3 Tahun Jadi Menteri BUMN
Erick Paham, Apa Yang Belum Selesai
JAKARTA - Tak terasa, tiga tahun sudah Erick Thohir mendapat amanah memimpin Kementerian BUMN.
Dalam postingan reels Instagramnya, Erick bertutur, time flies. Waktu berjalan begitu cepat.
“Ada juga yang bilang ke saya, semua terasa cepat, karena Bapak sibuk kerja. Tapi buat saya, waktu memang bergerak cepat, karena kerja belum sempurna,” ujar Erick, Senin (24/10).
Mantan Presiden Inter Milan itu sepenuhnya menyadari, waktu memang terbatas. Tapi, tidak bagi mimpi-mimpi.
"Sejak masuk ke BUMN, saya bermimpi menjadikan kemnterian ini sebagai lokomotif transformasi perusahaan BUMN. Saya bermimpi, BUMN kita, aset bangsa yang luar biasa ini menjadi penggerak ekonomi yang bisa diandalkan dan bermanfaat nyata buat rakyat,” ungkap Erick.
Selama 3 tahun, ada begitu banyak program yang telah dijalankan Erick bersama Kementerian BUMN. Dia mengaku sulit mengingat, apa saja yang sudah dicapai. Tapi, Erick selalu hapal, apa yang belum selesai.
Menurutnya, semua keberhasilan yang dicapai adalah berkat kerja keras semua pihak.
“Saya bersyukur, didukung oleh orang-orang hebat. Presiden saya hebat. Para kolega di pemerintahan, banyak yang hebat. Tim kerja saya hebat. Para Wakil Menteri, Deputi, dan BOD, semuanya hebat. Seluruh pekerja BUMN yang ulet dan tangguh, juga ada di garis terdepan,” papar pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970.
Bagi Erick, keluarga adalah vitamin yang hebat. Rakyat adalah motivator sekaligus kolaborator terhebat, dalam menjalani apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya bahagia dengan tugas ini.
"Tugas yang diberikan oleh Bapak Presiden. Dan amanah yang dititipkan Allah SWT kepada saya. Menjadi Menteri BUMN adalah seperti menjalani garis nasib, menjalani kehidupan,” ucapnya.
Erick yang juga anggota Banser NU menyadari, ada banyak tugas yang masih berada dalam daftar tunggu. Dengan sepenuh jiwa, dia bertekad menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas.
Ayah empat anak ini mengaku selalu bersemangat, menghadapi tantangan itu, dan termotivasi mengubahnya menjadi berkah.
“Bagi saya, kerja adalah bagian dari ibadah. Layaknya ibadah, saya menikmati dengan khusyuk saat berada di dalamnya. Toh pada akhirnya, tidak ada yang akan mengingat saya, hanya karena nama saya ada di prasasti peresmian. Tapi, bukan itu yang penting. Bukan itu yang jadi tujuan,” beber Erick.
Untuk semua kerja yang sudah dilakukan, Erick mengucap rasa syukur. Dia ingin, apa yang menjadi harapan masyarakat, dapat terkabul.
Erick percaya, perbuatan baik adalah hal yang menular. Dia bilang, makin banyak kita berbuat baik, manfaatnya secara berjamaah pun akan semakin besar.
“Ini bukan pesan perayaan kesuksesan. Saya hanya ingin menyampaikan, bahwa masih banyak hal yang harus kita kerjakan. Negara ini hanya akan mengingat apa yang sudah kita berikan, dan apa yang sudah kita perbuat,” jelasnya.
“Saya tidak berani berjanji, bahwa tidak ada kekurangan di ujung sana. Tapi saya yakin, kesempurnaan adalah hasil dari sebuah kerja keras,” tandas Erick.
Karena itu, apa pun tantangannya, Erick mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan bersama.
“Anda semua, saya, siap berada di depan. Ayo bersama kita hadapi. Kita atasi. Saya berani. Bismillah,” pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu