Banjir Parah Di Bali Dan NTT, 15 Orang Meninggal

BALI - Indonesia berduka. Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda banjir parah. Di Bali, 9 orang tewas, sementara di NTT, 6 nyawa melayang.
Pulau Dewata yang selama ini dikenal dunia sebagai surga wisata, berubah jadi lautan air. Hujan deras sejak Selasa malam (9/9/2025) membuat Bali megap-megap. Jalan raya berubah jadi kali, pasar tergenang, mobil-mobil tenggelam, ribuan rumah terendam. Lebih memprihatinkan lagi, sembilan nyawa melayang gegara banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat, banjir melanda Denpasar, Jembrana, Gianyar, Tabanan, dan Klungkung. Infrastruktur hancur, aktivitas warga lumpuh.
Kepala UPTD Pengendalian Bencana BPBD Bali, I Wayan Suryaman, menyebut sudah ada sembilan korban meninggal dunia. Lima orang di Denpasar, dua di Jembrana, serta masing-masing satu di Badung dan Gianyar.
“Kami masih mencari dua orang yang belum ditemukan,” katanya, Rabu (10/9/2025).
Tak cuma banjir, longsor ikut mengganas. Ada 18 titik longsor di Gianyar, Karangasem, dan Badung. Sebanyak 16 bangunan jebol diterjang air bah.
Denpasar yang merupakan jantungnya Bali, luluh lantak. 81 titik banjir tercatat di kota ini. Jalan Gunung Soputan yang biasanya macet kini sepi, hanya suara air deras terdengar. Ikon lalu lintas Simpang Dewa Ruci, lumpuh total. Underpass yang jadi kebanggaan warga berubah jadi kolam raksasa.
Wisatawan asing yang baru keluar dari bandara kebingungan. Seorang turis asal Jerman, Martin, menceritakan bagaimana dirinya harus dievakuasi dengan perahu karet di Kuta.
“I thought Bali was paradise. Today it feels like disaster island,” ujarnya dengan wajah pucat.
Di Pasar Kumbasari, Denpasar, pedagang sayur, Ni Luh Sari (43), tak kuasa menahan air mata. Dagangannya hanyut terbawa arus.
“Sayur, baju, semua hilang. Baru kemarin saya beli stok dari Bedugul, sekarang habis,” katanya sambil mengais sisa plastik di antara lumpur.
Di luar pasar, anak-anak kecil justru tampak bermain air setinggi betis. Mereka tertawa di tengah banjir, seakan lupa bahwa rumahnya tak bisa ditinggali malam ini.
Listrik pun ikut kolaps. Tiang roboh, kabel putus, gardu tenggelam. PLN UID Bali mencatat gangguan parah di Denpasar, Sanur, Kuta, dan Tabanan.
“Pemulihan kami fokuskan ke rumah sakit dan bandara,” ujar General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho.
Bencana ini jelas bikin citra pariwisata Bali babak belur. Hingga Rabu siang, air masih setinggi pinggang di Simpang Dewa Ruci. Hotel, bank, hingga rumah sakit lumpuh. Wisatawan asing pun harus dievakuasi pakai perahu karet. Foto-foto turis bule panik diangkut petugas jadi viral.
Ratusan warga mengungsi. Dinas Sosial Denpasar menyalurkan selimut, kasur lipat, makanan, hingga kebutuhan bayi. “Kami buka posko logistik di belakang Lapangan Lumintang,” kata Kadinsos I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty.
Gubernur Bali Wayan Koster turun langsung ke lapangan. Ia meninjau Pasar Kumbasari. Menurutnya, banjir kali ini disebabkan curah hujan ekstrem plus persoalan klasik: sampah. “Hulunya jauh, Tukad Badung panjang. Curah hujan tinggi sekali sejak kemarin. Tapi sampah juga memperparah,” ujarnya.
Koster menyebut ada 43 titik banjir di Denpasar. Pemprov dan Pemkot berjanji mengganti kerugian pedagang dan warga. “Anggaran akan sharing APBD provinsi dan kota,” tegasnya.
Meski darat lumpuh, penerbangan di Bandara Ngurah Rai masih normal. “Kami sudah koordinasi dengan maskapai untuk antisipasi penumpang yang terlambat,” kata Head of Communication Bandara, Gede Eka Sandi Asmadi.
Banjir NTT Tewaskan 6 Orang
Tak Hanya Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) Ikut diterjang banjir bandang. Akibatnya, infrastruktur lumpuh dan empat warga dilaporkan tewas.
Mereka satu keluarga yang terjebak di pondok saat arus deras datang,” kata Kepala BPBD Nagekeo, Gusti Pone.
Akses ke beberapa desa putus. Desa Wolokisa masih terisolasi. Bantuan belum bisa masuk. Basarnas NTT mengaku kesulitan karena cuaca buruk dan sungai meluap.
Dari Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan dukacita. Kepala Negara langsung memerintahkan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dan jajaran kementerian terkait bergerak cepat.
“Presiden menekankan distribusi bantuan harus cepat dan tepat sasaran,” kata Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Meski hujan mulai reda, BNPB mengingatkan potensi hujan deras masih tinggi. Kepala Pusat Data BNPB Abdul Muhari meminta warga tetap waspada. “Ancaman banjir, banjir bandang, tanah longsor, maupun angin kencang masih ada,” ujarnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 23 jam yang lalu