Ketua Bappilu Golkar Maman Abdurrahman di Podcast RM
Gibran Kehendak Zaman
JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Maman Abdurrahman, yakin betul, pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres mendampingi Prabowo Subianto akan membawa angin segar bagi pengelolaan negara. Sebab, dia melihat, pencalonan putra sulung Presiden Jokowi itu, sebagai kehendak zaman.
Hal itu sampaikan Maman dalam Podcast Ngegas di Rakyat Merdeka, di Gedung Graha Pena, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2033). Podcast ini dipandu dua editor politik Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), Ujang Sunda dan Siswanto.
Maman mengakui, awalnya kurang setuju dengan pencalonan Gibran. Namun, setelah berpikir panjang dan jernih, kehadiran Gibran akan menjadi jembatan bagi anak-anak muda lain tampil di kancah nasional. Apalagi, saat ini sudah banyak pemimpin dunia yang berusia muda. “Kehadiran Gibran itu kehendak zaman,” ucapnya.
Dalam podcast itu, Maman menjelaskan panjang lebar mengenai awal mula Golkar memutuskan mendukung Gibran dan juga dinamika yang terjadi di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Berikut kutipan wawancaranya:
Golkar menjadi parpol KIM yang pertama kali secara resmi mendeklarasikan Gibran Cawapres. Apa pertimbangannya?
Kami tidak bisa mengesampingkan yang namanya kehendak zaman. Zaman ini terus bergerak sesuai kehendak alam. Saya lihat di beberapa negara juga tren pemimpin-pemimpinnya muda. Lalu kita dihadapkan dengan sebuah realitas politik Cawapres berumur 36 tahun.
Apa dampak pencalonan Gibran bagi kepemimpinan nasional?
Dengan pencalonan ini, ke depan, kita semua, yang anak-anak muda sudah bisa regenerasi. Pencalonan Gibran pasti akan berdampak besar. Banyak konsekuensi politik, konsekuensi implikasi di dunia usaha, dan di dunia profesional. Saya meyakini akan terjadi percepatan lompatan regenerasi di negara kita. Bukan hanya di sektor politik, tapi dunia profesionalisme.
Kenapa Anda seyakin itu?
Saat ini, ada 70 juta anak muda di Indonesia yang biasa dipandang sebelah mata. Padahal mereka punya potensi beras. Sekarang, muncul Gibran. Ini akan merespons realitas kehidupan yang terjadi.
Saya diskusi dengan teman-teman muda yang ada di Golkar, dan saya bilang ke Ketua Umum kami (Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto). Saya lihat ini (pencalonan Gibran) sebuah langkah positif untuk mendorong percepatan regenerasi kepemimpinan. Bahwa ada pro dan kontra kepada seorang Gibran, bagi saya itu hal yang wajar.
Maksud Anda, pencalonan Gibran menjadi angin segar untuk para anak muda?
Ini peluang bagi seluruh anak-anak muda untuk memanfaatkan momentum ini. Bahwa kondisi ini harus direspons secara positif oleh generasi muda, direspons positif oleh anak muda. Mungkin itu yang bisa kami tawarkan.
Bagaimana konstelasi di KIM dalam pencalonan Gibran?
Dalam KIM, ada empat kandidat Cawapres. Yaitu Ibu Khofifah Indar Parawansa, Pak Airlangga Hartarto, Mas Erick Thohir, dan Mas Gibran. Sebelum putusan MK, kami sama sekali tidak mempertimbangkan Mas Gibran. Namun, putusan MK kemudian mengubah konstelasi politik. Nama Gibran pun relatif bisa diterima semua partai koalisi.
Sebelum mencalonkan Gibran, apa Golkar sudah koordinasi dengan PDIP?
Kami tidak mengambil Gibran. Sampai hari ini pun kan nggak (Gibran belum masuk Golkar). Bagi kami, seseorang yang mau masuk Golkar atau tidak merupakan hak konstitusi orang tersebut.
Tapi, ada peluang Gibran masuk Golkar?
Jika dalam perjalanan ada ketertarikan karena memiliki kesamaan atau pertimbangan lain dalam langkah politiknya, itu konsekuensi logis. Pasti akan banyak interaksi politik antara Mas Gibran dengan Golkar, yaitu konsekuensi operasional teknis saja. Namun, hari ini belum
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 7 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Galeri | 19 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu