TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

BBWS Ciliwung Cisadane Janji Perbaiki Tanggul Jebol

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: Irma Permata Sari
Jumat, 11 Juli 2025 | 07:45 WIB
Plh Kepala BBWSCC, Ferdinanto saat diwawancarai di gedung BLK Tangsel, Kamis (10/7)
Plh Kepala BBWSCC, Ferdinanto saat diwawancarai di gedung BLK Tangsel, Kamis (10/7)

SERPONG UTARA-Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane berjanji akan memperbaiki tanggul yang jebol Ciputat dan Pondok Aren, Kota Tangsel saat banjir pada Selasa (8/7). Sejumlah airan kali juga bakal dinormalisasi. 

 

Plh Kepala BBWS Ciliwung Cisadane, Ferdinanto mengatakan, penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh. Sebab problem yang terjadi khususnya di Tangerang Raya ini, sudah menjadi permasalahan yang rumit. 

 

"Karena banjir ini bukan hanya permasalahan karena konstruksi. Tapi sudah masuk komprehensif, complicated. Kalau kata orang complicated," ungkap Ferdinanto di Gedung BLK Provinsi Banten, Serpong Utara, Kamis (10/7).

 

Fenomena banjir di Tangsel dipicu oleh sederet permasalahan berbeda. "Karena apa? Karena sudah memasuki masalah tata ruang, resapan, mungkin juga tanggulnya belum dibangun, pembebasan lahan yang belum jalan. Tadi juga ada masalah sampah, terus kali sempit sehingga jadi terbendung karena sampah. Sehingga airnya ke kanan ke kiri, ada lagi jembatan yang di bawah elevasi banjir, sehingga air masuk lewat jembatan. Jadi sudah complicated," paparnya.

 

Oleh karena itu, menurutnya, harus diperlukan penanganan yang ekstra dan terintegrasi oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat. Seperti saat banjir di Pondok Maharta, Pondok Aren, Ferdinanto juga terlihat turun langsung ke lokasi. Sebagai langkah taktis saat itu, BBWSCC menerjunkan bantuan pompa sedot air untuk menyurutkan banjir yang masih menggenang hingga siang hari. 

 

Sementara, untuk langkah selanjutnya, ia menegaskan bahwa normalisasi harus segera dilakukan. "Normalisasi sungai harus jalan, apapun, bagaimana pun, itu harus jalan. Bagaimana untuk menjalankan normalisasi sungai, itu butuh bantuan dari ATR BPN, dari kita, dari Pemda untuk tahu lokasi ini punya siapa," tegasnya. 

 

Sebab selama ini, kata Ferdinanto, permasalahan utama dalam pengerjaan normalisasi aliran sungai adalah masalah pembebasan lahan. Seperti misalnya, ia mencontohkan dalam pengerjaan normalisasi aliran Kali Angke, salah satu aliran terbesar yang membelah Tangsel dan daerah sekitarnya. 

 

"Normalisasi Kali Angke sudah berjalan. 37 Kilo sudah selesai 26 Kilo, sisa 11 Kilo. Jakarta sampai ke yang masuk ke area Banten. 11 Kilo belum diselesaikan, karena ada permasalahan lahan yang belum bisa dibebaskan," ungkap Ferdinanto. 

 

Untuk di Banten saja, rencana normalisasi akan dikerjakan sepanjang 26,4 kilometer. "Terlaksana 19,3 kilometer, tersisa 7,1 kilometer. Lalu rencana Provinsi Jakarta 13,3 kilometer, terlaksana 9,2 kilometer, tersisa 4,1 kilometer," paparnya.

 

Kendala ini, kata dia, membuat alat berat tidak bisa diterjunkan. Sehingga normalisasi tak dapat dilakukan. "Jadi prinsipnya, ada lahan-lahan yang belum bebas. Nah kalau lahan belum bebas kita keruk, rumahnya roboh, yang disalahkan siapa? Jadi, kenapa kita belum bisa masuk normalisasi? Karena lahannya belum bebas. Nah, kalau kita gali, di atasnya masih ada rumah, kita main gali saja, roboh," jelasnya. 

 

Jika permasalahan itu dapat diatasi, maka penanganan tidak hanya sebatas pada pengerjaan normalisasi saja. Namun juga pembangunan tanggul. 

 Dalam penanganan banjir di Tangerang Raya ini, Ferdinanto menyatakan bahwa BBWSCC siap membangun tanggul, termasuk juga memperbaiki bangunan yang rusak. 

 

"Supaya kita bisa bangun tanggul. Begitu ada tanggulnya, sampai menutup tanggulnya, sampai ketemu jembatan, jembatan juga dinaikin gitu ya, itu air ya jalannya tidak akan loncat ya, dia terus ngikutin saluran air itu. Terus bagaimana dengan sampah? Itu harus dikeruk, ya harus rutin," terangnya. 

 

Ferdinanto menuturkan selain langkah taktis, koordinasi antar-wilayah dan instansi juga harus ditingkatkan. Sebab penanganan harus dilakukan secara berkesinambungan. 

 

"Jangan hanya pas banjir. Setelah banjir ini kita juga terus, kenapa? Kalau nggak, kita diam, musim kering kan diem gitu. Nanti yang ada, ada misalkan tanggul yang retak, karena nggak koordinasi, kita nggak tahu kan, akhirnya begitu banjir, jebol, akhirnya kita baru bergerak," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit