TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Harga Daging Ayam Terjadi Kenaikan Di 250 Daerah

Laporan: AY
Jumat, 15 Maret 2024 | 12:01 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga daging ayam ras terjadi di 250 daerah di Indonesia pada pekan pertama Maret 2024. Jumlah tersebut meningkat dari 201 daerah pada Februari 2024.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan, peningkatan jum­lah daerah yang mengalami kenaikan harga daging ayam ras sangat signifikan. Sebab, jumlah daerah yang mengalami kenaikan mencapai 69,44 persen wilayah Indonesia.
Bahkan, lanjut dia, kenaikan mencapai 4,34 persen, dibanding rata-rata Februari 2024. Saat ini, harga rata-ratanya sebesar Rp 39.345 dari sebelumnya Rp 37.709 per kilogram di pekan kelima Februari 2024.
“Secara nasional, harga daging ayam ras pada 1 Maret naik signifikan dibanding Februari 2024. Kenaikannya mencapai 4,34 persen,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024 di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Pudji mengimbau para kepala daerah yang daerahnya men­galami kenaikan harga, segera melakukan pengendalian. Dengan begitu, harga komodi­tas tersebut berangsur-angsur terkendali.

Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman men­gatakan, kenaikan harga bahan pangan saat Ramadan, seperti daging ayam dan daging sapi serta cabe, menjadi berkah untuk peternak dan petani.
Menurutnya, kenaikan harga ini bisa menjadi Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pekerja informal seperti mereka.
“Kalau naik sedikit tolong dipahami bahwa peternak, petani cabe kita, tidak punya THR Lebaran,” katanya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan membeberkan beberapa komoditas yang mengalami ke­naikan harga. Di antaranya, min­yak goreng curah, cabe, daging ayam hingga daging sapi.
“Berapa komoditas pangan memang mulai mengalami lon­jakan harga karena memasuki fase pertama di bulan Ramadan,” ujarnya.

Namun, yang menjadi soro­tan Ikappi adalah harga daging ayam yang saat ini menyentuh level Rp 43.000 per ekor, serta telur ayam sudah menembus Rp 32.000 per kg. Kemudian, daging sapi masih di atas Rp 140.000 per kilogram.
Reynaldi meminta Pemerintah terus memantau perkembangan harga bahan pokok di pasar, agar harga dan stoknya tetap terken­dali. Terlebih, peningkatan akan kembali terjadi pada saat jelang perayaan Idul Fitri.

Fase kedua harus diantisipasi Pemerintah saat memasuki Idul Fitri. Biasanya 7 hari menjelang Idul Fitri terjadi lonjakan harga bahan pokok,” tandasnya.

Di media sosial X, netizen mengeluhkan kenaikan harga daging ayam dan daging sapi pada bulan puasa ini. Mereka meminta Pemerintah segera turun tangan, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga komoditas tersebut.
Akun @rsyarief menyatakan, kenaikan harga daging ayam bisa menjadi berkah bagi peter­nak skala kecil.
“Kalau peternak ayam skala kecil ini suatu berkah, setahun sekali bisa merasakan harga Rp 39-40 ribu per kg. Biasanya untuk jual Rp 31-34 ribu per kg harus nangis-nangis dulu,” katanya.

Sedangkan akun @_anavi­dreader menilai, pernyataan Mentan soal THR bagi peternak seolah tidak memperhatikan da­ya beli masyarakat yang sedang turun akibat kenaikan komoditas pangan lainnya.

“Kesannya kenaikan harga itu bagus dan pengertian, tapi ini menggampangkan. Tolong di­mengerti, Pak Menteri, naiknya harga daging ayam dan sapi, maka daya jual beli masyarakat juga akan berkurang,” cuitnya.
Sementara, akun @Garaaa__ menilai, kenaikan harga daging ayam tak membawa dampak pada kesejahteraan peternak, karena harga pakan ayam juga naik.

“Harga pakan ayam mahal banget, bagaimana peternak mau dapat THR. Sekarang, peternak juga engap-engap,” cetusnya.
Senada, akun @bpsmgt juga mengingatkan soal kenaikan harga pakan ayam yang menjadi penyebab kenaikan harga daging ayam dan telur.

“Harga daging ayam naik kare­na harga pakan naik. Begitu juga harga pakan sapi, bukan hanya daging ayam, nah dampaknya juga ke telur. Jangan berpikir, ayam dan sapi itu dilepas di padang rumput, pakan ternaknya nggak perlu modal,” tegasnya.

Ada juga netizen yang mendesak Satgas Pangan segera turun tangan mengusut kenaikan harga daging ayam dan daging sapi pada Ramadan ini.
“Kalau harganya naik semen­tara daya beli masyarakat nggak ikut naik, ini faktor mafia yang mainin harga. Lagipula kenaikan itu nggak menjamin peternak dapat untung,” ucap akun @cend241. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo