Prabowo-Gibran Dielus-elus Bahlil
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyambut baik kemunculan baliho bergambar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, di sejumlah daerah. Menurut Bahlil, duet Prabowo-Gibran bisa moncer jika tersosialisasikan dengan baik. Bahlil seperti sedang mengelus-elus duet Prabowo-Gibran nih...
Sepekan terakhir, baliho bergambar Prabowo-Gibran marak bermunculan di sejumlah daerah. Yang teranyar, baliho tersebut terpampang di sejumlah jalan di Pati dan Purwokerto, Jawa Tengah. Sebelumnya, baliho serupa juga tersebar di sejumlah titik di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Dengan maraknya baliho ini, Bahlil yakin, duet Prabowo-Gibran bakal melesat. Elektabilitas Prabowo-Gibran akan mengalahkan duet yang lain.
“Mas Gibran itu belum tersosialisasi dengan baik. Kalau Mas Gibran mampu bersosialisasi dengan baik, saya pikir tak kalah dari yang lain,” kata Bahlil, saat berbicara di rilis survei Polling Institute bertajuk “Peta Persaingan Capres-cawapres dan Isu-isu Terkini," secara virtual, kemarin.
Bahlil menerangkan, mayoritas pemilih adalah generasi milenial. Tercatat ada 52 persen pemilih berusia 17 hingga 40 tahun. Hal ini menjadi keuntungan bagi Gibran, yang juga generasi milenial. “Yang bisa menentukan pemenang di Pilpres ini adalah figur yang bisa merebut hati anak muda,” ucap politisi asal Papua tersebut.
Dalam survei itu, Polling Institute melakukan simulasi pasangan Capres-cawapres untuk Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Figur yang berduet dengan Prabowo tercatat selalu unggul dibanding dengan pasangan Ganjar. Namun, elektabilitas Prabowo-Erick lebih unggul dibanding Prabowo-Gibran.
Peneliti politik Indonesia dari Harvard University Seth Soderborg mengatakan, Gibran masih kurang populer di kalangan responden survei. Namun, Gibran masih kayak dipertimbangkan jadi Cawapres, mengingat dia adalah putra sulung Presiden Jokowi.
Pak Jokowi bisa meng-endorsement Gibran. Dan ini bisa membantu dalam waktu yang panjang," ucap Seth.
Di tempat terpisah, Partai Gerindra menyatakan tidak memasang baliho Prabowo-Gibran yang muncul di sejumlah daerah. Gerindra menyebut, baliho tersebut dipasang para relawan.
Meski begitu, Gerindra tidak mempersoalkan pemasangan baliho tersebut. Gerindra menganggap, wacana duet Prabowo-Gibran sebagai obrolan dan pemikiran yang berkembang di masyarakat. “Mungkin itu aspirasi dan inisiatif masyarakat,” kata Wasekjen Gerindra, Kawendra Lukistian.
Sementara itu, PDIP terlibat berang dengan kemunculan baliho tersebut. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, baliho itu muncul tanpa izin dari Gibran, yang merupakan kader PDIP.
"Itu rakyat yang menilai. Mas Gibran kan sudah bilang itu nggak seizin Mas Gibran," ujar Hasto.
Sehari sebelumnya, politisi PDIP Andreas Hugo Pareira menyebut, pemasangan baliho itu sebagai bagian upaya untuk pecah belah.
Sebenarnya Gibran belum memenuhi syarat untuk maju di Pilpres 2024. Saat ini, Gibran baru berusia 35 tahun. Sedangkan, dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu mensyarat, Capres-Cawapres harus berusia 40 tahun ke atas.
Namun, UU tersebut sedang digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Saat ini, sidang di MK masih berlangsung. Jika MK mengabulkan gugatan itu, bukan tidak mungkin Gibran akan maju di Pilpres 2024.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu