TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

JK Mau Ketemu Mega, Tak Akan Bawa-bawa Golkar

Oleh: Farhan
Minggu, 03 Maret 2024 | 08:50 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menjawab kritik Golkar soal rencana pertemuannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. JK menegaskan, dirinya bertemu Mega sebagai dirinya sendiri. JK tak akan bawa-bawa Golkar. 
"Sebagai Jusuf Kalla-lah. Sama sekali (tidak mewakili parpol), apa urusan saya dengan parpol, nggak ada," kata JK usai menghadiri acara Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024). 
Pernyataan ini disampaikan JK usai dirinya dikritik politisi Golkar, Idrus Marham. Eks Sekjen Beringin itu bilang, JK harus mendapat mandat dari Ketum Golkar bila ingin berkomunikasi dengan partai lain. Mengingat hingga saat ini, JK masih berstatus kader Golkar. 
"Kalau tidak ada mandat dari ketua umum maka sangat tidak etis. Sangat tidak etis Pak JK bicara dengan Mbak Mega atas nama Golkar," kritik Idrus. 
Idrus meyakini JK memahami posisinya ketika hendak bertemu pihak lain. Sebab, JK tidak lagi sebagai fungsionaris Golkar. Golkar, jelas mantan Menteri Sosial itu, diketuai Airlangga Hartarto. Kemudian Ketua Dewan Kehormatan Akbar Tandjung, Ketua Dewan Penasihat Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie, dan Ketua Dewan Pakar Agung Laksono. 

Kendati demikian, ditekankan Idrus, sah-sah saja jika JK bertemu Mega. Namun, dia mengingatkan publik bahwa kedatangan JK untuk menemui Mega bukan dalam kapasitas sebagai politisi Golkar. 
"Kalau misalkan ketemu sebagai tokoh nasional, saya kira itu sebuah keniscayaan. Kita dorong,” ujar Idrus. 

Kembali ke JK. Ketika ditanya apa yang akan dibicarakan, menurut pendukung pasangan Capres-Cawapres 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) itu, dirinya akan mendiskusikan soal kemajuan bangsa dengan Mega. 
"Kita punya tujuan sama agar Indonesia menjadi negara yang baik dan demokrasinya dapat dicapai," ujar mantan ketua umum partai Golkar itu. 

Sekali lagi, dia menegaskan pertemuan antara dirinya dengan bos parpol pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu bertujuan baik bagi kemaslahatan bangsa dan negara. "Untuk kemajuan bangsa. Pokoknya untuk kemajuan bangsa, apa itu demokrasi kita di Indonesia itu aja. 

Lebih lanjut, politisi asal Sulawesi Selatan itu menyatakan wacana hak angket terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024 tidak akan dibahas dalam pertemuan. "Belum, belum sampai ke situ (pembahasan hak angket)," sebut dia. 
Lantas, kapan Mega-JK bertemu? Politisi PDIP Aryo Seno Bagaskoro tidak mengetahui pasti. Seno bilang, keduanya lebih tahu kapan bertemu. 
"Namun, melihat dinamika saat ini, saya kira tinggal ditunggu saja," ungkap Seno kepada Redaksi, Sabtu (2/3/2024). 
Meski begitu, Seno menyambut positif rencana pertemuan Mega dan JK. "Saya rasa adalah hal yang baik, sebagai negarawan, kepentingan tokoh-tokoh ini tentu adalah kepentingan yang berkaitan dengan bangsa dan negara," cetus Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu.  

Dijelaskan Seno, demokrasi mencirikan adanya banyak pendapat. Untuk menjaga kualitas demokrasi, tambahnya, diperlukan pertemuan antar tokoh. 

"Nah, semestinya dalam menghadapi tantangan geopolitik ke depan, berbagai catatan tentang penegakan HAM di dalam negeri, dan evaluasi dari pemerintahan kita saat ini, khususnya dalam hal pemberantasan nepotisme dan korupsi, demokrasi juga menyediakan ruang," tutur dia. 
Senada, Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Amin, Mustofa Nahrawardaya mengaku happy jika Mega bisa bertemu JK. "Jika pertemuan itu benar adanya, ya saya apresiasi," sebut Mustofa Nahra. 
Sekadar informasi, jagoan Mega dan JK di Pilpres 2024 sama-sama dikalahkan oleh pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Mega mengusung paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Sedangkan JK, berada di belakang pasangan AMIN. Di antara kedua kubu paslon itu, kini terbangun kerjasama untuk sama-sama mengusung hak angket di DPR. 
Terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan memahami bahwa pengaruh JK di Golkar tidak lagi sekuat dulu. JK juga tidak lagi memiliki jabatan di Beringin. 
"Pak JK memang bukan ketua partai sehingga beliau tidak punya gerbong untuk membawa ke jalur politik. Namun, sebagai pemanasan bertemu Bu Mega sih oke-oke aja," pungkas Kacung.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo