Menerka Siapa Kandidat Cawapres Paling Berpeluang Dipinang Ganjar

1JAKARTA - Nama bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping Ganjar Pranowo terus bermunculan.

Apalagi, menurut Ketua Bidang Politik DPP PDIP Puan Maharani, ada 10 nama yang masuk daftar bakal Cawapres.

Hal itu disampaikan Puan saat bersilaturahmi ke kantor DPP PPP, setelah PPP resmi ikut mendukung Ganjar.

Dari 10 nama itu, enam sudah disebutkan. Informasi tentang enam nama itu, disampaikan Puan usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (6/6).

Yakni, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harmurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. “Nama-nama itu, masuk dalam peta yang ada di PDI Perjuangan,” kata Puan.

Ketua DPR ini menilai, nama-nama itu memiliki kelebihan masing-masing. Karena itu, PDIP bakal mempertimbangkan kelebihan yang dimiliki sejumlah kandidat itu. “Kemudian, apakah bisa bekerja sama dengan calon dari PDI Perjuangan sesuai visi misi, cita-cita dan sebagainya,” ujar Puan.

Dari 10 kandidat Cawapres, Puan baru menyebutkan enam nama. Lantas, siapa saja empat nama lainnya.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas menduga, empat bakal Cawapres yang belum disebutkan itu, bisa berasal dari kalangan TNI dan Polri.

Posisi Cawapres tidak hanya mempertimbangkan elektabilitas tinggi," tandasnya

Sedangkan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengira, kandidat lainnya berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Dia menilai, Cawapres dari kalangan Nahdliyin mampu mengkonsolidasikan kekuatan politik Islam, terutama NU. "Ini penting, sebab Ganjar mewakili wajah nasionalis," tandasnya.

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut wawancara dengan Sirojudin Abbas dan Adi Prayitno.

Bagaimana pandangan Anda tentang 10 nama bakal Cawapres pendamping Ganjar?

Dari 10 itu, baru enam nama bakal Cawapres yang disampaikan Puan Maharani ke publik.

Lalu, apa keunggulan enam nama yang sudah beredar?

Pertama, Erick Thohir adalah Menteri BUMN yang dinilai sukses dan dekat dengan Presiden Joko Widodo. Dia dinilai punya logistik yang luar biasa. Belakangan, Erick juga menyeruak sebagai sosok yang memiliki popularitas dan elektabilitas relatif signifikan.

Kedua, Sandiaga Uno. Keuntungannya, dia sudah masuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan diendorse PPP sebagai bakal Cawapres. Sandi juga punya bekal popularitas dan elektabilitas yang cukup tinggi, dekat dengan Jokowi. Dia pun dinilai memiliki logistik yang luar biasa.

Bagaimana dengan Mahfud MD?

Memiliki kapasitas dan kompetensi yang luar biasa, juga bisa dilihat sebagai implementasi politik dari kalangan Nahdliyin.

Ada juga nama Ridwan Kamil, yang secara teritori di Jawa Barat cukup kuat. Ridwan Kamil termasuk orang yang masuk dalam radar Cawapres potensial. Dia masuk tiga besar elektabilitas Cawapres.

Kalau Airlangga Hartarto?

Dia adalah Ketua Umum Golkar, partai yang dalam Pemilihan Legislatif 2019 adalah runner up. Airlangga adalah orang penting yang saat ini berada di lingkaran Jokowi.

Kalau AHY?

Dia mewakili oposisi. Dia adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang bisa semakin menyolidkan posisi Ganjar pada Pilpres 2024

Analisa Anda, empat kandidat lagi yang namanya belum disebutkan itu, siapa ya?

Saya menduga, empat kandidat itu berasal dari kalangan Nahdliyin atau Nahdlatul Ulama (NU), antara lain Imam Besar Masjid Istiqlal Kyai Nasaruddin Umar, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kyai Said Aqil Siradj, mungkin juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Selain itu?

Mungkin juga masuk nama Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Ketua Harian Partai Perindo.

Kenapa Anda menduga Kyai Nasaruddin dan Kyai Said masuk daftar kandidat Cawapres Ganjar?

Kyai Nasarudin Umar dan Kyai Said adalah sosok yang dianggap sebagai replika politik dari kalangan Nahdliyin. Meskipun namanya tidak muncul di survei, tapi secara kualitatif, Kyai Said atau Nasarudin Umar adalah sosok yang secara signifikan dinilai sebagai perwakilan politik NU.