TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Angin Segar Di PWI

Hendry-Sasongko Ingin Kembalikan Integritas Wartawan

Oleh: Farhan
Jumat, 29 September 2023 | 09:10 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Hendry Ch Bangun terpilih menjadi Ketua Umum PWI Pusat dan Sasongko Tedjo sebagai Ketua Dewan Kehormatan, untuk periode 2023-2028. Angin segar pun terasa berhembus di organisasi wartawan terbesar dan tertua ini.

Hendry Ch Bangun dan Sasongko Tedjo adalah wartawan senior yang termasuk sangat dipercayai Margiono (almarhum). Integritas dan kompetensi keduanya tak diragukan.

Hendry, wartawan yang dilahirkan Kompas, selama 10 tahun menjabat Sekjen PWI di periode 2008-2018. Dia adalah pemikir sekaligus tangan kanan Margiono yang saat itu ketua umum PWI. Lepas dari kepengurusan PWI, Hendry lalu ditugaskan dua periode di Dewan Pers hingga menjadi Wakil Ketua-nya (2016-2022). Pria kelahiran Sumatera Utara ini juga dikenal memiliki concern yang tinggi pada kualitas pendidikan wartawan, dan diangkat sebagai Ahli Pers di Dewan Pers sejak 2016. Hendry Ch Bangun bukanlah tipikal orang yang ambisius. Penampilannya bersahaja dan tenang. Ada yang menyebut dia kaku, tapi sebetulnya itu karena sikapnya tegas, taat aturan dan konsisten.

Sedangkan Sasongko Tedjo, adalah tokoh pers yang berasal dari Jawa Tengah. Lahir dan dibesarkan Koran Suara Merdeka, Semarang. Figurnya dikenal sangat santun dan rendah hati. Gaya bicaranya halus dengan tutur kata lembut. Selama era PWI Margiono, Sasongko memegang jabatan Ketua Bidang Organisasi. Saat Margiono maju ke Pilkada Tulung Agung, jabatan Plt ketua umum dipercayakan kepadanya.

Keduanya dinilai banyak kalangan sangat pas melayarkan PWI Pusat. Kombinasi tegas profesional diimbangi sikap mengayomi, diyakini bisa memperbaiki marwah organisasi, meningkatkan dan mengembangkan kualitas pers dan jurnalis Indonesia.

Hendry terpilih menjadi nakhoda baru PWI, pada Rabu (27/9/2023) dini hari. Pemilihan Ketua Umum PWI Pusat berlangsung selama hampir lima jam. Dimulai pukul 21.00 WIB, berakhir sekitar pukul 02.00 pagi keesokan harinya.

Pemilihan ketua umum menjadi segmen puncak dari keseluruhan kegiatan Kongres ke-25 PWI di Bandung, yang berlangsung pada 25-27 September 2023.

Hendry terpilih sebagai Ketua Umum PWI Pusat untuk periode 2023-2028, dengan dukungan 47 suara, selisih 6 dari incumbent, Atal Depari yang mendapat 41 suara. Bagi pendukung incumbent, kemenangan Hendry mungkin cukup mengejutkan dan membuat syok. Sebab, menjelang pemilihan, mereka terlihat sangat percaya diri dan mengklaim telah mengantongi sekitar 50 dari 88 suara yang diperebutkan.

Pendukung utama incumbent terdapat di sejumlah provinsi dengan suara yang gemuk. Diantaranya, wilayah Lampung (5 suara), Jawa Barat (5 suara), Sumatera Barat (3 suara), Jambi (3 suara) dan Sulawesi Selatan (3 suara). Keempat provinsi ini tampaknya juga bertahan dengan kekuatan penuh, sebagai loyalis dan die hard-nya incumbent, hingga di pemilihan putaran yang kedua.

Sementara Hendry maju dengan modal awal dukungan sekitar 38 suara, yang solid tersebar merata di hampir seluruh provinsi. DKI Jakarta, Jawa Tengah, Solo, Yogyakarta, Bali, NTB dan NTT, serta Kalimantan. Hendry juga mendapatkan suara dari sebagian wilayah Sulawesi, Papua dan sebagian Sumatera. Namun, di putaran kedua, sebagian suara yang sebelumnya diperkirakan mendukung incumbent, dengan kesadaran dan hati nurani memilih mendukung Hendry.

Sistem pemilihan ketua umum PWI Pusat memang menarik. Ada 39 wilayah pemilihan dengan kekuatan suara berbeda-beda, tergantung jumlah anggota PWI yang teregister di tempat tersebut. Wilayah yang memiliki lebih dari 100 anggota tapi kurang dari 200, memiliki dua hak suara. Wilayah dengan 200 anggota tapi kurang dari 400 mendapat tiga hak suara. Dan anggota lebih dari 400 tapi kurang dari 600 mendapat 4 suara. Dan lebih dari 600 mendapatkan 5 hak suara.

Pemilihan berlangsung dua putaran karena yang maju ke pertarungan ada tiga calon. Selain Hendry dan Atal Depari, juga berlaga Zulmansyah Sekedang (Ketua PWI Riau). Di putaran pertama, Zul mendapatkan 9 suara, yang kemudian sebagian diantaranya mendukung Hendry di putaran kedua.

Saat paparan misi visi, Hendry menyampaikan, ingin menjadikan PWI sebagai rumah bersama bagi seluruh wartawan yang profesional. Sehingga mereka bisa ikut menyumbangkan pikirannya untuk membangun bangsa. Ada 10 program prioritas yang akan dikerjakan. Lima diantaranya terkait dengan pendidikan, termasuk menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi. Tujuannya untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan jurnalistik.

PWI adalah organisasi wartawan yang tertua di Indonesia. Berdiri sejak 9 Februari 1946, usianya sudah 77 tahun. Selama lima tahun terakhir, PWI nyaris tenggelam. Tak ada suara dan gagasannya dalam menyikapi isu-isu strategis. Padahal, PWI adalah tempat berkumpulnya wartawan senior yang hebat-hebat. Dengan jumlah anggota mencapai 20-an ribu di seluruh Indonesia.

Sehingga ke depan, Hendry mengharapkan, PWI bisa menjadi tempat seluruh anggota, bebas berdiskusi, terbuka bagi kampiun wartawan di mana pun berada. PWI akan menjadi rumah gagasan, menjadi tempat pembahasan, tidak hanya masalah profesi wartawan dan industri pers, tetapi juga soal lain yang menyangkut problematika kebangsaan. “PWI nantinya akan selalu hadir dalam wacana dan perbincangan tema politik, hukum, ekonomi, kebudayaan dan lainnya, karena kegiatan dan gagasannya yang selalu relevan dengan kondisi aktual bangsa,” kata Hendry.

Semoga harapan ini bisa diwujudkan. Marwah kebaikan PWI harus dikembalikan agar kualitas pers dan jurnalis Indonesia semakin membaik. Apalagi, terpilihnya Hendry dan Sasongko adalah kemenangan atas integritas dan hati nurani wartawan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo