TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Mobil Listrik Karya Anak Bangsa

3 Tahun Lagi Meluncur

Oleh: Farhan
Jumat, 15 September 2023 | 11:16 WIB
Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan. Foto : Ist
Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan. Foto : Ist

JAKARTA - Pemerintah punya target ambisius pada industri mobil listrik. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan, pada 2026 Indonesia sudah bisa memproduksi mobil listrik atau electric vehicle (EV) sendiri, karya anak bangsa.

Menurut Luhut, ada ber­bagai cara yang akan ditempuh untuk mewujudkan hal tersebut. Pertama, mendorong riset men­dalam khususnya terkait pabrik kendaraan listrik. Kedua, meng­gandeng perusahaan asing.

“Saya minta abang, guru besar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), nanti dia gabungkan Uni­versitas Indonesia (UI), ahli-ahli kita untuk kerja sama sehingga 2025 atau 2026 paling lambat kita sudah punya mobil listrik yang dibuat anak bangsa sendiri,” kata Luhut.

Hal itu disampaikannya dalam seminar nasional bertajuk ‘Ken­daraan Listrik, Potensi dan Tan­tangannya di Indonesia’ yang digelar Ikatan Alumni SMA Xaverius 1 Palembang (IKAXA), di Jakarta, kemarin.

Eks Menko Polhukam ini pede, banyak perusahaan asing yang mau bekerja sama dengan Indonesia soal pengembangan mobil listrik.

Salah satu produsen EV in­ternasional yang tertarik untuk pengembangan EV di Indonesia adalah Geely.

Geely merupakan salah satu produsen EV besar internasional asal China. Geely perusahaan mobil listrik terbesar ketiga di China setelah BYD dan Wuling.

“Kita sudah berbicara dengan pihak Geely sejak beberapa bu­lan lalu, dan puncaknya pada dua hari lalu di mana kita menawar­kan untuk riset bersama (joint research) untuk membuat mobil EV di Indonesia,” jelasnya.

Geely, kata Luhut, menyam­but baik tawaran untuk melaku­kan riset EV bersama Indonesia.

Baca juga : Eks PM Thailand Girang, Hukuman Penjaranya Dikorting, Dari 8 Tahun Jadi 1 Tahun

Luhut juga mengaku sudah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyambut baik dan menyetujui hal tersebut.

Saat ini kita sedang membi­carakan hal teknis dan Presiden juga setuju,” tuturnya.

Luhut menilai, saat ini me­rupakan momentum terbaik bagi Indonesia untuk bisa memiliki dan memproduksi EV yang merupa­kan buah hasil karya anak bangsa.

Secara global, lanjut Luhut, transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin cepat, dengan pangsa penjualan EV yang makin masif.

Adopsi EV menjadi lebih cepat karena adanya multiplier effect dari individu atau kelom­pok yang menggunakan inovasi, produk atau teknologi baru se­belum digunakan oleh populasi yang lebih luas, atau dikenal juga sebagai early adopters.

Kapan lagi kita punya mo­bil EV karya Indonesia. Jadi risetnya kita bersama-sama dan kita lakukan lompatan jauh atau leapfrog,” jelasnya.

Sayangnya, Luhut tak menjelas­kan lebih jauh tentang status mobil listrik karya anak bangsa yang di­maksud, apakah dibuat oleh merek asli Indonesia dari perusahaan lokal atau merek asing tapi dirakit di pabrik di dalam negeri.

Saat ini Indonesia sudah bisa membuat mobil listrik, hal itu dilakukan dengan merek asing Hyundai, Wuling dan DFSK.

Ketiganya juga menjual mobil listrik itu di dalam negeri yang dibuat tangan para pekerja lokal di pabrik, masing-masing berada di Pulau Jawa.

Menteri Perindustrian Agus Gu­miwang Kartasasmita juga menar­getkan mobil listrik yang diproduksi lokal memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 80 persen. Target ini diharapkan bisa tercapai di tahun 2030.

“Kemenperin telah membuat peta jalan untuk pengembangan baterai di bidang ini, termasuk baterai kendaraan listrik lainnya. Salah satu hal yang ingin dicapai pada 2030 adalah kendaraan listrik yang memiliki efisiensi tinggi dan local content sekitar 80 persen,” kata Agus.

Untuk mencapai target terse­but, lanjut Agus, Pemerintah telah menetapkan kebijakan pro­gresif, termasuk dalam memberi stimulus fiskal dan insentif.

Pemerintah juga akan men­dorong penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan opera­sional sehari-hari untuk entitas Pemerintah Pusat dan daerah.

Selain itu, Pemerintah telah mengeluarkan bantuan pembe­lian kendaraan listrik roda dua dengan syarat kendaraan terse­but sudah memenuhi persyaratan TKDN minimal 40 persen.

Kemudian, ada potongan PPN DTP sebesar 5 hingga 10 persen untuk mobil listrik dan bus lis­trik, tergantung pada kandungan lokal yang dimiliki.

Tidak hanya itu, strategi lain­nya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah bekerja sama dengan perusahaan yang bertanggung jawab memproduk­si baterai kendaraan listrik.

Mulai dari Indonesia Battery Cor­poration, sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam ekosistem Battery Electric Vehicle (BEV) dan EV di Indonesia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, inves­tor akan cenderung memilih negara dengan kemampuan tinggi dalam berinovasi untuk dijadikan sebagai basis produksi mobil listrik. Selain itu, memi­liki kedekatan dengan pasar.

“Sekarang pasar mobil listrik masih di China, Skandinavia, Eropa, Amerika. Jadi, mungkin mereka lebih tertarik membangun produksinya di India, China, atau Vietnam,” tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo