Lawan Tudingan Neo Orba
Prabowo-Gibran Ajak Publik Hentikan Stigmatisasi Negatif

JAKARTA - Pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka disebut cerminan Neo Orde Baru (Orba). Tim relawan duet tua-muda ini mengajak, seluruh tim dan pendukung menghindari stigmatisasi kepadalawan politik. Cap negatif ini bisa membuat situasi Pemilu 2024 runyam.
"Berhentilah bikin stigmatisasi. Tidak bijak saling cap dan stigma. Kedepankan adu program dan gagasan nyata ke masyarakat," kata Ketua Umum Relawan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Go Gibran, Nasarudin dalam keterangan tertulisnya kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.
Dikatakan, Pemilu merupakan pesta demokrasi yang prosesnya harus diiringi dengan kegiatan dan narasi positif. Para elite, mestinya mempertontonkan pertarungan yang elegan di depan publik.
Menyudutkan Gibran, kata dia, tidak dibenarkan. Sebab, siapa pun punya hak maju dalam kontestasi nasional. Setelah adu gagasan, biarkan publik yang menilai, siapa calon yang dianggap paling layak. "Atau mulai khawatir karena dukungan masyarakat kepada Prabowo-Gibran terus menguat. Publik mulai tahu calon pemimpin mana yang lebih layak," ucapnya.
Ditambahkan, kawan menjadi lawan dalam kontestasi merupakan hal yang wajar. Dia pun mengimbau, tim sukses Capres-Cawapres sebaiknya mengurus dapurnya masing-masing. "Fokus saja rebut hati rakyat. Jangan baper dengan paslon Koalisi Indonesia Maju," ujarnya
Senada, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman tak terlalu ambil pusing dengan cap Neo Orba yang dilontarkan politisi Banteng. "Neo Orde Baru ini apakah dalam konteks positif atau negatif," katanya.
Sebab, di setiap masa, selalu ada hal positif dan negatif. Baik Orde Lama, Orde Baru, maupun masa Reformasi. Habiburokhman pun menilai, jika ada pihak yang sudah melancarkan kampanye negatif, artinya mereka mulai merasa tidak percaya diri.
"Jadi ini menunjukkan ketidakpercayaan diri. Tak bisa menunjukkan nilai jualnya, visi misi dan programnya yang bisa mengambil hati rakyat. Silakan dicap sebagai apapun. Pak Prabowo akan tersenyum saja, kalau perlu Pak Prabowo jogetin saja," kata Wakil Ketua Komisi III DPR ini.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menyebut pasangan Prabowo-Gibran Raka cerminan dari Neo Orde Baru. Majunya Gibran dengan mengkebiri Mahkamah Konstitusi (MK) dianggap cerminan matinya demokrasi.
"Rakyat yang cerdas telah bersikap atas penyimpangan hukum di MK. Ganjar-Mahfud MD akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminan Neo-Orde Baru masa kini," ujar Djarot.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 22 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu