TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Beberkan Kronologi Adu Tembak 2 Polisi

Kapolres Jaksel: Dilecehkan Brigadir J, Istri Kadiv Propam Beberapa Kali Teriak Minta Tolong

Laporan: AY
Selasa, 12 Juli 2022 | 16:40 WIB
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto. Foto : Istimewa
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto. Foto : Istimewa

JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengungkapkan lebih detil kronologi baku tembak antara dua polisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, yang berujung pada tewasnya Brigadir J.

Budhi mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi berinisial R yang saat itu berada di TKP, awalnya Brigadir J masuk ke kamar istri Irjen Sambo. Istri jenderal polisi bintang dua ini baru saja pulang dari luar kota.

"Karena mungkin lelah pulang dari luar kota, ibu (istri Kadiv Propam) sempat tertidur. Nah pada saat itu tidak diketahui oleh orang lain tiba-tiba (Brigadir J) masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu," ungkap Budhi dalam konferensi pers, di Polres Jakarta Selatan, Selasa (12/7).

Sontak, istri Sambo berteriak meminta tolong kepada R dan Bharada E. Kata Budhi, tak hanya sekali, tapi beberapa kali. "Teriakan ini rupanya membuat saudara J mungkin panik," tuturnya.

Brigadir J makin panik ketika mendengar suara langkah kaki Bharada E yang turun dari lantai 2. Saat pelecehan itu terjadi, Bharada E tengah bersama saksi lain berinisial K di lantai atas.

Brigadir J pun keluar dari kamar Irjen Sambo. Tapi dia keburu kepergok Bharada E yang masih berdiri di tangga, yang menurut Budhi, berbentuk letter L.

"Baru separuh tangga, RE (Bharada E) melihat saudara J keluar dari kamar tersebut, menanyakan (ke Brigadir J), ada apa" beber Budhi.

Bukannya menjawab, Brigadir J malah mengacungkan senjata dan menembak ke arah Bharada E. Tapi tembakannya meleset, mengenai tembok. Bharada E buru-buru berlindung di tangga yang mengarah ke atas.

"RE mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah, ini kemudian terjadi penembakan di mana beberapa kali. Kalau kita lihat dari TKP kami menemukan ada bekas tembakan," terangnya.

Ada sekitar 12 peluru yang muntah dari senjata masing-masing anggota korps baju cokelat itu. Rinciannya, dari senjata Brigadir J sebanyak tujuh, dan dari Bharada RE menembakkan lima peluru. Hitungan ini, berdasarkan sisa jumlah peluru di senjata masing-masing.

Dijelaskan Budhi, saat itu Brigadir J memakai senjata HS berisi 16 peluru di magazine. Pihaknya menemukan 9 peluru sisa di magazine pistol tersebut. "Ini sesuai ditemukan di TKP, di dinding kami menemukan tujuh titik bekas tembakan di dinding tembok," ucap Budhi.

Sementara Bharada E memakai pistol Glock 17 dengan magazine maksimal 17 butir peluru. Pihaknya menemukan 12 peluru yang tersisa.

Brigadir J akhirnya roboh setelah tertembus timah panas dari senjata buatan Austria yang dipegang Bharada E. Budhi mengungkapkan, lima tembakan yang dikeluarkan Bharada E membuat tujuh luka di tubuh Brigadir J. Dijelaskannya, satu butir peluru bisa membuat dua luka tembak.

"Hasil autopsi sementara dari RS Polri Kramat Jati di mana hasil autopsi tersebut disampaikan bahwa ada tujuh luka tembak masuk dan enam luka tembak keluar (tembus) dan satu proyektil bersarang di dada," ungkap Budhi.Polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Budhi mengatakan, pihaknya sudah memeriksa empat orang saksi terkait baku tembak tersebut.

"Kami belum berani menyampaikan sebelum yang bersangkutan selesai menandatangani berita acara pemeriksaan," tandasnya.(OKT/AY/rm.id)

Komentar:
Berita Lainnya
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo