TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jokowi Ke Ukraina Di Tengah Bom Berdentuman

Oleh: AY/RM.ID
Senin, 27 Juni 2022 | 13:01 WIB
Salah satu kota di Ukraina. (Ist)
Salah satu kota di Ukraina. (Ist)

GERMAN - Situasi Ukraina masih jauh dari aman dan tenang. Perang masih terus berkecamuk, bom masih seliweran, meledak di mana-mana. Namun, Presiden Jokowi tetap terbang ke Ukraina. Demi membawa misi perdamaian, sepertinya Jokowi nggak takut mati ya...

Jokowi memulai lawatannya ke luar negeri, kemarin. Dalam kunjungan ke luar negeri kali ini, Jokowi diagendakan berkunjung ke empat negara yaitu Jerman, Ukraina, Rusia, dan Uni Emirat Arab.

Di Jerman, Jokowi rencananya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. Indonesia hadir sebagai negara mitra G7, sekaligus dalam kapasitasnya sebagai pemegang Presidensi G20.

Dari Jerman, Jokowi kemudian memulai misi perdamaian. Mantan Wali Kota Solo itu mengawali kunjungan dengan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev. Misinya, mengajak Zelensky membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian.

"Karena perang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali,” kata Jokowi, dalam keterangannya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, sebelum lepas landas, kemarin.

Setelah menemui Zelensky, Jokowi menuju Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Misinya kurang lebih sama.

"Saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” ucapnya.

Tak sedikit yang khawatir dengan kunjungan Jokowi ke Ukraina itu. Soalnya, di tempat Jokowi menemui Zelensky, perang masih berkecamuk. Ibukota Ukraina itu masih jadi sasaran rudal tentara Rusia.

Kemarin misalnya, serangan rudal Rusia dilaporkan menghantam sebuah kompleks perumahan di Kiev. Kantor berita AFP melaporkan, serangan ini melukai dua orang dan yang lainnya terkubur dalam puing-puing.

"Sirine serangan udara terdengar lagi di Kiev, setelah selama hampir tiga minggu tidak dibombardir Rusia," kata Wali Kota Kiev Vitali Klitschko, seperti dikutip AFP, kemarin.

Meski kondisi masih perang, Komandan Paspampres Mayjen Tri Budi Utomo memastikan keamanan Jokowi saat menemui Zelensky. Kata dia, pengamanan kunjungan Jokowi sudah dipersiapkan dengan matang. Sejak dari pekan lalu, sudah ada tim yang terbang ke Ukraina.

Di sana, tim pendahuluan itu melakukan latihan dan antisipasi. Bahkan saat misalnya terjadi sesuatu, tim sudah melakukan latihan penyelamatan dan mengeluarkan presiden dari tempat kejadian.

Bahkan, lanjut dia, untuk keamanan tim sudah menyiapkan helm, rompi anti-peluru, hingga senjata laras panjang dengan amunisi yang tidak terbatas.

"Kalau memang berkenan digunakan untuk kesiagaan, kita sudah siapkan semuanya," kata Tri.

Tri mengatakan, Ukraina sudah memberikan keleluasaan kepada tim untuk melakukan pengamanan. Termasuk membolehkan Paspampres membawa senjata laras panjang.

Dalam pengamanan ini, Paspampres menyiapkan 39 orang yang akan mengamankan kunjungan Jokowi di kedua negara. Jumlah tersebut terdiri atas 19 orang Paspampres yang melekat dengan presiden, 10 orang tim penyelamatan (matan) dan 10 orang tim advance (pendahulu).

Tim advance diterjunkan untuk persiapan deteksi dini risiko keamanan di Ukraina. Tri mengungkapkan, saat ini kondisi di sana cenderung aman. Dia menjelaskan, kondisi yang berisiko di Ukraina hanya berada di wilayah Donetsk saja.

Adapun jarak dari Donetsk ke Kiev, wilayah yang akan dikunjungi Jokowi, sekitar 380 kilometer jauhnya. Tri mengungkapkan, Pasukan yang dibawa berasal dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Detasemen Jalamangkara (Denjaka), hingga Korps Pasukan Khas (Paskhas).

Seskab Pramono Anung yang ikut mendampingi Jokowi ke Ukraina dan Rusia meminta doa dari masyarakat agar perjalanan berjalan lancar. Melalui akun Instagram miliknya, Pramono mengunggah foto saat bersama Mensesneg Pratikno bersama Mensesneg Pratikno, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Perjalanan bersejarah," tulisnya, sambil menyisipkan tagar bismillah.

Kementerian Luar Negeri menyebut, meski ada serangan di Kiev, sampai saat ini belum ada perubahan agenda. Jokowi masih diagendakan bertemu Zelensky di Kiev. Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan, tim pendahuluan terus memberikan laporan kondisi dan situasi di lapangan. Nanti, tim delegasi inti akan memutuskan apakah pertemuan tetap sesuai rencana atau pindah ke rencana lain.

"Keputusan akhir ada dari delegasi inti," kata Teuku, kemarin.

Anggota Komisi I DPR, Fadli Zon menyebut pengawalan kepada Jokowi mestinya tak berlebihan. Sebab, kata dia, Jokowi akan melintasi jalur Polandia-Ukraina yang relatif aman-aman saja. Di zona ini kehidupan masyarakat berangsur pulih sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

”Jalur dari Warsawa, Polandia ke Kiev, Ukraina baik naik mobil atau kereta aman. Tak ada perang di sana. Sekolah dan kehidupan sehari-hari perlahan sudah kembali pulih. Semua tokoh yang bolak balik ke Kiev tak pakai pengawalan berlebihan. Tak ada yg pakai anti peluru dll,” tulis Fadli di akun Twitter @fadlizon, kemarin.

Sementara Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi memberikan acungan jempol kepada Jokowi. Kata dia, keputusan Jokowi itu menandakan Indonesia kini mulai berperan aktif dalam dunia global, suatu sikap yang menurut Bobby tidak ditunjukan pemerintah dalam beberapa waktu terakhir.

"Misi perdamaian yang dibawa oleh Jokowi tentu menjadikan Indonesia dapat turut berkontribusi sebagai peacemaker di tengah konflik Ukraina dan Rusia," kata dia, kemarin.

Terpenting, upaya Indonesia menjadi penengah konflik tidak sampai mengintervensi kedua negara. Peran aktif Indonesia kata Bobby harus mendukung kesetaraan, mengingat posisi Indonesia sebagai salah satu motor negara nonblok.

Sementara itu, Pengamat militer Connie Rahakundinie Bakrie menyarankan agar Jokowi tidak bertemu dengan Zelensky di Kiev. Ia menyarankan bertemu di wilayah perbatasan.

"Tidak perlu ke Kiev, karena potensi force fight (terpaksa berperang)-nya banyak sekali,” kata Connie, kemarin. 

Ia juga berharap, ada pernyataan resmi dari Ukraina dan Rusia terkait tidak ada serangan untuk sementara atau gencatan senjata, saat Jokowi berada di sana.

Menurut Connie, konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tidak hanya melibatkan dua negara, melainkan juga NATO, yang terdiri dari banyak negara.

"Saya berharap segala potensi force fight bisa ditekan karena yang bertanggung jawab bukan Ukraina danq Moskow, ini adalah perang NATO terhadap Rusia di tanah Ukraina,” ucapnya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo