TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pemerintah Diminta Segera Investigasi Banyaknya Anak-anak Kena Gagal Ginjal & Diabetes

Oleh: Farhan
Senin, 29 Juli 2024 | 09:22 WIB
Ilustrasi gejala gagal ginjal. Foto : Ist
Ilustrasi gejala gagal ginjal. Foto : Ist

JAKARTA - Senayan mendesak Pemerintah segera melakukan investigasi penyebab tingginya penderita gagal ginjal dan diabetes pada anak-anak dan dewasa. Langkah ini perlu guna mencegah meningkatnya penyakit ini.

Anggota Komisi IX DPR I Ketut Kariyasa mengatakan, sampai sekarang tidak pernah ada laporan penyebab tingginya serangan penyakit ini terutama kepada anak-anak. Diketahui, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengonfirmasi kasus diabetes anak meningkat 70 persen sejak 2010 hingga 2023. Berdasar survei IDAI, 1 dari 5 anak usia 12-18 tahun urinenya mengandung hematuria atau proteinuria sebagai gejala awal gagal ginjal.

Ketut bilang, Pemerintah harus mengumumkan kepada publik secara resmi penyebab rentannya anak-anak terkena penyakit gagal ginjal dan dia­betes. Sehingga dengan adanya pengumuman atas hasil inves­tigasi ini, orang tua bisa lebih menyadari pentingnya mengontrol kesehatan anak-anak.

“Jangan sampai para orang tua malah salah langkah. Makanya harus dipastikan penyebabnya apa dulu penyakit ginjal dan diabetes ini,” tegasnya.

Menurut dia, publik bero­pini, penyakit gagal ginjal dan diabetes pada anak-anak ini disebabkan konsumsi makanan dan minuman berpemanis dengan kadar gula, garam dan lemak tinggi. Untuk itu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) perlu segera mengumumkan makanan dan jenis minuman apa saja yang memiliki kadar bahaya tinggi dan tidak aman dikonsumsi.

“Ini harus dirilis resmi oleh BPOM. Selama ini kan tidak ada peringatan dan sebagainya. Jangan sampai makanan dan minuman berpemanis ini malah merugikan kesehatan,” tambah politisi Fraksi PDI Perjuangan ini.

Dia bilang, penyakit gagal ginjal dan diabetes ini sudah ma­suk kategori darurat. Sehingga kebijakan yang diambil pun mesti darurat. Apalagi melihat data Badan Penyelenggara Jami­nan Sosial Kesehatan (BPJS), biaya kesehatan yang banyak di-cover adalah gagal ginjal dan diabetes, selain penyakit jantung dan Tuberclosis.

“Kalau ini tidak diatasi, uang negara untuk membiayai kesehatan masyarakat terkuras untuk penyakit gagal ginjal dan diabe­tes ini,” tambahnya.

Hal senada dilontarkan Wakil Ketua Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati. Menurutnya, Pemerintah perlu membuat kebijakan komprehensif mulai dari pro­motif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif untuk mengatasi penyakit yang banyak menyerang anak-anak ini.

“Pemerintah berkewajiban melindungi anak-anak kita dari dampak berbahaya penyakit yang kini menyerang usia muda. Jangan sampai upaya kita fokus melindungi balita dari stunting tapi kecolongan di usia atas­nya karena penyakit seperti gagal ginjal dan diabetes anak mengancam,” tegasnya.

Makanya, dia mendesak Pemerintah memperkuat edukasi tentang bahaya makanan dengan kandungan Gula, Garam, Le­mak (GGL) berlebih, terutama pada jajanan anak. Selain itu, Kurniasih mendorong agar ada pencantuman level kadar gula dalam makanan dan minuman kemasan oleh indust

Kurniasih menyebut, saat ini Komisi IX sedang dalam pembahasan Panja Pengawasan Makanan Mengandung Gula, Garam, Lemak (GGL). Prosesnya saat ini meminta masukan dari PB IDI, Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat dan para pakar lainnya.

Kandungan GGL berlebih dalam asupan makanan menjadi salah satu penyebab terbesar anak-anak terpapar penyakit seperti diabetes dan gagal ginjal akibat gaya hidup. “Ini tugas DPR bersama pemerintah meng­hasilkan regulasi untuk menga­tur kandungan GGL termasuk pada makanan atau jajan anak-anak,” terang politisi Fraksi PKS ini.

Dia berharap Pemerintah ber­tindak lebih cepat membasmi penyebab penyakit ini. “Ayo kita sama-sama pasang alarm. Jangan sampai fenomena penyakit yang penderitanya sema­kin muda ini jadi bom waktu. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Insyaallah demi generasi mendatang kita bisa,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo