Menteri Teten Dorong Koperasi Bangun Pabrik Minyak Makan Merah, Tindaklanjuti Arahan Presiden Jokowi
MEDAN - Presiden Jokowi secara khusus meminta koperasi yang telah siap di sejumlah daerah, untuk membangun pabrik minyak makan merah sebagai alternatif pencegahan stunting dan gizi buruk di kalangan masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Kota Medan, Kamis (7/7).
Hadir Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendampingi Presiden Jokowi beserta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Menteri Teten mengatakan, Kemenkop UKM segera menindaklanjuti arahan tersebut, serta mendorong sejumlah koperasi untuk mulai memproduksi minyak makan merah.
“Akan segera tindaklanjuti karena pada dasarnya koperasi sudah ada beberapa yang siap,” ujar Teten Kamis (7/7).
Untuk itu pada pekan depan Presiden Jokowi akan menggelar rapat koordinasi, melibatkan Kementerian Koperasi dan UKM dengan beberapa pihak yang terkait diantaranya Menteri BUMN, Menteri Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).Minyak Makan Merah merupakan inovasi dari produk turunan kelapa sawit selain CPO, yang dapat dimanfaatkan juga sebagai salah satu bahan makanan yang multifungsi, mulai digunakan untuk menggoreng hingga dapat dikonsumsi langsung sebagai minyak makan.
Keunggulan minyak makan merah terletak pada kandungan gizi tinggi, mengandung beta karoten, vitamin A, fitonutrien dan komposisi asam lemak sehingga menjadi produk fungsional yang strategis dalam pengentasan stunting di Indonesia.
Selain itu kandungan fitonutrien pada minyak makan merah, terutama vitamin E, dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif kosmetikal yang dapat mencegah penuaan dini dan bahan farmasi pencegah penyakit degeneratif.
Teten menekankan, Indonesia sangat potensial untuk diposisikan sebagai produsen minyak makan merah dengan dipasok oleh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena nilai investasi yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan pabrik minyak goreng komersial.
Di samping itu biaya logistik dari produksi minyak makan merah ini juga relatif kecil.
"Kita perlu mempercepat hilirisasi sawit oleh koperasi sehingga petani sawit mendapatkan nilai tambah ekonomi lebih besar dan penyerapan hasil panen petani menjadi lebih pasti," tegasnya.Ia sempat berdialog dengan petani sawit binaan Koperasi Sawit Unggul Sejahtera Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara, belum lama ini sebagai salah satu koperasi piloting yang didorong untuk memproduksi minyak makan merah.
Dengan begitu, menurut Teten, para petani sawit akan mendapatkan nilai tambah dan mampu menerima manfaat dari pengelolaan bisnis sawit.
Saat ini teknologi untuk memproduksi minyak makan merah sendiri bahkan sudah ada di PPKS Medan. Karena pengolahannya yang sederhana, ia optimistis koperasi mampu membangun pabrik minyak makan merah ini.
Adanya pabrik minyak makan merah dari koperasi ini, diharapkan akan memperkuat pasokan minyak goreng ke masyarakat yang lebih murah dan sehat. Turunannya juga bisa jadi produk kosmetik, farmasi, dan masih banyak lainnya.
“Sebagaimana arahan Presiden Jokowi, kami berharap dukungan seluruh stakeholder untuk mensosialisasikan minyak makan merah oleh koperasi,” pungkas Teten. (SRI/AY/rm.id)
Nasional | 13 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 13 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu