Ini Deretan Menu MBG Yang Disukai Anak Sekolah
Omelet Saus Padang, Tumis Sayur Pakcoy, Dan Buah Jeruk

JAKARTA - Future Farmers of Indonesia (FFI), organisasi pelajar yang bertujuan membentuk generasi muda unggul dan pemimpin masa depan di sektor pangan, merilis daftar menu terbaik Program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama kurun waktu 21 April hingga 16 Mei 2025.
Dari ratusan menu yang disajikan di sekitar 50 Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG), sejumlah menu dinilai paling menonjol dari segi kandungan gizi, variasi bahan makanan, dan respons positif dari siswa.
Sekretaris Jenderal FFI, Angeli Laura Beatrice, mengatakan, penyajian yang menarik dan warna-warni juga menjadi kunci keberhasilan MBG. Menu seperti omelet saus Padang, tumis sayur pakcoy, dan buah jeruk atau pisang banyak ditemukan di berbagai daerah dan tetap menjadi favorit.
“Menu yang kaya warna biasanya punya kombinasi gizi seimbang, sayur hijau untuk zat besi dan serat, protein hewani dan nabati, serta buah sebagai antioksidan alami. Ini penting untuk mendukung pertumbuhan anak,” jelas Angeli Laura Beatrice, Sekretaris Jenderal FFI, yang mewakili tim kurasi dalam keterangan di Jakarta, Minggu (18/5).
Program MBG yang digagas pemerintah sebagai upaya membentuk Generasi Emas 2045 memang terus dipantau dan dievaluasi oleh berbagai pihak, termasuk lembaga independen seperti Future Farmers Indonesia.
Dalam laporan terbarunya, mereka menilai tidak hanya kandungan gizi, tapi juga keberagaman menu dan cita rasa yang dapat diterima anak-anak sekolah dasar hingga menengah.
Salah satu menu yang paling menonjol berasal dari SPPG Surade, Sukabumi, pada 5 Mei 2025.
Menu ini terdiri dari nasi putih, ayam goreng serundeng, sayuran campur, jeruk, dan susu pasteurisasi. Total energi yang dihasilkan mencapai 792,4 kkal dengan kandungan protein tinggi sebesar 29,5 gram. Menu ini dinilai ideal untuk menunjang aktivitas fisik dan konsentrasi belajar siswa.
Menu lain yang mendapat pujian tinggi adalah dari SPPG Cimalaka, Sumedang, pada 30 April 2025. Kombinasi nasi mentega, fish fritter dengan saus BBQ, jagung manis mentega, salad kol, dan jus mangga tak hanya menggugah selera, tetapi juga menghadirkan kandungan karbohidrat dan protein seimbang dengan total energi 665 kkal.
Future Farmers juga menyoroti keberhasilan sejumlah daerah dalam menyesuaikan menu dengan kearifan lokal tanpa mengurangi kualitas gizi.
Misalnya, SPPG Bantul menyajikan nasi kuning, telur orak-arik sayur, orek tempe manis, lalapan segar, susu dan longan, mencerminkan perpaduan antara tradisi dan nutrisi modern.
Menu berbasis spaghetti dan makaroni juga menarik perhatian, seperti spaghetti carbonara dengan chicken nugget, tahu goreng, brokoli wortel kukus, pepaya, dan susu pasteurisasi dari SPPG Daarut Tauhiid, Bandung (6 Mei 2025).
Menu ini mendapat nilai plus karena memperkenalkan karbohidrat alternatif dengan kandungan energi 548,3 kkal.
Meskipun banyak menu dinilai berhasil, Future Farmers juga mencatat beberapa tantangan seperti belum setaranya porsi antara daerah, keterbatasan logistik bahan segar di wilayah terpencil, dan kebutuhan peningkatan pelatihan untuk petugas dapur.
Mereka merekomendasikan agar pemerintah terus memperluas dokumentasi dan standardisasi menu MBG agar kualitas gizi merata di seluruh Indonesia.
Selain itu, keterlibatan sekolah dan komunitas lokal dalam penyusunan menu dinilai bisa memperkuat keberlanjutan program.
“Program Makan Bergizi Gratis terbukti bukan hanya soal memberi makan, tapi juga membentuk kebiasaan makan sehat dan rasa cinta pada makanan lokal sejak dini. Lewat pemilihan menu yang kreatif dan bergizi, masa depan Indonesia bisa dibangun mulai dari piring makan siswa sekolah. What the children eat today, will shape the nation tomorrow,” kata Angeli.
Future Farmers of Indonesia adalah platform organisasi ekosistem pangan bagi siswa/i sekolah di Indonesia, dirancang untuk mengembangkan pemimpin masa depan di sektor pangan dengan menumbuhkan minat dan bakat mereka dalam inovasi, teknologi, dan keberlanjutan guna mencapai kedaulatan pangan.
FFI mengusung semangat muda yang menggabungkan kearifan lokal dengan pemikiran inovatif untuk menciptakan pertanian berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup masyarakat masa kini.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 3 jam yang lalu
Ekonomi Bisnis | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu