Erdogan: PM Israel Netanyahu Sama Seperti Hitler

TURKI - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak ada bedanya dengan Adolf Hitler.
Erdogan menyamakan serangan Israel di Gaza, dengan perlakuan Nazi terhadap orang-orang Yahudi.
Turki, anggota NATO yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat Israel di Gaza.
Turki menjuluki Israel sebagai negara teror, dan mengatakan para pemimpinnya harus diadili di pengadilan internasional.
Mempertajam retorikanya, Erdogan mengatakan, Turki siap menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi penganiayaan, lantaran pandangan mereka mengenai konflik di Gaza.
Erdogan berpendapat, negara-negara Barat yang mendukung Israel, terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai kejahatan perang.
"Mereka biasa berbicara buruk tentang Hitler. Tapi, apa bedanya Netanyahu dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu sekarang ini, kurang dari apa yang dilakukan Hitler? Sebenarnya tidak," cetus Erdogan, seperti dikutip Reuters, Rabu (27/12/2023).
"Netanyahu lebih kaya dari Hitler, dia mendapat dukungan dari Barat. Segala macam dukungan datang dari Amerika Serikat. Dan apa yang mereka lakukan dengan semua dukungan ini? Mereka membunuh lebih dari 20 ribu warga Gaza,” imbuh presiden berusia 69 tahun itu.
Disebut tak beda dengan Hitler, Netanyahu mengatakan, Presiden Turki harus menjadi orang terakhir yang menguliahi Israel.
“Erdogan, orang yang melakukan genosida terhadap suku Kurdi, yang memegang rekor dunia karena memenjarakan jurnalis yang menentang pemerintahannya adalah orang terakhir yang dapat mengajarkan moralitas kepada kami," papar politisi berusia 74 tahun.
Terlepas dari kritiknya, Turki tetap mempertahankan hubungan komersial dengan Israel. Sehingga, mendapat reaksi keras dari partai oposisi dan Iran.
Ankara mengatakan, perdagangan dengan Israel telah menurun tajam sejak 7 Oktober, ketika kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan yang menewaskan 1.200 orang.
Serangan inilah yang kemudian membuat Israel terus membombardir Palestina, hingga hari ini. Meski sempat ada jeda kemanusiaan antara 24 November hingga 1 Desember 2023.
Berbeda dengan sekutu Baratnya dan beberapa negara Arab, Turki tidak memandang Hamas sebagai organisasi teroris.
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu