagi saat Ramadan, kita harus memastikan produk pangan yang beredar di masyarakat terjamin keamanan dan kualitasnya," tambahnya.
Kepala Barantin Sahat M Panggabean menyampaikan, pemusnahan ini adalah bagian dari sistem karantina untuk mencegah risiko masuk dan tersebarnya hama penyakit ke Indonesia. "Intinya kita tidak mau barang-barang yang dikirim ke Indonesia tidak baik. Karena ini tidak aman dikonsumsi dan berbahaya untuk lingkungan," tegasnya.
Sahat memastikan, Barantin telah memiliki sistem karantina yang berlapis. Tahapan pre border merupakan sistem karantina yang memastikan bahwa semua komoditas yang akan dikirim harus dijamin kesehatan dan keamanannya oleh negara asal. Tahapan at border yaitu pemeriksaan di pelabuhan atau bandara, dan post border yaitu monitoring komoditas setelah pemasukan ke wilayah Indonesia.
Sistem karantina berlapis ini diterapkan karena pihaknya tidak ingin Indonesia menjadi tempat penampungan komoditas pangan berkualitas rendah, terutama yang akan dikonsumsi masyarakat. Karena itu, dia mengingatkan kepada pelaku usaha untuk mengikuti prosedur yang berlaku terkait keamanan pangan ini.
"Teman-teman pelaku usaha, tolong berbisnis dengan baik. Kita tidak ingin barang yang datang ke sini kualitasnya jelek. Kita tidak ingin Indonesia menjadi tempat penampungan barang-barang yang tidak baik,” ucap Sahat.
Sahat menegaskan, penolakan terhadap bawang bombai asal Belanda ini telah melalui prosedur yang berlaku, mulai dari pemeriksaan dokumen hingga fisik. Setelah diketahui barang impor ini positif tercemar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), Barantin melakukan tindakan karantina penolakan. Pemilik atau importir dapat mengembalikan komoditas tersebut ke negara asal.
Namun, importir memilih untuk dilaksanakan tindakan pemusnahan. Barantin juga mengirimkan notifikasi ketidaksesuaian ke negara eksportir melalui dokumen Notification of Non-Compliance (NNC), serta akan melakukan evaluasi secara berkala terhadap protokol karantina antara dua negara tersebut. "Terima kasih kepada Bea Cukai dan Kepolisian yang telah membantu kegiatan ini," bilangnya.
Sahat menambahkan, semua proses ini bisa berjalan karena telah diterapkannya sistem perkarantinaan, baik melalui penelusuran dokumen melalui Sistem TRUST, dan juga laboratorium. Dia memastikan, laboratorium milik Barantin ini diakui secara internasional dan bahkan telah terakreditasi.
"Laboratorium kita bukan ecek-ecek. Kita periksa dan itu diakui internasional laboratorium kita. Jadi, jangan anggap ini laboratorium biasa-biasa saja,” tambah Sahat.
Kepala Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Jakarta, Amir Hasanuddin menegaskan, bawang bombai yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada 5 Februari 2025 itu terdeteksi nematoda Aphelenchoides fragariae (parasit tumbuhan). Karena itu, pihaknya kemudian mengeluarkan kebijakan menolak bawang bombai ini masuk ke Indonesia.
Amir mengatakan, sebenarnya 86,4 ton bawang bombai ini akan dikembalikan ke negara asal. Namun oleh importir memutuskan untuk dimusnahkan. "Karena ini berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi jika komoditas tersebut masuk ke masyarakat," ujarnya.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 10 jam yang lalu