Kecewa SPMB Jalur Domisili, Warga Geruduk SMAN 3 Tangsel

PAMULANG-Sejumlah warga yang tergabung dalam aliansi Wong Pitu menggeruduk Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Kota Tangerang Selatan (Tangsel), di Kecamatan Pamulang, Rabu (2/7).
Mereka melakukan aksi damai di depan sekolah, sebagai bentuk kekecewaan atas hasil pengumuman Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang dinilai tidak adil. Terutama jalur domisili.
Aksi tersebut dilakukan warga yang berasal dari tujuh RW yang berada di sekitar sekolah, terdiri dari RW 10 sampai RW 16 Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang. Gedung SMAN 3 itu sendiri berdiri di atas lahan fasos fasum lingkungan warga.
Salah satu warga RW 10, Vivi menyuarakan langsung keresahannya. "Kami sebagai warga, ya. Sebenarnya ini kan fasum-fasum kami, RW 10. Tapi sekarang, kami sudah nggak punya fasum lagi. Kalau mau kegiatan saja, harus nebeng ke RW 14 atau 15, yang jauh. Sementara anak-anak kami malah nggak bisa sekolah di lingkungan sendiri," ungkap Vivi.
Vivi menjelaskan, saat membeli rumah di wilayah tersebut, salah satu daya tariknya adalah keberadaan fasilitas umum seperti sekolah dan pasar. Namun sayangnya, pada penerimaan tahun ini banyak anak-anak di sekitar sekolah yang tidak diterima. Salah satunya, cucu dia sendiri.
"Saya punya cucu nilai rapotnya 8,9, masuk lima besar. Harusnya sih layak diterima. Kakaknya dulu sekolah di sini juga," ungkap Vivi.
Vivi menambahkan, selama ini tidak ada sosialisasi atau imbauan dari pihak sekolah mengenai sistem zonasi terbaru. Ia menilai, sistem domisili seharusnya mengutamakan warga yang terdekat dari sekolah.
"Saya berharap agar cucu saya dapat diterima di sekolah ini. Selain dekat kami juga gampang untuk mengawasinya. Biar orang tua nggak was-was mikirin anak pulang sekolah. Sekarang malah anak-anak kami yang tinggal depan sekolah, nggak masuk," lanjutnya kecewa.
Kepala SMAN 3 Tangsel, Aan Sri Analiah menyebutkan, bahwa telah menampung semua aspirasi warga sekitar yang telah menggelar aksi damai pada hari ini.
"Mereka mengadakan aksi damai dan lain sebagainya, itu hak mereka ya. Hak mereka karena mereka memang warga sekitar yang memang mungkin putra-putrinya tidak diterima di SMAN Kota Tangsel," ucapnya.
Ia menegaskan, bahwa pihak sekolah hanya melaksanakan ketentuan yang diatur dalam Petunjuk Tenis (Juknis) serta sudah mengikuti semua aturan yang ada dalam SPMB.
Selain itu, Aan memastikan akan membawa aspirasi warga ke Dinas Pendidikan Provinsi Banten untuk menindaklanjuti semua keluhan warga sekitar.
"Saya akan berangkat ke provinsi untuk menyampaikan ini. Tapi keputusan bukan di tangan saya, tetap di pimpinan," pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu