Terus Kejar-kejaran, Banteng dan Garuda Selisih Tipis
JAKARTA - PDIP dan Partai Gerindra terus kejar-kejaran untuk menjadi pemenang Pileg 2024. Selisih elektabilitas partai berlambang Banteng dan Garuda itu, tipis.
Hal itu bisa dilihat dari hasil survei Indikator Politik Indonesia, yang dirilis secara daring, Kamis (18/1/2024). Survei ini dilakukan pada 30 Desember 2023 hingga 6 Januari 2024, dengan melibatkan 4.560 orang dari seluruh provinsi yang diwawancara secara tatap muka. Margin of error survei plus minus 2 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, hasil survei ini menunjukkan elektabilitas PDIP masih menduduki peringkat teratas dengan raihan 20 persen. Gerindra di posisi kedua dengan 18 persen.
Burhan menerangkan, tren elektabilitas PDIP cenderung mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Sebaliknya, Gerindra merangkak naik. Tercatat, dari hasil survei Indikator pada 9 Desember 2023, elektabilitas PDIP meraih 23,5 persen. Sementara Gerindra 16,9 persen. Kemudian, pada 26 Desember 2023, elektabilitas PDIP 19,1 persen dan Gerindra 18,2 persen.
Dia berpendapat, hasil ini dapat memengaruhi pertarungan kedua partai di Pilpres 2024. Dia pun mewanti-wanti agar PDIP hati-hati, sebab keinginan untuk menang hattrick alias tiga kali berturut-turut pada Pemilu 2024 bisa gagal bila elektabilitas partai terus turun.
“Ini sekaligus alarm buat PDI Perjuangan karena keinginan untuk mencapai hattrick di 2024 itu terancam oleh kehadiran Gerindra yang performanya meningkat dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Burhan, dalam rilis survei tersebut.
Selain melakukan survei secara tatap muka, Indikator juga melakukan survei dengan metode via telepon. Hasilnya menunjukkan sedikit perbedaan, karena Gerindra sudah berada di urutan pertama menggeser PDIP. Burhan menyebut, hasil survei via telepon ini akan disampaikan pada kesempatan berikutnya.
Dia hanya menjelaskan, survei telepon membuat Indikator kehilangan sekitar 17 persen responden yang tidak punya telepon selular. Akibatnya, hasil survei itu merugikan PDIP. “Kalau survei tatap muka, PDIP masih sedikit di atas Gerindra meski trennya turun,” pungkasnya.
Hasil survei ini tidak membuat PDIP galau. Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menyatakan, fenomena naik turun elektabilitas dalam survei adalah hal yang wajar.
“Hasil survei yang naik turun adalah wajar. Ada kalanya sejumlah faktor melahirkan gelombang pasang, ada kalanya terjadi gelombang surut. Yang penting soliditas barisan dan gerakan,” ujar Hendrawan, kepada Redaksi, Kamis (18/1/2024).
Soal peralihan dukungan pemilih PDIP kepada Capres-Cawapres lain, Hendrawan menyatakan, hal serupa juga terjadi di internal partai politik lain. Dia menegaskan, di setiap lembaga survei ada sponsor. Sehingga hasilnya pun berbeda-beda. “Rahasia dapur akan menentukan kualitas menu yang disajikan,” ungkapnya.
Sementara itu, politisi Partai Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak memastikan, partainya tidak besar kepala dengan hasil survei yang terus menunjukkan peningkatan elektabilitas. Dia mengatakan, hasil survei setiap lembaga bakal dijadikan bahan evaluasi oleh Gerindra.
“Bila tinggi, akan menjadi pemacu mesin partai untuk semakin massif dan giat turun ke masyarakat. Sebaliknya, bila rendah juga menjadi cambuk untuk mengubah strategi agar bisa lebih tinggi tingkat elektabilitas partai,” ujarnya.
Nasional | 13 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 12 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu