TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Bawa Pistol Tanpa Peluru, Dapat Wangsit Masuk Surga

Perempuan Penodong Paspampres Normal Apa Abnormal

Reporter: AY
Editor: admin
Kamis, 27 Oktober 2022 | 10:26 WIB
SE perempuan penerobos pagar Istana Presiden. (Ist)
SE perempuan penerobos pagar Istana Presiden. (Ist)

JAKARTA - Identitas perempuan yang melakukan aksi mencurigakan di dekat Istana Merdeka pada Selasa lalu, akhirnya terungkap.

Perempuan yang membawa senjata api jenis FN dan sempat menodongkan senjatanya ke anggota Paspampres yang sedang berjaga itu bernama Siti Elina alias SE.

Kepada polisi, Siti mengaku melakukan aksinya karena mendapat wangsit masuk surga. Duh, ini perempuan normal apa abnormal ya?

Setelah melakukan pemeriksaan, polisi akhirnya menetapkan SE sebagai tersangka kepemilikan senjata api dengan ancaman seumur hidup atau penjara maksimal 20 tahun. Dari si tersangka, Polisi menyita tas, kitab suci, ponsel, dompet beserta uang tunai, tiga buah senjata api, 1 pisau berbentuk pistol, tiga buah buku, dan peluru senapan angin.

Kepala Bagian Bantuan Operasional Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin mengatakan, motif SE melakukan aksinya karena mengaku pernah mendapatkan wangsit dan mimpi masuk surga atau neraka, sehingga nekat berusaha menerobos Istana.

“Yang bersangkutan seperti mendapat mimpi-mimpi atau wangsit-wangsit. Bermimpi masuk surga, masuk neraka,” kata Aswin, di Polda Metro Jaya, kemarin.

Karena wangsit ini, SE merasa, mesti menegakkan ajaran yang dia anggap benar. Meski begitu, Aswin mengatakan pihaknya akan terus mendalami motif SE.

Untuk sementara, polisi belum menemukan keterkaitan dengan kelompok

teroris. Namun, dari hasil analisis ditemukan SE mengikuti akun medsos eks HTI dan Negara Islam Indonesia (NII).

Dari hasil pengembangan, Densus 88 juga menemukan dua orang lain yang tergabung dalam kelompok NII Jakarta, yakni BU dan JM. BU dan JM itu sudah berbaiat kepada NII. BU adalah suaminya, yang dicurigai menduduki posisi struktur jabatan pembantu atau pendamping Bendahara NII Jakarta Utara, sedangkan JM adalah guru yang mengajarkan atau mendoktrin tersangka.

"Densus 88 akan terlibat dalam penanganan perkara ini untuk menelusuri kelompok teror mana yang terkait dengan yang bersangkutan,” ujarnya.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sedang mendalami kejiwaan SE. Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, pendalaman ini dilakukan untuk memahami motif SE.

Menurut dia, jika SE berniat melakukan penyerangan di sekitar Istana Negara, ia tentu saja membawa pistol yang berisi peluru, bukan pistol tanpa peluru.

“Ini perlu dibantu dengan kaitan pemeriksaan psikologi dan faktor kejiwaan juga penting. Kalau dia berniat menyakiti, enggak mungkin pakai senjata tanpa peluru. Ini ada keterpengaruhan cara berpikir,” kata Boy, kepada wartawan di Gedung Sarinah, Jakarta, kemarin

Dalam kesempatan yang sama, Boy mengatakan, BNPT juga sedang mendalami keterkaitan pihak-pihak lain dengan peristiwa tersebut dan ikut memantau pemeriksaan dari aparat penegak hukum.

“Ini juga kami lihat apakah ada kaitan dengan berbagai pihak lainnya. Itu sedang didalami. Apakah terkait aksi terorisme? Belum pada kesimpulan itu. Yang jelas, aparat penegak hukum sedang melakukan pemeriksaan, dan kami memonitor itu,” ucapnya.

Penyidik Subdirektorat Keamanan Negara (Subdit Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menetapkan SE sebagai tersangka. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, pasal yang diterapkan terhadap SE adalah Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api Ilegal Juncto Pasal 335 KUHP tentang tindak pemaksaan. Kepolisian belum menerapkan pasal terkait dugaan tindak pidana terorisme, karena penyidik masih menyusun konstruksi kasus tersebut.

Pengamat Terorisme Direktur The Community Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya menilai narasi yang disampaikan terkait perempuan yang mencurigakan di sekitar Istana itu lebay.

Menurutnya, tindakan yang dilakukan perempuan tersebut bukanlah ancaman yang serius. Apalagi, perempuan tersebut hanya membawa pistol rakitan yang tidak diketahui amunisinya bisa ditembakkan atau tidak.

“Jadi, tidak perlu dibesar-besarkan dan membangun narasi yang tidak proporsional sama sekali,” kata Harits, dalam keterangan tertulis, kemarin.

Menurut dia, dari melihat gesturnya saja terlihat kalau SE pribadi yang punya problem kejiwaan. “Perlu pemeriksaan psikologisnya. Bisa saja dia ‘mainan’ atau seperti dijadikan ‘alat simulasi’ oleh pihak tertentu terkait dengan isu keamanan,” kata Harits.

Menurutnya, tindakan yang dilakukan perempuan tersebut bukanlah ancaman yang serius. Apalagi, perempuan tersebut hanya membawa pistol rakitan yang tidak diketahui amunisinya bisa ditembakkan atau tidak.

Ia menambahkan, jika dari peristiwa tersebut dimunculkan isu ISIS di balik tindakan itu, narasi tersebut sudah kedaluwarsa.

Kemudian yang membuatnya tergelitik, peristiwa tersebut momentumnya bertepatan pasca-kepala KSP Moeldoko bicara soal ancaman radikalisme dan di pulau Bali jelang agenda G20.

Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/146028/bawa-pistol-tanpa-peluru-dapat-wangsit-masuk-surga-perempuan-penodong-paspampres-normal-apa-abnormal

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit