Manasik Haji TK Diklaim Tak Ada Tekanan & Diwajibkan

PANDEGLANG - Kepastian kegiatan manasik haji tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang bakal dilaksanakan empat Organisasi Mitra (Ormit) PAUD Se- Kabupaten Pandeglang, masih tahap melakukan evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.

 

Kegiatan itu juga diklaim oleh pihak Ormit, yakni Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia-PGRI (IGTKI-PGRI), Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI), dan Forum Pembinaan PAUD, tidak ada penekanan dan diwajibkan ikut.

 

Ketua Pengurus Daerah IGTKI-PGRI Kabupaten Pandeglang, Aat Ruhayati membenarkan, telah berencana bakal melakukan kegiatan manasik haji tingkat TK dan PAUD bersama 3 Ormit lainnya di Kabupaten Pandeglang.

 

“Ya, benar kami bersama Ormit lainnya berencana bakal mengadakan kegiatan manasik haji se Kabupaten Pandeglang. Rencana kegiatan ini muncul, karena ada aspirasi dari tingkat bawah (sekolah-sekolah,red,” kata Aat kepada wartawan saat melakukan koordinasi di Disdikpora Pandeglang, Selasa (23/9).

 

Dia mengungkapkan, baik IGTKI-PGRI, IGRA, HIMPAUDI dan Forum PAUD, serta didampingi oleh pihak Disdikpora, telah menindaklanjuti aspirasi itu dengan melakukan hearing (dengar pendapat) dengan Komisi IV DPRD Pandeglang.

 

“Waktu melakukan hearing, kami mendapatkan masukan dari DPRD Pandeglang agar menempuh langkah-langkah administratif dari tingkat bawah, seperti adanya rapat wali murid dengan pihak komite dan sekolah. Serta harus nyaman dalam pelaksanaan, kegiatan juga tidak ada penekanan dan diwajibkan, jadi yang tidak ikut juga tidak apa-apa,” jelasnya.

 

Jadi hingga saat ini katanya, pihaknya bersama Ormin lainnya masih melakukan evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak. “Kami masih menunggu hasil rapat yang dilakukan oleh sekolah-sekolah dan komite bersama wali murid. Jadi, kami sebagai organisasi tidak bisa memaksakan kegiatan ini, tanpa adanya kesepakatan bersama di tingkat bawah,” katanya.

 

Dia membenarkan, pihaknya telah merencanakan iuran untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 110 ribu. Itu ungkapnya untuk kebutuhan manasik anak dan ibunya di KBIH yang ditentukan.

 

“Kalau iuran ke kami itu hanya Rp 110 ribu, tidak mencapai hingga 300-500 ribu. Memang untuk ongkos dan kebutuhan lainnya itu ada di sekolah masing-masing, dan harus kesepakatan hasil musyawarah dengan wali murid bersama komite dan pihak sekolah,” tandasnya.

 

Sebelumnya diberitakan, Wali murid Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Pandeglang, tengah mengeluhkan biaya iuran manasik haji yang besarannya mencapai Rp 300 ribu/orang/anak. Kegiatan itu, bakal digelar 4 Oktober 2025 mendatang, di KBIH Mulya Jati Cikole Pandeglang.

 

Bahkan, ada juga kegiatan manasik haji serupa, namun ditambahkan kegiatan bermain di Citra Raya Tangerang, dengan biaya iuran yang dibebankan kepada wali murid, totalnya mencapai Rp 500 ribu.

 

Data yang berhasil dihimpun, kegiatan itu dilaksanakan oleh Pengurus Daerah Kabupaten Pandeglang Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia-PGRI (IGTKI-PGRI), dengan menyebar surat nomor 32/ORG.IGTKI-PGRI Kab/IX/2025, perihal undangan kegiatan manasik haji TK se-Kabupaten Pandeglang, yang ditanda tangani barcode Ketua Aat Ruhayati, dan Sekretaris Hj. Neneng Sunengsih, pada 20 September 2025. Dalam surat tertulis besaran biaya manasik dan renang Rp 110.000,- (anak & ibu).

 

Salah seorang wali murid yang minta namanya disembunyikan mengungkapkan, dipinta biaya manasik haji oleh pihak sekolah sebesar Rp 300 ribu, yang diperuntukkan biaya pendaftaran, piala, dan ihram.

 

“Iurannya sebesar Rp 300 ribu. Itu dari pihak sekolah termasuk biaya foto dan transportasi, kalau pendaftaran ke panitia berapanya kurang tahu. Dan ini sifatnya wajib diikuti oleh seluruh siswa TK, panitianya dari IGTKI-PGRI,” jelas wali murid dari salah satu TK yang berdomisili di Kecamatan Mandalawangi ini, Senin (22/9).