Migor Curah Sentuh 14 Ribu, Zulhas Minta Dipuji
JAKARTA - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengklaim, harga minyak goreng (migor) curah sudah Rp 14 ribu per liter. Zulhas-sapaan Zulkifli Hasan ini-minta dipuji karena berhasil jinakkan harga migor.
Kemarin pagi, Zulhas kembali melakukan blusukan ke pasar. Kali ini, pasar yang dituju Ketua Umum PAN itu adalah Pasar Kramat Jati yang ada di Jakarta Timur. Dia ditemani Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan.
Dengan mengenakan polo shirt yang dibalut jaket berwarna biru, Zulhas dan Oke meninjau sejumlah titik penjualan Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) di Pasar Kramat Jati. Dia ingn memastikan stock point MGCR sehingga harga minyak bisa terkendali.
Stock point di pasar ini disediakan dalam bentuk toren untuk pedagang dan masyarakat. Adapun yang menyediakan migornya adalah Holding BUMN Pangan ID Food berkerja sama dengan Pasar Jaya.
Zulhas mencoba membantu pedagang memasukan migor curah ke dari toren ke jeriken. Di sana, dijuga berdialog dengan pembeli dan pedagang.
Dia pun sempat berdialog dengan pembeli. Zulhas menanyakan beberapa hal kepada ibu-ibu terkait migor. Menurut mereka migor curah tersedia dan harganya sudah turun.
"Minyak banyak apalagi sekarang udah Rp 14 ribu. Pak menteri, memang hebat Pak Jokowi," kata salah satu pembeli.
Pernyataan emak-emak tersebut disambut sorak orang di sekitarnya, termasuk Zulhas. Zulhas pun menimpali pernyataan tersebut secara singkat. "Menterinya juga dong," timpal Zulhas sambil tersenyum.
Menurut Zulhas, saat ini harga migor sudah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah. "Di Jawa Barat dan di Jakarta saya sudah datangi pasar. Banyak di mana-mana minyak goreng belum dua minggu Rp 14.000 ada barangnya. Kalau (yang) satu kilo Rp 15.500," klaim Zulhas, bangga.
Menurutnya, keberadaan stock point MGCR akan memudahkan masyarakat dalam membeli migor curah. Mereka tinggal datang, dan mengambil migor tersebut di stock point.
Ia memastikan, ketersedian migor curah di Pasar Kramat Jati aman terkendali. "(Di Pasar Kramat Jati) hampir tiap toko ada yang (migor curah) Rp 14 ribu," cetus Ketua Umum PAN itu.
Usai meninjau stock point migor, Zulhas pun mendatangi sejumlah toko. Di sana dia, menanyakan harga migor curah. Senyum Zulhas pun kembali merekah karena harga migor sudah berangsur turun dan tidak ada yang antre lagi.
Usai sidak harga migor, Zulhas juga sidak harga bahan pokok lainnya. Dia pun sempat menghampiri tukang daging. Di sana dia menanyakan soal harga daging. Pedagang mengeluhkan jualannya sepi karena pembeli takut dengan penyakit kuku dan mulut (PMK).
Mendengar keluhan itu, Zulhas pun membeli 2 kilogram daging seharga Rp 280.000. Selain membeli daging, di Pasar Kramat Jati, Zulhas juga membeli gula dan telur.
Sebelumnya, Zulhas menargetkan maslah migor kelar dalam waktu dua minggu dari target semula satu bulan. "Saya janji target sebulan, tapi saya yakin dua minggu, harga minyak goreng curah Rp 14 ribu stabil, aman, di mana-mana, dua minggu gitu," bebernya.
Bahkan, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, masyarakat bisa membeli migor curah dengan harga Rp 14.000 per liter sebanyak maksimal 10 kilogram per hari. Pembelian dengan harga tersebut harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau dengan menunjukkan nomor induk kependudukan (NIK).
Pengamat menyentil klaim Zulhas. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai manuver yang dilakukan Zulhas sangat berisiko. Sebab, membuat seakan-akan migor curah turun, padahal yang digelontorkan adalah migor curah program Pemerintah.
"Sementara harga migor curah di pasaran masih jauh di atas HET. Ini yang ditakutkan. Yakni asal klaim, padahal migor curah program pemerintah hanya ada di beberapa titik, bukan seluruh wilayah Indonesia. Yang masyarakat harapkan beli migor harga terjangkau, pasokan memadai, dan tidak perlu pakai aplikasi," ulas Bhima saat dihubungi, tadi malam.
Catatan Bhima, rata-rata harga migor curah di pasar tradisional masih di angka Rp 17.850 per kg. Anehnya, harga migor yang masih tinggi itu berada dalam momentum anjloknya harga Crude Palm Oil (CPO) hingga 27 persen selama sebulan ini.
"Itu berarti tidak ada korelasi antara harga CPO dengan penurunan harga minyak goreng di dalam negeri. Di sini, Pemerintah gagal menghadapi permainan para pengusaha sawit," sindir Bhima. (rm.id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu