TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Golkar Realistis, Tak Akan Paksa Kang Emil Ke Jakarta

Laporan: AY
Senin, 01 Juli 2024 | 08:36 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Partai Golkar hingga saat ini masih belum memutuskan karir politik Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil. Apakah akan diturunkan untuk berlaga di Jakarta, atau di kampung halamannya, di Jawa Barat, atau mungkin diajukan sebagai calon menteri.

Golkar kelihatannya punya banyak opsi politik di pilkada DKI. Golkar tak akan memaksakan Kang Emil ke Jakarta. Soal ini tergantung situasi dan pertimbangan internal partai. Juga kesepakatan di dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily tak menampik soal itu. Kata dia, partainya saat ini masih mempertimbangkan, apakah Kang Emil akan maju di Pilgub Jawa Barat atau DKI Jakarta.

Menurut Ace, Golkar memiliki mekanisme internal dalam menentukan dan menetapkan kader yang akan maju menjadi kepala daerah. Saat ini, proses tersebut telah memasuki tahap kedua, yaitu melihat hasil survei.

Ace mengungkapkan, Kang Emil memang mendapat tugas dari partai untuk menjalin komunikasi di dua provinsi, yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat.

“Bagaimana keputusan partai, kemungkinan akan keluar Agustus setelah melihat hasil survei kedua,” kata Ace, saat dikontak Rakyat Merdeka, Minggu (30/6/2024).

Sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Ace berharap Kang Emil tetap maju di Jawa Barat. Alasannya, hasil survei menunjukkan bahwa 73 persen rakyat Jawa Barat menginginkan Kang Emil jadi Gubernur Jabar kembali.

“Namun, kita akan menunggu hasil survei kedua untuk kepastian. Apakah di Jakarta atau di Jabar,” ujarnya.

Ace menambahkan, dalam membuat keputusan Golkar juga memperhatikan dan mempertimbangkan suara masyarakat Jawa Barat, termasuk organisasi yang terafiliasi dengan Partai Golkar.

Misalnya kemarin, ada aspirasi dari Kosgoro dan Soksi Jabar yang menginginkan Kang Emil jadi Cagub Jabar.

“Semua aspek akan dipertimbangkan demi kepentingan terbaik untuk Jawa Barat dan masyarakatnya, serta Partai Golkar,” ucapnya

Terkait komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju, Ace menyatakan, keputusan akhir akan diserahkan kepada Ketua Umum Partai Golkar.

“Ketua umum akan memperhatikan kebijakan ini dan akan menyampaikannya di Koalisi Indonesia Maju,” tutup Ace.

Di tempat terpisah, Ketua Pemenangan Pilkada Wilayah Jawa I DPP Partai Golkar, Iswara mengatakan, hasil survei internal Golkar mengungkapkan elektabilitas Kang Emil di Jabar sangat tinggi. Kata dia, dalam berbagai simulasi, Kang Emil mampu menang secara telak.

Hasil survei ini, lanjut dia, tentu akan jadi pertimbangan. Apalagi pemilih Jabar itu sangat besar. Mencapai 36 juta. Ditambah lagi dengan 27 kabupaten/kota di Jabar yang akan melakukan Pilkada serentak. Sementara di DKI jumlah pemilih hanya 8 jutaan. Sehingga, peran dan kemenangan Kang Emil sangat besar di Jabar.

Untuk diketahui, hasil survei dari berbagai lembaga menunjukkan persaingan ketat antara Anies Baswedan dan Ridwan Kamil dalam Pilgub DKI Jakarta. Survei dari Arus Survei Indonesia (ASI) yang dilakukan pada 23-29 April 2024 terhadap 400 responden menempatkan Ridwan Kamil di posisi teratas dengan elektabilitas 30,5 persen. Sementara Anies Baswedan berada di posisi kedua dengan 29 persen.

Namun di bulan Mei, ada perubahan elektabilitas. Dalam survei Proximity Indonesia yang digelar 16-25 Mei 2024, Anies justru berada di posisi pertama dengan elektabilitas 18,50 persen, diikuti oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan 14 persen. Sedangkan Kang Emil berada di posisi ketiga dengan 12,50 persen.

Sementara itu, PAN masih menunggu keputusan Golkar. Apakah akan menurunkan Kang Emil di Jakarta atau di Jabar.

Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan, partainya memiliki kader yang siap dipasangkan dengan Kang Emil.

“Di PAN ada sosok Bima Arya, eks Wali Kota Bogor yang siap dipasangkan dengan kader Golkar. Ada juga Desy Ratnasari yang siap jadi cawagub mendampingi Dedi Mulyadi jika akan dicalonkan oleh Gerindra.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, Golkar pasti akan menimbang dengan seksama soal karir politik Ridwan Kamil. Kata dia, Golkar tak akan mewakafkan kader terbaiknya di Jakarta jika di Jabar belum jelas menjagokan siapa.

Menurut Agung, parpol yang tergabung dalam KIM perlu mempersiapkan secara matang mengenai keputusan siapa figur yang bisa bersaing secara elektoral dengan Anies Baswedan di Jakarta.

Karena bila tak siap menghadapi Anies yang sementara secara elektoral unggul, bukan tak mungkin Golkar kehilangan kursi Gubernur di Jakarta sekaligus Jabar,” ucapnya.

Menurut Agung, melihat dinamika terkini, setelah Anies Baswedan menyatakan akan maju, ada peluang KIM mencari sosok lain selain Ridwan Kamil di Jakarta.

Luhut Bantah Jokowi Cawe-Cawe

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan menepis tudingan Presiden Jokowi ikut cawe-cawe di Pilgub DKI Jakarta. Hal tersebut disampaikan Luhut untuk membantah omongan Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi yang menyatakan Jokowi sudah menawarkan Kaesang Pangarep ke beberapa parpol untuk menjadi cawagub DKI Jakarta.

“Orang nuduh-nuduh Pak Jokowi ini itu. Jangan asal ngomong lah. Pak Jokowi itu sepanjang yang saya tahu enggak pernah campur-campur soal itu,” ujar Luhut di Monas, Jakarta, Minggu (30/6/2024).

Luhut menceritakan, sebagai salah satu orang dekat Jokowi, tahu betul bagaimana sikap bosnya itu. Di Pilpres 2024 yang lalu, tegas Luhut, Jokowi tidak pernah bicara soal Gibran Rakabuming Raka untuk jadi cawapres.

“Saya kan masih di kabinet. Mana pernah (Jokowi) ngomong soal Gibran jadi Wapres. Enggak pernah,” sambungnya.

Menurut dia, Jokowi adalah Presiden yang sangat demokratis, bahkan terlalu demokratis.

“Beliau dengerin semua. Jadi kalau itu dibilang, orang yang ngomong itu sakit jiwa itu kayaknya itu,” pungkas Luhut.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo