TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Kericuhan Job Fair ‘Bekasi Pasti Kerja’ Ramai Di Medsos

Reporter: Farhan
Editor: Redaksi
Jumat, 30 Mei 2025 | 10:35 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

BEKASI - Kericuhan yang terjadi di event job fair ‘Bekasi Pasti Kerja’ di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), Selasa (27/5/2025), masih ramai diperbincangkan netizen di berbagai media sosial (medsos). Ada yang menilai, masalah itu disebabkan kecilnya jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Namun ada juga yang menganggap pihak penyelenggara acara kurang siap.

 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi Nur Hidayah mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi selaku pelaksana job fair ‘Bekasi Pasti Kerja’, tak menyangka animo pencari kerja dalam acara itu sangat besar. Hal itu di luar prediksi dan persiapan yang dilakukan sebelum acara.

 

Menurut Hidayat, besarnya animo pelamar kerja yang datang tak lepas dari kehadiran perusahaan ternama yang membuka lowongan kerja. Kemudian, peserta yang datang ke lokasi acara tak hanya dari Kabupaten Bekasi, tapi juga daerah luar.

 

Animo pencari kerja sangat tinggi. Sejak pukul 06.00 WIB, mereka sudah mulai mengantre. Jumlah yang hadir jauh melebihi prediksi, kondisi sempat padat, mendorong kami membuka akses lebih awal sekitar pukul 08.00 WIB,” jelas Hidayah dalam keterangan resminya dikutip, Kamis (29/5/2025).

 

Selama terjadi kericuhan, lanjut dia, ada sejumlah peserta yang mengalami kelelahan hingga pingsan. Namun, seluruhnya telah mendapat penanganan medis dan dinyatakan pulih. “Tidak ada peserta yang dirawat inap,” imbuhnya.

 

Ke depan, Hidayah berjanji, Pemkab Bekasi akan memperbaiki aspek manajemen antrean, pengaturan kelompok masuk dan penguatan sistem digital dalam event job fair.

 

Selain itu, pihaknya juga membuka kemungkinan event job fair selanjutnya dilaksanakan secara virtual atau hybrid.

 

“Kalau tetap offline, kami akan gelar dengan konsep dan sistem yang disempurnakan. Yang jelas, kami akan melakukan evaluasi menyeluruh. Termasuk mengevaluasi peran pihak pelaksana acara dan memperkuat sinergi dengan pihak keamanan, Kominfo, dan stakeholder lain,” terangnya.

 

Hidayah menambahkan, Pemkab Bekasi berkomitmen menjadikan job fair di Bekasi sebagai role model job fair yang tidak hanya menghadirkan peluang kerja, tapi juga menjamin kenyamanan dan keamanan seluruh peserta.

 

Terpisah, Kepala Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Sunardi Manampiar Sinaga menyatakan, membludaknya jumlah peserta job fair yang diselenggarakan Pemkab Bekasi, bisa dipicu berbagai faktor. Dia juga membantah, kericuhan tersebut dijadikan indikator minimnya peluang kerja di Indonesia.

 

“Kalau dibilang job fair di Bekasi membludak bahkan ricuh, menjadi potret sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, saya kira kurang tepat,” katanya.

 

Berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, menurut Sunardi, para peserta mempunyai beragam alasan datang ke job fair. Antara lain, murni mencari pekerjaan, mencari pekerjaan sampingan/agar bisa double job, persiapan untuk dapat pekerjaan pengganti, atau sekadar berkonsultasi soal pekerjaan.

 

Bertambahnya jumlah angkatan kerja disebabkan oleh bertambahnya lulusan pendidikan. Mereka bersemangat mencari lowongan kerja, tapi bisa juga ada keinginan masyarakat mencoba pekerjaan lain yang lebih cocok dari pekerjaan yang ada,” tuturnya.

 

Diketahui, sejumlah video pendek terkait pelaksanaan Job Fair yang mengambil tempat di salah satu universitas di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, viral di berbagai media sosial. Kegiatan itu diselenggarakan Dinas Ketenagakerjaan Pemkab Bekasi, Selasa (27/5/2025).

 

Dalam video yang beredar, tampak para pencari kerja berebut memindai kode QR untuk bisa masuk melamar pekerjaan. Suasana yang awalnya kondusif berubah menjadi ricuh seiring membludaknya peserta acara.

 

Massa juga tampak saling berteriak dan saling dorong satu sama lain. Saking padat dan teriknya sinar matahari, sejumlah orang dikabarkan pingsan.

 

Kemudian, pencari kerja yang sudah tak sabar mendesak dan meneriaki panitia agar mengizinkan mereka masuk. Insiden saling lempar dan saling pukul sempat terjadi di tengah-tengah antrean.

 

Menanggapi insiden itu, sikap netizen di media sosial X terbelah.

 

Kejadian yang di Bekasi jadi gambaran, sedikitnya lowongan kerja saat ini. Kalaupun ada lowongan, yang melamar ribuan. Lebih baik kita kembali ke kampung, jadi petani, peternak, atau nelayan, yang memperkerjakan diri sendiri dan orang lain,” tulis akun @Suprabpksci.

 

“Untuk para pemburu kerja bersabarlah, terus ikhtiar, dan berdoa. Sesulit apa pun mencari pekerjaan, pasti ada jalannya. Jangan pada jadi kriminal ya,” ciut akun @Arumitbetdlam_.

 

“Ini bukan masalah pesertanya sih. Tapi, manajemen acaranya. Harusnya, itu peserta di bagi ke sejumlah gelombang, waktu kunjungannya diatur berdasarkan jam. Jangan dalam satu waktu, semua peserta langsung tumplekblek,” cetus akun @Theaquacharis8289.

 

Gue lebih sepakat, setiap acara job fair itu diatur waktu kunjungan. Ini bisa jadi bagian dari seleksi soal kedisiplinan waktu si pelamar. Kemudian, kalau memang bisa didaftar secara offline, stan yang ada di job fair harusnya cukup beri barcode ke setiap pelamar yang datang. Jangan kasih form untuk ditulis di tempat,” timpal akun @t299007821.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit