TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Gus Yahya Akan Beri Sanksi Kepada Anak Buahnya Yang Temui Presiden Israel

Laporan: AY
Rabu, 17 Juli 2024 | 08:58 WIB
Jetum PBNU Gus Yahya saat jumpa pers di kantor NU. Foto : Ist
Jetum PBNU Gus Yahya saat jumpa pers di kantor NU. Foto : Ist

JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) buka suara soal lima anak buahnya yang menemui Presiden Israel, Isaac Herzog. Gus Yahya meminta maaf dan memastikan akan memberikan sanksi. Di sisi lain, Gus Yahya juga cerita pernah ke Israel.

Kabar lima anggota NU ke Israel di tengah perang Gaza, bikin heboh. Ke lima anggota NU itu pun langsung banjir kecaman. PBNU juga jadi kena getahnya karena kelakuan mereka.

Tak ingin berlarut-larut, PBNU langsung melakukan tabayyun dengan lima anggotanya. Usai bertabayyun, Gus Yahya menggelar konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (16/7/2024). Ikut menemani Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf.

"Ala kulli hal, apapun yang terjadi, saya sebagai Ketua Umum PBNU, saya mohon maaf atas kesalahan yang diperbuat oleh teman-teman NU ini. Saya juga memohon maaf untuk mereka kepada masyarakat luas, mudah-mudahan bersedia memaafkan dan mudah-mudahan tidak berulang kembali," ujar Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan, berdasarkan hasil tabayyunnya, agenda ke lima anak buahnya adalah sekadar melakukan pertemuan dialog dengan berbagai pihak di Israel. Tanpa ada agenda pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Pertemuan dengan Presiden Isaac, kata Gus Yahya, merupakan agenda dadakan. Tanpa diketahui ke lima anak buahnya itu.

“Ini masalah ketidaktahuan mereka soal konstelasi peta dan sebagainya. Mungkin belum karena cukup umur ya jadi hasilnya beda seperti yang harapan," tutur Gus Yahya.

Diakuinya, banyak pihak yang berupaya menyeret NU dalam agenda politik internasional. Karena itu, PBNU melakukan mitigasi dengan membuat peraturan dan meminta kader lebih berhati-hati.

Gus Yahya juga bercerita pernah berkunjung ke Israel. Namun, kunjungan tersebut atas nama pribadi. Dirinya tak pernah menyebut NU, hanya menyebut nama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai gurunya. Mengingat, Gus Dur pun pernah berkunjung ke Israel. Namun, saat itu Gus Dur melakukan konsolidasi terlebih dulu kepada para kiai mengenai masalah dan solusi yang ditawarkan.

"Sehingga kemudian kiai-kiai itu merestui keberangkatan beliau. Sesudah beliau kembali, beliau bicara kepada kiai-kiai, ini yang mungkin jarang diketahui oleh masyarakat luar," ungkapnya.

Lalu, bagaimana soal sanksi? Gus Yahya mengatakan, akan menyerahkan kepada tiap-tiap ketua yang menaungi ke lima kader tersebut. Mereka sudah melanggar. Ini akan dilakukan proses, termasuk Unusia yang akan melakukan sidang etik untuk itu, begitu juga Pagar Nusa dan Fatayat NU," tegas Gus Yahya.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga kembali menyerukan untuk penghentian segera kekerasan dan dilakukannya gencatan senjata di Gaza, Palestina. PBNU telah menyiapkan langkah-langkah nyata dan strategis untuk membantu rakyat Palestina hingga mencapai solusi yang ada.

Presiden Jokowi ikut mengomentari soal kunjungan lima anggota NU ke Israel. Jokowi tidak ingin mencampuri urusan NU yang mewadahi ke lima orang tersebut. Namun, dia menegaskan, sikap Indonesia terhadap Palestina dan Israel tidak berubah.

“Sikap pemerintah jelas sesuai pembukaan UUD 1945. Jelas sekali. Dan Indonesia akan ikut ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," ujarnya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/7/2024).

Senada dikatakan Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki. Dia menegaskan, ke lima anggota NU yang bertemu Presiden Israel bukan mengatasnamakan Pemerintah Indonesia.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo