TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Catatan Kiai Mustofa Bisri

Pilpres 2024 Banyak Tokoh Error Bin Kusut

Laporan: AY
Minggu, 14 Januari 2024 | 10:51 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SEMARANG - Ulama kharismatik Kiai Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus memberi catatan tentang Pilpres 2024. Menurutnya, panasnya tensi politik membuat banyak tokoh error bin kusut. Dia berharap, rakyat jangan ikutan error.
Ajakan tersebut disampaikan Gus Mus usai menghadiri silaturahmi Kebudayaan bertajuk “Makin Meng-Indonesia bersama Gus Mus” di Gedung Baru Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Jumat malam (12/1/2024). Acara yang digelar oleh Forum Wartawan Pemprov Jateng (FWPJT) itu menghadirkan budayawan dan seniman di Jateng.
Dalam acara tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Tholibin Rembang itu turut membacakan puisi lawasnya berjudul “Apakah Kau Terlalu Bebal atau Aku Terlalu Peka”. Sebelum membacakan syairnya, Gus Mus sempat menyinggung kondisi Indonesia yang seolah kehilangan jati dirinya karena terlalu mengagungkan ekonomi dan politik. Padahal cobalah mengedepankan budaya. Karena kebudayaan mengedepankan rasa.

“Dan rasa itu yang selalu mengingatkan kita bahwa kita adalah mahkluk ciptaan Tuhan,” ujarnya.
Gus Mus lalu menceritakan puisi-puisinya yang dikenal sebagai puisi balsem alias obat gosok. Balsem itu, kata dia, sejenak bisamenghilangkan pening. “Setelah itu pening lagi,” selorohnya.
Gus Mus kemudian memulai membacakan puisinya. Saat membacakan bait-bait puisinya, maestro lukis kelahiran Cilacap yang kini tinggal di Yogyakarta, Nasirun ikut mengiringi dengan menggoreskan kuas di atas kanvas.

Meski puisi lawas, isinya masih relevan dengan kondisi saat ini. “Anak-anak mu berebut fried chicken yang hangat, seperti politisi musiman berebut kursi. Seperti pakar kambuhan berebut benar,” kata Gus Mus.
Malam itu, Gus Mus tidak tampil sendiri. Sejumlah budayawan dan seniman kondang ikut menyuarakan gundah gulana mereka menghadapi tahun politik 2024. Beberapa di antaranya adalah Tanto Mendut, penyair Ilham Anwar, Triyanto Triwikromo dan Beno Siang Pamungkas.
Usai acara, Gus Mus menyampaikan keprihatinannya melihat suasana politik yang kian memanas. Menurut dia, apa yang dilakukan para elite politik sudah mengarah pada kebencian dengan saling menjelekkan satu sama lain.

Karena itu, Gus Mus meminta masyarakat tak ikut-ikutan terprovokasi. Kata dia, urusan pergantian pemimpin adalah hal yang biasa saja. Jangan berlebihan dalam menyikapinya.
“Karena kalau terlalu menyikapi berlebih-lebihan, nanti akal budi sama nurani kita itu lewat. Nggak bisa mikir karena terlalu (mikir) ke sana (pilpres),” tuturnya.

Kalau saya hanya memuji yang saya dukung, sampeyan memuji yang sampeyan dukung nggak masalah. Tapi kalo saya saya dukung tapi sambil menjelek-jelekkan itu persoalan,” sambungnya.
Gus Mus juga berpesan agar masyarakat tidak terpecah belah di tahun politik, meski berbeda pilihan. Sebab persatuan dan kesatuan bangsa harus diutamakan.

“Jadi jangan sampai gara-gara tahun Pemilu ada Pilpres jadi renggang antara kita, tetap jaga itu, persatuan Indonesia itu yang pokok. Apa kira-kira prinsip yang melebihi kemanusiaan? enggak ada,” harapnya.

Gus Mus juga menyoroti adanya seniman dan budayawan yang ikutan error karena terlibat politik praktis. Menanggapi itu, Gus Mus memaklumi.
“Seniman kan manusia juga, ustaz juga ada yang error juga, kan manusiawi sekali. Tapi kan kita harus ikut berupaya, supaya jangan semuanya error,” imbuh Gus Mus.
Gus Mus menceritakan, bila dirinya juga nyaris akan ditarik ke politik praktis oleh seniman atau budayawan yang error. Namun, kata dia, semua orang tahu dirinya tidak pernah mendeklarasikan mendukung salah satu peserta pemilu.

“Jadi kalau ada yang klaim ditarik saya, akan ditertawakan orang banyak. Karena saya nggak bisa ditarik-tarik oleh siapa pun kecuali sama seniman, karena seniman nggak pake neko-neko kan, dia pakai rasa saja,” paparnya.
Seperti diketahui, Gus Mus dan keluarga sempat membantah rumor terlibat dalam kelompok atau pergerakan Majelis Permusyawaratan Rembang. Sempat muncul flyer dan poster yang menggambarkan sosok Gus Mus ada di kelompok tersebut.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak peserta Pemilu 2024, baik pemilihan legislatif dan pemilihan presiden bersikap ksatria untuk mewujudkan kontestasi yang bermartabat.
“Jangan menang untuk menang, apalagi menang dengan menghalalkan segala cara,” kata Haedar.

Ia mengatakan Indonesia telah melaksanakan pemilu ke enam ini di Era Reformasi, belum dihitung pada Era Orde Lama dan Orde Baru. “Untuk itu, jadilah kontestan-kontestan yang betul-betul menjadi teladan bagi bangsa ini, menjadi negarawan. Maka jaga pemilu ini,” pungkasnya.

Foto : Ist
Pos Sebelumnya:
Pengurusnya Jadi Timses
Pos Berikutnya:
Debat Putaran Keempat
Foto : Ist
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo