TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Sejumlah Siswa di Setu Keracunan Usai Santap MBG, Alami Mual Akibat Kontaminasi Bakteri

Pilar Pastikan Dapur Sudah Ditutup

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: Irma Permata Sari
Senin, 29 September 2025 | 18:07 WIB
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga saat konferensi pers. Foto : Ist
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga saat konferensi pers. Foto : Ist

SETU - Sejumlah siswa pada salah satu Sekolah Dasar (SD) yang berlokasi di wilayah Kecamatan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

 

Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan saat diwawancarai di Puspemkot Tangsel, Senin (29/9). 

 

"Ada satu dapur di daerah Setu ya, Babakan. (Jumlah siswa yang mengalami keracunan) Lumayan. Satu sekolah itu, SD di Babakan. Beberapa waktu yang lalu ya, tapi ya masih bulan ini," ungkap Pilar kepada awak media. 

 

Para siswa yang keracunan mengalami mual. Namun ia memastikan, saat ini kondisi siswa sudah membaik. 

 

"Kondisinya sudah ini (baik) sih. Mual-mual ya. Mual-mual seperti itu, pada saat dicek ini laporan dari Dinas Kesehatan ternyata dari air," kata Pilar. 

 

Berdasarkan pemeriksaan, lanjut Pilar, penyebab utama keracunan adalah adanya kontaminasi bakteri pada makanan gratis tersebut. 

 

"Pada saat dicek memang, jujur saja, kurang layak dari segi kesehatan, gitu karena ada bakteri di situ. Kalau enggak salah E. Coli ya, di makanannya, lalu juga di apa, tangannya itu," imbuhnya. 

 

Atas hal itu, Pilar menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran. Ia menuntut agar seluruh dapur dapat menyajikan makanan dengan sehat dan higienis. Kasus ini pun menambah catatan hitam, program MBG yang sudah terjadi di banyak daerah. 

 

Atas bermunculannya sederet kasus keracunan ini, Pemerintah Pusat akhirnya mengambil langkah dengan menggelar pertemuan (meeting) daring bersama seluruh kepala daerah se-Indonesia. 

 

Dalam pertemuan daring itu, kata Pilar, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengarahkan kepada seluruh pemerintah daerah untuk bisa berkoordinasi langsung dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di masing-masing wilayah. Kebijakan itu pun disambut baik olehnya.

 

"Antara BGN sama Pemda itu kita kan bukan masing-masing, ini program bersama mensukseskan programnya presiden. Ayo lah kita hilangin ego sektoral. Jangan nanti kita mau masuk ke situ harus izin BGN, enggak ditanggepin, ya kan. Kita inginnya, ayo sama-sama," ucap Pilar. 

 

Tak hanya sampai di situ, dengan tegas Pilar juga menuntut kepada seluruh dapur penyedia MBG untuk lebih memerhatikan kesehatan makanan yang disajikan kepada para pelajar di wilayahnya. 

 

"Maka dari itu sekarang syaratnya dari Kementerian Kesehatan dan BGN, air untuk masak dan untuk ngerebusnya itu wajib menggunakan air galon, itu di seluruh Indonesia. Dan juga kalau sudah dicuci, dibilas terakhirnya pakai air galon juga. Itu itu syarat," imbuhnya. 

 

Hal ini juga sejalan dengan arahan Pemerintah Pusat, yang mengharuskan seluruh dapur penyedia MBG untuk mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

 

"Jujur saja kalau misalkan tidak ada SLHS-nya, ya kami tidak akan mengizinkan SPPG itu beroperasi. Harus memenuhi persyaratan dulu. Kalau misalkan ternyata tempatnya memang tidak layak, ya harus ganti. Itu yang kami sampaikan," tegasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit