Izinkan Relawan Cari Capres, Izinkan Ketum Parpol Nyapres
Jokowi Berusaha Netral
JAKARTA - Presiden Jokowi memberikan keleluasaan dan tidak menghalang-halangi bagi semua pihak terkait urusan Pilpres 2024. Kepada relawan pendukungnya, Jokowi izinkan untuk cari figur capres yang tepat. Begitu pun pada ketum parpol, Jokowi juga izinkan bagi yang ingin nyapres. Ini menunjukkan, Jokowi benar-benar berusaha untuk netral.
Meksipun tidak akan maju lagi, Jokowi masih punya pengaruh besar di Pilpres 2024. Siapa pun capres yang didukung Jokowi, maka peluangnya untuk menang sangat besar. Nggak heran, kalau banyak pihak yang coba dekat-dekat dan mencuri restu dari presiden 2 periode itu.
Namun, sampai saat ini, siapa yang akan didukung Jokowi di Pilpres 2024, masih masih misteri. Sebaliknya, Jokowi malah memberikan perhatian yang sama kepada para tokoh yang berhasrat ingin nyapres.
Berkali-kali, para ketum parpol bolak-balik menghadap Jokowi untuk tujuan nyapres. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlanggar Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, sampai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Jokowi memberi perhatian yang sama. Dengan Ketua DPR Puan Maharani, Jokowi juga kerap memamerkan kedekatan.
Bahkan pada relawan pendukungnya, Jokowi juga tak melarang kegiatan Musra (musyawarah rakyat) di berbagai daerah. Jokowi mengizinkan relawannya untuk melanjutkan kegiatan Musra dalam rangka mencari capres.
Terkait izin ini, diungkapkan langsung Sekjen Relawan Pro Jokowi (Projo), Handoko usai bertemu Jokowi di Istana Bogor, kemarin. Handoko bilang dalam pertemuan itu, Jokowi meminta agar relawan terus menggelar Musra yang agenda utamanya adalah mencari nama capres yang didukung rakyat. Musra digelar oleh 18 kelompok relawan Jokowi.
"Presiden Jokowi menyampaikan dan memerintahkan agar Musra terus dilanjutkan. Terus dilaksanakan karena sangat baik untuk mendengar dan merekam apa maunya rakyat. Musra sangat baik untuk menyerap apa yang menjadi kehendak rakyat, " kata Handoko, dalam keterangan tertulis, kemarin.
Dalam kesempatan itu, Handoko juga menyampaikan hasil Musra yang sudah digelar tiga kali yaitu di Bandung, Pekanbaru, dan Palembang. Pekan ini, kelompok relawan juga menggelar Musra di Batam dan Padang.
Handoko bilang, Jokowi mendukung pelaksanaan Musda dan mempertimbangkan akan hadir jika waktunya memungkinkan. Namun, yang pasti kata dia, okowi akan hadir pada puncak pelaksanaan Musra atau Musra terakhir di Jakarta pada awal 2023.
"Untuk penutupan Musra yang akan digelar di Jakarta awal tahun depan, beliau memastikan akan hadir, " ujar Handoko.
Sekadar tahu saja, 18 kelompok relawan ini sudah tiga kali menggelar Musra. Pertama, Musra digelar di Bandung, Jawa Barat. Di musra pertama itu, nama Jokowi keluar sebagai capres terfavorit. Pada Musra kedua di Pekanbaru, nama Sandiaga Uno menduduki posisi teratas capres. Musra ketiga di Palembang akhir Oktober lalu memunculkan nama Prabowo sebagai capres terfavorit.
Ketua Dewan Pengarah Musra Andi Gani Nena Wea mengatakan akhir pekan ini ada dua Musra yang digelar yaitu di Batam dan Padang. Kata dia, puncak Musra akan digelar pada Januari tahun depan dan akan digelar di Istora Senayan Jakarta. Dalam acara itu, panitia akan menyampaikan hasil pelaksanaan Musra dari seluruh Indonesia.
"Kita akan bacakan lima besar capres dan lima besar cawapres," kata Andi Gani.
Setelah itu, lanjut dia, panitia akan bertemu dengan para ketua umum parpol utuk menjelaskan hasil Musra dan sekaligus memulai berkomunikasi. "Karena kami akui relawan memang tidak bisa mencalonkan, tapi di bilik suara rakyat dan relawan lah yang menentukan," ujar Andi Gani.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai ada perubahan sikap pada Jokowi soal pilpres. Kata dia, saat ini Jokowi tak terlihat condong mendukung kepada para capres tertentu saja. Hal itu terlihat dari sikap Jokowi yang mengizinkan para ketum parpol nyapres.
Menurut Hendri, Jokowi sedang berusaha bersikap netral. Tidak ingin terlihat hanya mendukung satu capres. Kata dia, Jokowi sebagai presiden di pilpres nanti memang harus netral. Namun, kata dia, sikap netral itu akan lebih baik ditunjukkan dengan tidak mendukung siapapun.
"Bahhkan mendukung semuanya pun jangan. Kenapa jangan, karena nanti iri-irian. Jadi sebaiknya tidak usah dukung semuanya," kata Hendri, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Kata dia, kalau sikap tidak mendukung semua itu dipertontonkan ke publik, jelas level kenegarawanan Pak Jokowi sudah meningkat.
Sumber berita rm.id :
Nasional | 15 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 15 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu