Saran Relawan Ganjar Untuk Banteng
Jangan Andalkan Klenik, Kudu Pake Data Dan Fakta
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disarankan mengunakan data dan fakta untuk mengusungcalon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Saran ini disampaikan Relawan Ganjar sekaligus menanggapi kode keras Banteng yang bakal mencapreskan Puan Maharani.
Hal ini diketahui setelah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan kekagumannya terhadap Ratu Kalinyamat, asal Jepara, Jawa Tengah. Presiden kelima RI itu mendukung tokoh maritim Nusantara tersebut menjadi pahlawan nasional.
Pernyataan Mega disebut berbagai kalangan sebagai kode keras PDIP akan mencapreskan Puan Maharani. Apalagi sebelumnya, Mega juga sudah menginstruksikan Ketua DPP Ahmad Basarah mendiskusikan fatwa diperbolehkannya perempuan menjadi pemimpin dalam Islam kepada ulama kharismatik Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Turmudzi Badarudin.
Ketua Umum Ganjar Pranowo (GP) Mania, Immanuel Ebenezer mengingatkan, berpolitik itu harus rasional. Tidak bisa mengandalkan kode klenik dan sinyal yang tak didasari dengan data dan fakta.
“Politik itu rasional. Tidak bisa hanya dengan kode klenik dan sinyal dukungan tanpa data. Dukungan itu harus berdasarkan data,” kata Noel-sapaan akrab Immanuel Ebenezer, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia menyodorkan fakta, nama Ganjar Pranowo di berbagai lembaga survei kredibel selalu di posisi puncak.
Sampai saat ini, Noel masih optimistis, PDIP akan menjatuhkan pilihan kepada Ganjar.
“Saya yakin, kalau mentok, PDIP akan dukung Mas Ganjar,” yakinnya.
GP Mania tidak resisten dengan Puan Maharani. Ketua DPR itu punya track record bagus dan berprestasi. Puan juga memiliki darah biru Soekarno.
Namun, harus diakui, elektabilitas Puan belum mampu bertarung dengan tokoh lain di bursa capres. “Rakyat di bawah inginnya Mas Ganjar, tercermin dalam hasil survei,” ucapnya.
Noel mengingatkan, jajaran kader PDIP jangan terlampau resisten dan membusukkan Ganjar. Sebab, kalau nanti namanya semakin naik, lalu terpilih sebagai capres, akan jadi boomerang bagi PDIP.
Dia menyebut, sudah banyak elite Banteng yang telanjur tak suka dengan Ganjar.
“Repot nanti konsolidasinya. Lebih baik mengalir saja. Cermati data dan fakta. Tak perlu menjelekkan,” katanya.
Dia juga mengingatkan, PDIP harus segera menentukan sikap soal kerja sama koalisi. Sebab, sudah banyak partai membentuk poros. Bisa-bisa, Banteng ketinggalan gerbong.
“Katanya mau hattrick. Harus jadi pemain utama dengan calon yang tepat. Tentukan keputusan dengan jernih, menimbang suara rakyat. Ingat, Golkar pernah ngalamin sudah pede dapat tiket tanpa koalisi. Tapi di akhir kebingungan juga. Jangan itu terjadi di PDIP,” ujarnya, mengingatkan.
Seperti diketahui, setidaknya sudah terbentuk tiga poros. Teranyar, poros Gerindra-PKB baru saja ijab kabul dalam Rapimnas Gerindra, kemarin.
Sebelumnya, ada poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), terdiri dari Golkar, PAN dan PPP. Kemudian, poros Gondangdia, yakni Partai NasDem, PKS dan Demokrat.
Soal koalisi, PDIP merasa tidak kesepian meski sejumlah partai membentuk poros kerja sama. Seluruh kerja sama politik muaranya pada penetapan capres dan cawapres. Bukan hal mustahil akan terjadi perubahan peta politik.
“PDIP nunggu waktu tepat. Penetapan capres dan cawapres akan menjadi momentum dalam kerja sama parpol. Di situlah bandul politik akan terjadi penggabungan, ataupun perubahan sesuai dinamika politik,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.
Saat ini, PDIP lebih fokus konsolidasi partai di tingkat bawah, menggalang kekuatan rakyat.
“Skala prioritas kami bergerak ke bawah. Setelah bawah kuat, baru bergerak atas. Kita nanti akan berperan penting dalam peta koalisi,” yakinnya.
Sebelumnya, pengamat politik yang juga pendiri lembaga survei KedaiKopi Hendri Satrio menilai, Mega sedang melempar kode keras bahwa Banteng akan mengusung Puan Maharani melalui dukungan sosok Ratu Kalinyamat menjadi pahlawan nasional.
“Ini pintarnya Ibu Megawati, Ratu Kalinyamat itu kan simbol penting. Kalau kader yang sudah lama berjuang bersama Bu Megawati, pasti paham kode keras ini. Harusnya semua satu suara dorong Puan Maharani,” ujar pria yang akrab disapa Hensat ini. (rm.id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu