Perhelatan G20 Dongkrak Pariwisata Pulau Dewata
JAKARTA - Perhelatan G20 memberikan dampak positif besar untuk perekonomian. Salah satunya, memulihkan sektor pariwisata di Pulau Dewata. Sebagian pekerja hotel yang dulu dirumahkan akibat pandemi, kini sudah bekerja lagi.
Pemerintah memproyeksikan kontribusi Presidensi G20 menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 7,4 Triliun, menyerap ribuan tenaga kerja, hingga mendongkrak Investasi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022 akan menjadi puncak perhelatan G20 yang sudah berlangsung sejak akhir tahun 2021.
Dipaparkannya, selama pelaksanaan G20 sejak akhir tahun lalu, telah digelar event sebanyak 438 kali. Terdiri dari ministerial meeting, working group, engagement group, side event. Jumlah event itu, lebih banyak dari jumlah hari dalam satu tahun, 365 hari.
“Untuk konsumsi langsung telah menyumbang ke PDB sebesar Rp 1,7 triliun,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/11).
Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut perhelatan G20 ini telah menyerap sebanyak 33.000 tenaga kerja, baik dari kegiatan langsung maupun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Terkait pelaksanaan KTT G20, Airlangga melaporkan hingga saat ini, sudah ada 2.500 orang yang telah mendaftar dari 39 delegasi. 39 delegasi ini terdiri dari 20 negara anggota G20 yakni terdiri dari 9 negara undangan dan 10 lembaga internasional.
“Ini tentu akan membuat perekonomian secara nasional baik, dan dari sisi rekognisi, Indonesia akan menjadi perhatian dunia dalam perhelatan G20,” imbuhnya.
Apalagi, lanjut dia, saat G20 berlangsung, ekonomi Indonesia mampu tumbuh di 5,72 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2022. Dan, inflasi dapat ditekan menjadi 5,71 yoy pada Oktober 2022.
Melihat pencapaian ini, Airlangga menyebut Indonesia sedang berada dalam perfoma yang baik dalam memimpin G20 dan keketuaan ASEAN mendatang.
Keuntungan lainnya, lanjut Airlangga, Indonesia juga akan semakin diperhitungkan di tingkat global. Apalagi, berdasarkan purchasing power parity, ekonomi Indonesia berada di peringkat 7 dunia dan diperkirakan dapat masuk 4 besar paling cepat pada 2030.
“Ini semua tentu membawa optimisme kita di tahun depan,” tegasnya.
Sementara, Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Sumber Daya kemaritiman Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nyoman Shuida menuturkan, berkat penyelenggaraan G20, wisatawan mancanegara meningkat 1,8 juta hingga 3,6 juta.
“G20 harus membawa manfaat maksimal kepada masyarakat Indonesia khususnya dalam penguatan ekonomi pasca pandemi ini,” ujarnya
Dari sektor hospitality business, menurut Nyoman, tingkat keterisian kamar hotel khususnya di Bali sudah melonjak tinggi ketimbang masa pandemi 2021.
Dia merujuk pada data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Pada masa pandemi Covid-19 2020, tingkat keterisian kamar hotel hanya sekitar 20 persen. Sedangkan saat ini, angkanya berkisar 70 persen.
"Serapan tenaga kerja di sektor pariwisata, khususnya hotel, sudah mencapai sekitar 80 persen terhadap para pekerja yang saat masa pandemi dirumahkan,” katanya.
Nyoman menuturkan, Pemerintah masih harus memantau, menjaga dan meningkatkan pencapaian itu. Terutama, nanti pasca-G20.
Terlebih pada 2023, diprediksi terjadi krisis global seperti inflasi, krisis pangan, energi, dan lain-lain yang bakal berdampak terhadap Indonesia.
“Kami berharap KTT G20 bisa merumuskan berbagai kebijakan signifikan dan membantu persoalan-persoalan yang menyangkut pembangunan manusia dan kebudayaan di Indonesia,” tutur Nyoman.
Kantongi Deal Investasi
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, sebagai tuan rumah G20, Indonesia sukses mengantongi beberapa deal investasi.
“Ada deal investasi pada pertemuan G20, dengan beberapa negara. Namun angkanya belum bisa saya sampaikan,” ujar Bahlil.
Dia menyebut, Indonesia ketiban berkah dari pertemuan G20 di Bali.
“Berkahnya, Indonesia dipastikan akan kebanjiran investasi inklusif yang adil, berkualitas dan bertransformasi,” kata Bahlil.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengakui, manfaat langsung memang dirasakan selama pelaksanaan G20 dan side event yang digelar di beberapa kota di Indonesia.
Paling terlihat dari okupansi kamar hotel, permintaan conventional hall yang naik, kemudian pendapatan tiket penerbangan untuk rombongan G20.
“Namun untuk angka Rp 7,4 triliun seperti yang diungkapkan Pemerintah saya rasa terlalu over estimate,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group).
Ia memprediksi, perdagangan dan aktivitas pariwisata di Bali justru akan terganggu saat pelaksanaan KTT G20 pada 15-16 November mendatang. Karena turis asing yang mau masuk ke Bali mungkin tertunda akibat perhelatan G20.
“Belum lagi, akan ada pengetatan aktivitas pariwisata karena banyak pemimpin negara atau setingkat menteri yang hadir di KTT G20 nantinya,” lanjutnya.
Bhima berharap, KTT G20 dapat mencari solusi dalam memecahkan masalah krisis pangan global.
“Beberapa agenda G20 perlu segera direalisasikan, salah satunya upaya mitigasi krisis pangan yang sudah jadi ancaman beberapa negara,” tegas Bhima.
Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/148425/perhelatan-g20-dongkrak-pariwisata-pulau-dewata
Nasional | 12 jam yang lalu
Pos Tangerang | 23 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 11 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu