TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Diturunkan

Tak Risau, Pengusaha Pede Tetap Cuan Di Tahun Politik

Reporter: AY
Editor: admin
Minggu, 11 Juni 2023 | 12:55 WIB
Ketua KADIN Arsjad Rasjid. Foto : Ist
Ketua KADIN Arsjad Rasjid. Foto : Ist

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merevisi batas bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,3-5,7 persen menjadi 5,1-5,7 persen. Revisi ini masuk dalam asumsi dasar ekonomi makro pada pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.

Meski ada revisi, pelaku usaha tetap optimistis ekonomi Indo­nesia bisa tumbuh stabil dan ekonomi global kian membaik.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pengusaha tidak khawatir meski Pe­merintah memangkas batas bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 5,3 persen.

Dia menyebut, fondasi per­ekonomian Indonesia masih sangat kokoh dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia. Iklim usaha juga tetap baik, sehingga pengusaha bisa tetap cuan di tahun depan.

“Artinya, pertumbuhan ekono­mi Indonesia tidak akan anjlok terlalu dalam, meski dibayangin resesi global. Yang terpenting, iklim usaha tetap bagus untuk berbisnis pada 2024” kata Arsjad kepada Rakyat Merdeka, (Tangsel Pos Grup) kemarin.

Arsjad juga memastikan, Kadin akan terus mendorong pelaku usaha memanfaatkan kekuatan perekonomian da­lam negeri, dari segi produksi maupun konsumsi. Apalagi, kekayaan alam Indonesia yang beragam menjadi potensi bagi pengusaha dalam negeri sebagai bahan baku produksi.

“Saatnya pengusaha meman­faatkan kearifan lokal dengan melakukan industrialisasi dengan skema hilirisasi dan juga kolaborasi dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),” ujarnya.

Hal itu akan semakin mendorong perputaran perekonomian dalam negeri. Menurut Arsjad, bonus demografi sangat men­dukung sebagai pangsa pasar produk dalam negeri.

Dia juga mengingatkan, saatnya masyarakat Indone­sia bangga dengan memakai produk-produk dalam negeri. Banyak produk dalam negeri yang memiliki kualitas bagus dan berdaya saing tinggi, tidak kalah dengan produk luar.

Direktur Utama Indika Energy Tbk ini menjelaskan, pada dasarnya Pemerintah telah mem­berikan sinyal positif pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024. Dari situ terlihat fondasi perekonomian In­donesia masih sangat kokoh, meski ada ketegangan geopolitik.

Arsjad juga menyebut, pe­mangkasan target pertumbuhan ekonomi pada 2024 hanya ter­jadi pada batas bawah, yaitu dari 5,3 persen menjadi 5,1 persen. Keputusan ini sebagai pelebaran target pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah lebih fleksibel dan realistis dalam mencapai target pertumbuhan pada 2024, dengan melihat perkembangan ekonomi domestik dan global,” jelasnya.

Dengan alasan itu, Kadin mendukung kebijakan pelebaran target pertumbuhan ekonomi ini. Sinyal positif ini justru makin meningkatkan optimisme pelaku usaha bahwa perekonomian In­donesia bisa tumbuh dan stabil hingga 2024.

“Tidak ada yang perlu dikha­watirkan oleh pelaku usaha akan kebijakan tersebut,” tegasnya.

Arsjad mengatakan, dengan adanya kebijakan pemangkasan batas bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi, pelaku usaha harus bisa membuktikan kekuatan ekonomi domestik masih dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

Selama ini, kontribusi terbesar perekonomian Indonesia bersum­ber dari konsumsi masyarakat, yang artinya bersumber dari kekuatan dalam negeri.

“Justru ini momentum tepat menunjukkan kinerja pengusaha domestik dalam mendorong stabilitas dan perputaran perekonomian dalam negeri,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, proyeksi terbaru dari Pemerintah ini sebagai upaya mengantisipasi dampak rambatan pelemahan ekonomi global.

“Perekonomian Indonesia akan terpengaruh paling jelas dari kinerja ekspor. Karena permintaan ekonomi global di­pastikan ikut melemah akibat perekonomian melambat,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/6).

Wanita yang akrab disapa Ani itu pun meminta semua pihak melakukan antisipasi dari menu­runnya permintaan ekspor Indo­nesia. Pasalnya, kondisi tersebut berpengaruh pada kebijakan suku bunga negara-negara maju.

“Kita waspadai saja. Memang suasana dunia sedang tidak pasti,” ungkapnya.

Bank Dunia memperkirakan, perekonomian dunia dalam kon­disi kegentingan pada periode 2023-2024. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya proyeksi per­tumbuhan ekonomi pada 2023 sebesar 2,1 persen dan tahun 2024 hanya 2,4 persen. Jauh di bawah estimasi pertumbuhan 2022 sebe­sar 3,1 persen.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit