TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Ratusan Santri Belajar Politik Ke Gedung DPRD Tangsel

Reporter: Idral Mahdi
Editor: Redaksi
Jumat, 10 Oktober 2025 | 07:30 WIB
Ketua DPRD Abdul Rasyid dan Anggota Fraksi PKB Ahmad Andi Wibowo, usai membuka Sekolah Legislator Santri di Gedung DPRD Tangsel.
Ketua DPRD Abdul Rasyid dan Anggota Fraksi PKB Ahmad Andi Wibowo, usai membuka Sekolah Legislator Santri di Gedung DPRD Tangsel.

SETU-DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memberikan edukasi politik kepada ratusan santri dalam kegiatan Sekolah Legislator Santri di Gedung DPRD Tangsel. Sebanyak 165 santri dari berbagai pondok pesantren di wilayah Tangsel ikut ambil bagian pada kegiatan yang digelar selama sehari tersebut.

 

Ketua DPRD Kota Tangsel, Abdul Rasyid menjelaskan, bahwa ulama dan santri memiliki peran sentral sejak masa penjajahan dalam membentuk kesadaran kebangsaan. Menurutnya, pondok pesantren tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat dakwah dan basis perjuangan melawan kolonialisme.

 

“Tokoh-tokoh besar seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, dan KH Wahid Hasyim telah menunjukkan bagaimana sinergi antara ilmu, iman, dan perjuangan politik kebangsaan. Bahkan, Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 menjadi bukti nyata bahwa ulama dan santri merupakan garda depan dalam mempertahankan kemerdekaan,” ujar Abdul Rasyid.

 

Ia menambahkan, politik bagi kalangan ulama dan santri bukan semata-mata urusan kekuasaan, melainkan amanah dan bentuk ibadah. “Nilai akhlak dalam politik harus ditegakkan, yaitu menegakkan keadilan, menolak penindasan, serta mengedepankan musyawarah,” imbuhnya.

 

 Menurutnya, tradisi pesantren yang melatih kemandirian, disiplin, dan semangat kebersamaan merupakan modal penting dalam membangun kepemimpinan nasional. “Kombinasi antara ilmu agama dan kebijakan publik dapat melahirkan politik yang beretika dan berpihak pada rakyat,” jelasnya.

 

Politikus partai Golkar yang akrab disapa Ocil ini menekankan, bahwa semangat ulama dan santri perlu dihidupkan kembali dalam konteks pembangunan bangsa dan daerah. “DPRD sebagai lembaga politik daerah harus meneladani nilai-nilai kejujuran, kebersamaan, dan kepedulian sosial dari tradisi pesantren. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan pesantren sangat penting untuk membangun karakter generasi muda,” katanya.

 

Ia juga menilai, santri masa kini tidak hanya berperan sebagai penjaga moral, tetapi juga dapat menjadi inovator bangsa di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, dan teknologi.

 Ocil menerangkan, program ini sebagai langkah konkret dalam menyiapkan generasi santri yang sadar politik, berintegritas, dan berorientasi pada pengabdian.

 

“Politik adalah ruang pengambilan keputusan publik. Jika santri menjauh dari politik, maka nilai-nilai moral dan keadilan akan kehilangan tempatnya di parlemen,” ungkapnya.

 

Melalui Sekolah Legislator Santri diharapkan akan lahir kader politik yang berpikir kritis, berakhlak mulia, dan memahami sistem demokrasi tanpa kehilangan jati diri pesantrennya. “Santri perlu memahami politik bukan untuk kekuasaan, tetapi agar kekuasaan tidak disalahgunakan oleh mereka yang tidak berakhlak,” tegasnya.

 

Sementara, perwakilan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) dan Rabithah Ma'hid Islamiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (RMI-PCNU) Kota Tangsel, Irfan menjelaskan, bahwa Sekolah Legislator Santri ini diisi dengan empat materi utama yang berlangsung seharian penuh.

 

Irfan menjelaskan, jika selama ini para santri hanya belajar politik di pondok pesantren, namun melalui kegiatan ini para santri belajar langsung oleh para pelakunya yaitu anggota DPRD Tangsel.

 Dalam Sekolah Legislator Santri itu, materi pertama disampaikan Ketua DPRD Tangsel, Abdul Rasyid, yang memaparkan peran santri dan kiyai dalam sejarah politik Indonesia. Lalu dilanjutkan dengan pemaparan etika politik santri dari Anggota Fraksi Golkar, Badrusalam.

 

"Terus yang ketiga itu disampaikan oleh Gus Andi (Ahmad Andi Wibowo) yang memaparkan bagaimana berkomunikasi kepada masyarakat. Materi berikutnya diisi oleh bu Muthmainnah yang menyampaikan materi bagaimana praktrk persidangan di legislatif. Terakhir, Wakil Ketua DPRD, Pak Wanto Sugito yang memaparkan bagaimana tips membranding seorang santri kemudian keluar sebagai politisi," jelas Irfan.

 

Menurutnya, kegiatan ini memberikan pengalaman langsung bagi para santri untuk mengenal dunia legislatif secara nyata. “Santri tidak hanya harus menjadi ustaz, tapi juga harus bisa berperan di berbagai profesi, termasuk politisi. Dengan melihat langsung praktik di parlemen, santri jadi paham bahwa politik adalah ruang pengabdian untuk umat dan bangsa,” beber Irfan.

 

Sekolah Legislator Santri merupakan rangkaian kegiatan untuk menyambut Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati  pada 22 Oktober 2025 mendatang.

 

"Kebetulan ini yang pertama kali sekaligus sebagai rangkaian hari santri nasional yang di fasilitasi DPRD Tangsel. Jadi kegiatan ini kick of untuk peringatan hari santri nasional," pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit