Denny JA Nilai Prabowo Perlu Perkuat Sistem Peringatan Dini

JAKARTA – Kerusuhan sosial yang melanda sejumlah daerah pada akhir Agustus 2025, dari Jakarta hingga Makassar, menjadi pengingat bahwa bangsa tengah menghadapi ujian besar. Gedung DPRD Makassar terbakar, rumah pejabat dijarah, hingga menimbulkan korban jiwa.
Pengamat politik Denny JA menilai, situasi tersebut menuntut dukungan yang lebih tegas kepada Presiden Prabowo Subianto, sekaligus penguatan kepemimpinan. “Ketika simbol demokrasi dibakar, yang rusak bukan hanya gedung fisik, tetapi juga kepercayaan rakyat,” ujar Denny, Senin (1/9/2025).
Menurut Denny, ada tiga penyebab mendasar munculnya gejolak sosial. Pertama, kesenjangan ekonomi yang makin terasa di masyarakat. “Ketimpangan ekonomi membuat hidup semakin menghimpit rakyat kecil, bukan hanya soal uang, melainkan juga martabat,” katanya.
Kedua, erosi kepercayaan publik terhadap lembaga negara. Parlemen dan aparat dipandang lebih sibuk melayani kekuasaan ketimbang melindungi rakyat.
Ketiga, ledakan emosi di tengah ketidakpastian global. Lonjakan harga dan derasnya arus informasi di media sosial memicu percepatan amarah massal.
Denny menekankan pentingnya dukungan publik kepada Presiden. “Prabowo sudah berada di kursi kendali, mengenal peta bahaya, dan memahami koordinat tujuan. Dukungan kepadanya adalah syarat moral agar kapal Indonesia selamat,” ujarnya.
Namun, dukungan itu bukan berarti tanpa kritik. Denny menilai, ada tiga hal yang perlu diperkuat dalam kepemimpinan Prabowo ke depan.
Pertama, belanja negara dalam skala besar untuk menggerakkan ekonomi rakyat, serupa dengan kebijakan New Deal di Amerika Serikat pada 1930-an. Program padat karya, subsidi tepat sasaran, hingga pembangunan infrastruktur yang menyentuh kebutuhan dasar rakyat harus dipastikan berjalan transparan dan melibatkan komunitas lokal.
Kedua, Presiden memerlukan saluran alternatif sebagai “telinga kedua”. Kanal independen ini bisa melibatkan akademisi, sosiolog, lembaga survei, hingga tokoh budaya untuk memberikan masukan yang apa adanya. “Dengan sistem peringatan dini, keresahan masyarakat bisa terbaca sebelum berubah menjadi api di jalanan,” ujar Denny.
Ketiga, eksekutor yang kuat. Program populis, seperti makan siang gratis dan koperasi rakyat, dinilai hanya bermakna jika dieksekusi tim tangguh dengan target jelas dan transparan.
“Gagasan besar akan hambar jika tidak dieksekusi kuat. Prabowo perlu memastikan ada eksekutor tangguh yang benar-benar bekerja efektif,” kata Denny menegaskan.
Ia menutup dengan harapan agar Presiden mampu memimpin tidak hanya dengan ketegasan, tetapi juga dengan kearifan.
TangselCity | 9 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu