Berkaca Dari Gedung Pesantren Ambruk Pemerintah Diminta Ikut Fasilitasi Pembangunan

JAWA TIMUR - Tragedi ambruknya mushalla di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, jadi peringatan penting bagi semua pihak. Pemerintah Pusat maupun Daerah mesti hadir dalam pembangunan pesantren di Indonesia.
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq mengatakan, Kementerian Agama harus bisa mendata ponpes-ponpes yang memerlukan tambahan infrastruktur, termasuk bangunan asrama. Jika kapasitasnya sudah berlebihan, sudah jadi tugas Pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan.
Wakil Sekretaris Dewan Syura PKB itu mengungkapkan, pembangunan pesantren sering kali dilakukan secara mandiri oleh pengelola dengan sumber daya terbatas. Kondisi itu kerap membuat pembangunan dilakukan ala kadarnya tanpa memenuhi standar teknis konstruksi.
Karena santri terus bertambah, Ponpes membangun seadanya dengan kualitas minim. Seperti tiang pancang tak layak untuk bangunan bertingkat dan tangga tak sesuai standar,” kata Maman di Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Untuk itu, Maman mendorong agar Pemerintah Pusat maupun Daerah mengambil peran nyata, baik sebagai fasilitator, pengawas, maupun pemberi bantuan teknis. Pembangunan pesantren adalah tanggung jawab bersama, mulai dari pengasuh, pengelola, Pemerintah, hingga masyarakat.
“Ponpes banyak berkontribusi untuk bangsa. Dari pesantren banyak lahir SDM unggul yang tidak hanya kuat dari sisi agama, tapi juga berbagai kualitas dan kemampuan lain,” jelas legislator asal Dapil Jawa Barat IX itu.
Lebih jauh, Maman mengingatkan agar pengelola pesantren seluruh Indonesia tidak hanya berfokus pada aspek akademik atau dakwah, tetapi juga memperhatikan keselamatan fisik bangunan. Infrastruktur yang aman dan layak merupakan syarat mutlak keberlangsungan pesantren.
“Tragedi ini harus jadi momentum memperkuat standar keselamatan di semua lembaga pendidikan, baik satuan pendidikan umum maupun pesantren,” tegas pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat itu.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Abidin Fikri menambahkan, pihaknya akan mengawal upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah untuk pemulihan tragedi tersebut. Dalam kondisi saat ini, bantuan dari Pemerintah Pusat untuk para korban jadi hal yang sangat krusial, termasuk biaya pengobatan yang ditanggung penuh.
Termasuk dukungan rehabilitasi bagi keluarga yang ditinggalkan. Komisi VIII siap mendampingi upaya pemulihan,” kata Abidin, Jumat (3/10/2025).
Legislator PDIP itu mengaku prihatin dengan kejadian ini, karena yang jadi korban adalah para santri muda dan melukai banyak generasi penerus umat. Komisi VIII mendorong regulasi yang lebih ketat untuk pembangunan pesantren di seluruh Indonesia.
“Ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk memprioritaskan keselamatan dalam pembangunan fasilitas pesantren,” imbuhnya.
Sejalan dengan hal itu, Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) turun tangan memberikan pendampingan kepada pondok pesantren yang melakukan pembangunan. Pemerintah mesti ikut hadir mensupervisi tata cara membangun.
Kehadiran negara, lanjutnya, sangat diperlukan, mengingat peran kiai dan ulama sangat besar, khususnya dalam membantu negara mencerdaskan kehidupan bangsa. Karenanya, sudah selayaknya negara membantu para kiai termasuk infrastruktur pendidikan pesantren.
“Jadi perlu, tanpa diminta pun sebetulnya negara harus sudah hadir, karena ini kalau dari sisi fungsi, beliau-beliau itu kan menghadirkan pendidikan ya, membantu negara,” tegas Cucun.
Hingga Jumat (3/01/2025) sore, Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi sembilan korban tewas. Sementara 54 lainnya masih dinyatakan hilang. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menambahkan, secara keseluruhan, jumlah korban terdampak mencapai 166 orang.
Pengasuh Ponpes Al Khoziny KH Abdus Salam Mujib menyatakan, insiden ini merupakan musibah yang harus diterima. Dia meminta semua pihak untuk tetap bersabar. “Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik, serta dibalas dengan pahala,” ujar Salam.
Dia menyebut, setelah tragedi ambruknya bangunan, kegiatan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo dihentikan. Sebab saat ini fokus sementara adalah pencarian dan evakuasi korban yang masih terjebak di dalam reruntuhan.
Dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan,” terangnya.
Salam menjelaskan, bangunan musala yang ambruk itu berada dalam tahap pengecoran. Pembangunan telah dilakukan selama sembilan bulan terakhir. “Ini pengecoran yang terakhir saja, itu jebol,” tutupnya.
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu