TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Bahlil: Kabinet Jokowi Banyak Diisi Pengusaha, Pemerintah Tak Bisa Dikibulin Swasta

Reporter: AY
Editor: admin
Jumat, 03 Mei 2024 | 11:52 WIB
Jokowi saat buka puasa bersama KADIN. Foto : Ist
Jokowi saat buka puasa bersama KADIN. Foto : Ist

JAKARTA - Para pengusaha tidak bisa lagi tipu-tipu atau mengelabui Pemerintah demi memperbesar keuntungan tetapi merugikan negara. Pasalnya, jajaran menteri ekonomi Presiden Jokowi saat ini mayoritas diisi oleh pengusaha.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahada­lia mengatakan, Pemerintah sudah tahu trik-trik yang biasa dilakukan pengusaha untuk mengelabui.
“Menteri ekonomi zaman Jokowi semua pemain, pengu­saha semua. Pak Erick Menteri BUMN, pengusaha. Airlangga (Menko Perekonomian), pengusaha. Agus Gumiwang (Men­teri Perindustrian), pengusaha. Saya pengusaha. Jadi, baru mau tipu-tipu, kami sudah tahu. Nggak bisa lagi Pemerintah sekarang dikibulin oleh pengusaha,” kata Bahlil disiar­kan secara virtual di YouTube Kementerian Investasi/BKPM, Kamis (2/5/2024).

Bahlil mencontohkan soal permintaan Pemerintah kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk membangun smelter di Indonesia. Dia mengatakan, awalnya Freeport tidak ikhlas melakukan ini.

Pasalny, selama puluhan tahun Freeport berusaha di In­donesia, mereka terus mengeruk keuntungan besar dari mengek­spor bahan mentah konsentrat tembaga tanpa diolah di da­lam negeri. Padahal, di dalam konsentrat tersebut juga mengandung emas hingga lithium dan akhirnya malah merugikan negara.
Karena itu, kata Bahlil, Pe­merintah menugaskan Free­port membangun smelter di Indonesia untuk tujuan hil­irisasi. Smelter tersebut akh­irnya dibangun di Gresik, Jawa Timur, dengan nilai investasi 3 miliar dolar AS.

“Akhirnya mereka mau (bangun smelter). Karena waktu kita beli saham Freeport, kita bi­lang, kamu harus bangun smelter di Indonesia. Saya ngotot. Ke­napa? Karena yang kita jual jangan hanya hitung tembaganya saja, ada emasnya. Akhirnya kita paksa bangun smelter 3 miliar dolar AS di Gresik, sekarang sudah jadi,” bebernya.
Sebanyak 3 juta konsentrat tembaga yang dikirim dari Timi­ka ke Gresik bisa menghasilkan 400 ribu ton tembaga katoda 400 ribu ton dan 60 ton emas.

“Jadi, sekarang Freeport tidak bisa lagi tipu-tipu kita karena se­mua sudah dibangun di Gresik,” pungkasnya. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit